Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Buku untuk Indonesia: Sebuah Lengan untuk Membangun Budaya Baca

18 Maret 2017   07:53 Diperbarui: 18 Maret 2017   18:00 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaos kebaikan sebagai rasa terima kasih BCA kepada para donatur
Kaos kebaikan sebagai rasa terima kasih BCA kepada para donatur
Buku, Minat Baca dan Budaya Literasi

Acara Kafe BCA dimulai menjelang pukul sepuluh, di moderatori Yuswohadi. Pria yang menjadi ikon Kafe BCA. Karena selalu setia menjadi moderator di setiap acara Kafe BCA. Yuswohadi memulai dengan sebuah slide yang berisi kutipan Oprah Winfrey.  Bercerita singkat tentang Oprah yang lahir dari keluarga miskin di Missippi lalu menjadi sukses dan terkenal karena kecintaannya terhadap buku.

Yuswohadi , memiliki lima narasumber yang dimintanya untuk berbicara . Narasumber pertama. Syarif Bando yang ditanyakan tentang  rendahnya minat baca masyarakat Indonesia yang menempati urutan 60 dari 61 negara yang di survey oleh Central Connecticut  State University dalam sebuah studi “Most Littered Nation in the World” pada tahun 2016.

Syarif bando , tak menampik rendahnya minat baca namun pria yang menjabat sebagai kepala perpustakaan nasional  sejak juni 2016 ini lebih menyoroti  penyebab dari rendahnya minat baca. Menurut Syarif  Bando, masalah utamanya adalah kurangnya  bahan bacaan.  Satu buah buku bisa diantri lebih dari 52 orang.

Penerbitan buku di Indonesia dinilai terlalu rendah, kurangnya minat akademisi yang mau menulis buku. Yang terjadi buku yang ada ditulis bukan oleh para akademisi yang memahami bidang keilmuan.  Indeks budaya baca masyarakat Indoensia menurut Syarif Bando ternyata cukup tinggi bila melihat antrian pembaca di perpustakaan.

Sayangnya, 76 persen perpustakaan yang berkualitas bagus berada di pulau jawa. Sedangkan sisanya 24 persen tersebar di luar Jawa dengan keadaan yang memprihatinkan. Tentu, jumlah ini sangat timpang. Menurut Syarif Bando. Perpustakaan saat ini sudah merubah polanya. Bukan pembaca mencari perpustakaan tapi sebaliknya perpustakaan yang datang mencari pembaca.

kafe1-58cc800a519373b034f9bc0f.jpg
kafe1-58cc800a519373b034f9bc0f.jpg
Selain itu perpustakaan menjadi  pusat pengembangan nilai budaya manusia tak melulu menjadi  pusat membaca  atau pusat mencari informasi saja.  Perpustakaan harus menjadi jembatan bagi masyarakat untuk memperoleh pemahaman tentang nilai nilai luhur.

Menurut Syarif Bando, kehadiran digital dimana pengguna internet di Indonesia telah menembus angka 130 juta pengguna, Sayangnya hanya 2,5 persen pengguna internet yang benar benar mencari informasi pengetahuan. Selebihnya , 40 persen lebih sibuk bermain game .

Pemaparan narasumber kedua yang disampaikan  Tjut Rifameutia Umar Ali, dekan fakultas psikologi UI ini menyampaikan solusi untuk menaikkan minat baca. Pola pendidikan 6 tahun pertama yang biasa disebut golden age.

Pada masa keemasan ini, peran orang tua untuk menumbuhkan minat baca pada anak sangat dibutuhkan. Orang tua harus memiliki pola asuh yang mendekatkan anak dengan dunia membaca, memberikan contoh , perlihatkan pada anak bahwa orang tua sangat gemar membaca, ajak anak ke perpustakaan, belikan anak buku yang sesuai usianya, dan biasakan kembali orang tua mendongeng.

Menurut  Tjut Meutia  ,  Minat baca akan terkait langsung dengan konten apa yang dibaca. Buku untuk anak anak harus lebih banyak gambar dibanding tulisan, hal ini terkait penumbuhan imajinasi, yang kelak akan menjadi sumber daya kreatifitas anak ketika beranjak dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun