Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menunggu Hujan

24 Maret 2017   08:50 Diperbarui: 24 Maret 2017   08:56 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ( sumber : 8Track.com)

Arini tetap tak berputus asa. Ia teruss berkeliling, mendekati seorang lelaki setengah baya didalam sedan. Arini berdiri disamping pintu mobil. Menawarkan payungnya, lelaki itu terseyum kecil lalu memberi isyarat penolakan. Arini tak patah arang, ia bergerak mendekati seorang wanita tua yang berdiri diujung pelataran parkir, lagi lagi Arini ditolak.

Arini berlari kecil mendekati seorang lelaki yang akan segera melompat ke arah jalan, lagi lagi lelaki itu menolak . tapi ia mengeluarkan selembar uang ke arah Arini.

Arini mundur satu langkah, ia menolak menerima uang. Wajahnya sedikit tegang. “ambillah, ini  untuk adik “ laki laki muda kembali mengangsurkan uangnya. Arini tetap menolak.

“Maaf kak, saya hanya menawarkan payung. “ tolah Arini dengan suara datar

“Tapi saya ikhlas, ambillah “ ulangi laki laki itu

“Tidak kak, kalau kakak mau pakai payung saya , baru saya terima uang kakak”

“Baiklah, sini ...”

Arini menyerahkan payung hitamnya . Lalu berjalan mengikuti laki laki muda itu menuju sebuah sedan yang terparkir di ujung stasiun sudimara. Jaraknya tak sampai 30 meter. Pintu sedan terbuka, Laki laki muda itu meyerahkan kembali payung Arini lalu merogoh kantongnya, selembar uang seratus ribu diberikan kepada Arini,

Arini sejenak tertegun, kaget menerima uang sebesar itu, memikirkan uang kembalian. Tak ada uang sepeserpun  di kantongnya.

“Uang kecil saja kak , saya tak punya kembalian “

Lai laki muda itu terseyum “ Ambil semuanya, ini jasa payung yang saya bayar, bukan uang kasihan lho.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun