Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika 5 Komunitas Berjumpa Langsung dengan Dirut PT KAI Commuterline Jabodetabek

9 Agustus 2016   05:20 Diperbarui: 9 Agustus 2016   18:15 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Direktur KAI Commuterline Jabodetabek, Muhammad Nurul Fadhila sedang memberikan hadiah kepada para pemenang (dok : pri)

Minggu (7/8) ada yang lain di Hall A Pusat Belanja Mangga Dua Square. Lima komunitas pengguna Commuterline (CL) berkumpul dalam ajang berkomunikasi dengan pihak penyelenggara transportasi berbasis rel di Jabodetabek. Mengambil momen halal bilhalal tak kurang 100 orang berkumpul siang itu.

Lima komunitas ini memang pengguna aktif Commuterline dalam aktivitas hariannya, hadir Komunitas Jalur Serpong Parungpanjang Maja, Jalur Depok Bogor, Jalur Bekasi , CLICK dan TDB (Tau Dari Blogger). Dua komunitas terakhir adalah kumpulan blogger yang merupakan pemerhati masalah transportasi publik di Jabodetabek.

Acara yang dikemas pada Minggu kemarin merupakan gagasan dari para komunitas yang punya kepedulian tinggi untuk memberikan masukan positif kepada pihak Commuterline. Sebagai transportasi urban, perkembangan Commuterline memang luar biasa.

Dalam tiga tahun terakhir angka pengguna melonjak 105%. Bila pada tahun 2013 , tercatat 431.886 orang pengguna Commuterline maka pada tahun 2016 tercatat sudah menyentuh angka 885.642 orang. Diperkirakan angka ini akan menembus satu juta pengguna pada tahun depan. Karena akan ada penambahan pelayanan tahun depan. Dari Bekasi hingga Cikarang, lalu dari Maja hingga Rangkasbitung.

Penambahan dua jalur ini diperkirakan akan menambah jumlah pengguna Commuterline. Walau pada tahun 2016 tak ada penambahan jumlah perjalanan kereta. Pihak Commuterline hanya menambah jumlah rangkaian kereta yang biasa dikenal Stan Formasi (SF). Bila dulu SF hanya berjumlah 8 rangkaian kereta maka saat ini rangkaian sudah ditambah menjadi SF 10 dan SF 12.

Saat ini Commuterline mengoperasikan 18 kereta SF 12, 34 kereta SF 10 dan 22 kereta SF 8. Dengan melayani 6 rute regular, Commuterline terus melakukan peningkatan layanan ditengah pertumbuhan pengguna yang terus meningkat tajam. Memang pada peak hour saat jam berangkat dan pulang kerja, penumpukan penumpang di stasiun dan padatnya penumpang dalam rangkaian terjadi dalam jumlah yang kadang melewati tingkat kenyamanan.

Hal ini memang diakui menjadi masalah yang harus dicarikan solusi. Belum lagi terjadinya keterlambatan perjalanan kereta karena antrean yang tinggi maupun hal teknis lainnya seperti gangguan sinyal. Keluhan yang paling mencuat adalah antrean masuk Stasiun Manggarai yang cukup mengganggu. Tertahannya kereta yang kadang bisa mencapai 10 hingga 20 menit membuat waktu perjalanan kereta menjadi molor.

Empat Isu yang Dibahas pada Temu Komunitas
Acara komunitas pengguna Commuterline ini menjadi agenda rutin. Pada awal tahun pihak Commuterline juga mengundang komunitas untuk melihat langsung Depo Depok yang merupakan depo kereta terbesar di Asia Tenggara. Depo Depok selain menjadi pusat bengkel dan perawatan kereta juga berfungsi sebagai lahan parkir kereta, termasuk juga menjadi kuburan kereta yang sudah purna tugas.

Selain itu pihak Commuterline juga menyediakan akses informasi baik bagi komunitas maupun pengguna langsung. Hal ini mengisyaratkan hal yang positif dimana penyelenggara mau menerima masukan, kritik bahkan komplain.

Maka hal yang paling seru pada pertemuan komunitas minggu kemarin adalah 4 isu yang dikeluhkan para pengguna Commuterline. Hadir Direktur Commuterline Jabodetabek, Muhammad Nurul Fadhila didampingi pihak Humas Komunikasi dan juga para kepala stasiun. Kehadiran para petinggi Commuterline menjadi bukti keseriusan pihak penyelenggara untuk menjalin sinergitas yang baik antara penyelenggara dan pengguna Commuterline.

Iklim yang baik ini menjadi sebuah muara keterbukaan informasi. Adapun 4 isu yang dibahas adalah:

  • Antrean di stasiun Manggarai yang membuat perjalanan kereta tertahan cukup lama,
  • Bangku sandar di stasiun yang mirip jemuran,
  • Toilet yang kadang tidak bersih dan musholla yang overload ketika sholat Maghrib,
  • Tersusulnya Commuterline oleh kereta Rangkasjaya di jalur Serpong.

Muhammad Nur Fadila rupanya cukup piawai untuk menjawab isu. Dengan mengimingi hadiah gelang KMT, isu yang ditanyakan komunitas malah menjadi bahan kuis. Sehingga komunitas malah berlomba maju kedepan untuk menjawab isu yang ditanyakan sendiri. Jenius apa yang dilakukan Direktur Commuterline.

Uniknya, para anggota komunitas ternyata bisa menjawab dengan lancar apa yang terjadi. Misalnya, kenapa antrean Stasiun Manggarai begitu luar biasa. Seorang anggota komunitas menjawab permasalahan mengenai pembagian lintasan sebidang yang membuat perjalanan kereta harus antre. Stasiun Manggarai memang menjadi titik potong dari tiga jalur, Jalur Jakarta Kota- Bogor, jalur Duri-Bogor, Jalur Manggarai-Bekasi termasuk jalur kereta luar kota yang mengarah ke Jawa Tengah dan timur.

Empat isu ini malah sudah terjawab sendiri oleh anggota komunitas. Direktur Commuterline hanya melengkapi jawaban dengan penjelasan yang lebih dalam dan pastinya lebih aktual. Isu perlintasan Manggarai menjadi pokok penjelasan. Selama perlintasan Manggarai tidak dibangun maka permasalahan tidak akan terurai. Maka, tekad pemerintah untuk meningkatkan pelayanan transportasi adalah membangun Stasiun Manggarai dengan lintasan tiga tingkat.

Artinya, setiap lintasan tidak akan saling bertemu lagi. Dengan membangun lintasan secara bertingkat maka setiap jalur akan langsung masuk ke jalurnya sendiri dan tak perlu saling menunggu. Dengan cara ini kereta tak perlu menunggu wesel Inggris merubah jalur kereta. Sehingga tingkat keamanan juga jauh lebih terjamin. Traffic kereta yang tinggi akan mudah dikelola, termasuk antrian penumpang yang menumpuk.

Sebagai contoh jalur Duri-Bogor ditempatkan di lantai dasar, lalu jalur Jakarta Kota-Bogor akan ditempatkan di lantai satu, sedangkan Jalur Manggarai-Bekasi akan ditempatkan di lantai dua. Dengan begitu penumpang pun akan terbagi dalam lantai berbeda dan tidak menumpuk dalam satu peron.

Namun hal ini baru akan terwujud bila pembangunan Stasiun Manggarai selesai. Saat ini pembangunan terus dikejar. Butuh waktu untuk membangun sebuah stasiun dengan sistem modern. Apalagi dibangun dengan lintasan bertingkat yang mungkin baru pertama kali di Indonesia. Dalam dua tahun ini memang akan terjadi crowded yang cukup mengganggu. Solusi yang ditawarkan adalah membuka jalur feeder Transjakarta di Stasiun Tebet, Manggarai, Palmerah. Dengan adanya feeder Transjakarta, maka pengguna Commuterline bisa berpindah moda transportasi menghindari stagnasi di Stasiun Manggarai .

Muhammad Nurul Fadhila juga menjelaskan pengembangan stasiun Tanah Abang yang sedang dibangun Jembatan Penyeberang Orang (JPO) yang dilengkapi enam eskalator agar mobilitas pengguna bisa terurai . Bila JPO selesai maka penumpukan penumpang akan bisa teratasi. Ditambah akan beroperasi pula feeder Transjakarta sebagai pengumpan penggerakan pengguna transportasi.

Bila semuanya terwujud maka dua tahun ke depan kenyamanan transportasi urban akan jauh lebih baik dan nyaman. Termasuk akan ditambahnya jumlah perjalanan kereta dan jumlah rangkaian. Kenaikan jumlah penumpang memang berita baik, namun juga menjadi PR serius bagi penyelenggara untuk mengelolanya.

Komunitas Menjadi Garda Terdepan dalam Membantu Akses Komunikasi Publik
Kehadiran dan keberadaan komunitas pengguna Commuterline merupakan hal yang konstruktif dalam membantu penyebaran informasi publik yang perlu diketahui masyarakat luas. Adanya keterbukaan dan saling berkomunikasi dua arah menjadi pembuka sekat informasi.

Komunitas bisa membuka informasi penting yang ditemukan di lapangan sebagai dasar perbaikan layanan. Bahkan sebagai landasan dalam mengambil kebijakan strategis yang penting. Dengan adanya komunitas diharapkan pula informasi yang didapat juga di share baik melalui media sosial ataupun blog pribadi. Sehingga kerja bidang humas dan komunikasi menjadi lebih ringan dengan adanya komunitas.

Iklim komunikasi yang baik antara penyelenggara dengan komunitas harus terus dijaga dan dikembangkan. Karena, banyak hal penting yang bisa digali oleh penyelenggara untuk meningkatkan layanan transportasi urban.

Kekurangan dan kelemahan layanan bisa diungkap lebih cepat dan efisien. Lalu dilakukan adjusment dan improvement dalam skala yang bisa dilakukan sesegera mungkin. Seperti layanan lost and fund, ruang menyusui, ruang kesehatan yang sudah ada hampir di setiap stasiun.

Komunitas juga bisa membuat slogan: Ayo gunakan mesin vending. Atau memberikan tips cepat menggunakan mesin vending di blog pribadi masing masing. Atau gunakan KMT, kurangi penggunaan Kartu Harian Berjamin, sehingga kerja petugas loket untuk mengembalikan uang jaminan bisa dihilangkan.

Termasuk, berikan tempat duduk prioritas kepada yang berhak. Atau biasakan menggunakan minyak wangi atau deodoran ketika hendak naik kereta. Komunitas juga bisa menginsisiasi penyediaan perangkat ibadah sholat di musholla stasiun. Bahkan bila perlu menyediakan sandal dan mukena yang layak di musholla stasiun.

Atau apa saja yang bisa dilakukan para anggota komunitas. Karena sesungguhnya Commuterline adalah milik publik, milik masyarakat. Maka cintai Commuterline seperti kendaraan pribadi. Jangan merusak fasilitas atau mengotori area stasiun. Karena mencintai itu harus menjaga. Ya, menjaga hati setiap pengguna yang lain. Jangan ada ‘luka’ di antara pengguna kereta. Terutama ketika masuk dan keluar rangkaian kereta, mbok ya jangan dorong dan emosi segala. Sabar...sabar ...lho itu kok matanya si mas malah melotot ....tahan emosi mas.

“Mas saya mah sabar...cuma jempol saya nih jangan diinjak....cantengan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun