Sejarah industri hulu migas yang manis pada tahun 1970 hingga 1990 , dimana sektor migas menempati urutan pertama mengisi pundi APBN. Sektor Hulu Migas menjadi backbone dalam keuangan negara. Pembangunan nasional saat itu dibiayai dari uang hasil sektor hulu migas.
Walau tak bisa mengulangi lagi masa keemasan era tahun 1970 hingga 1980, paling tidak sektor hulu migas bisa menaikkan pendapatan negara . Memang tidak mudah , ladang migas yang ada tidaklah sebesar era masalalu. Maka diperlukan ladang baru, wilayah kerja baru yang memiliki cadangan migas yang besar.
Masih ada cadangan minyak yang besar, terutama di lautan lepas di wilayah Indonesia timur. Sebagian berada di laut lepas  Natuna, ujung utara kalimantan atau di wilayah laut pulau Sulawesi. Diperkirakan Indonesia masih memilki cadangan migas  potensial yang siap dieksplorasi dan di eksploitasi .
Hanya saja ladang minyak yang ada perlu teknologi tinggi dan dana investasi yang besar. Hal ini tantangan dan hanya bisa dilaksanakan dengan semangat perubahan. Dalam rangka revolusi mental dalam menyelaraskan dengan semangat Nawa Cita.
SKK Migas bersama stake holder di bidang energi lainnya  adalah garda terdepan untuk mewujudkan peningkatan produksi migas nasional, melalui kerja keras dan kerja nyata. Harapan itu masih ada, ayo kerja , ayo berubah. Demi Indonesia sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H