Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pistol Air

5 Agustus 2016   03:41 Diperbarui: 5 Agustus 2016   04:18 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki muda itu masuk kedalam rumah . Seperti seorang pencuri yang tak ingin diketahui kehadirannya . Lelaki muda itu berjalan cepat memasuki pintu samping dari arah garasi mobil yang terbuka. Begitu sampai didalam rumah, ia berjalan hati hati mendekati kamar lalu membukanya sedikit . Hanya serupa celah untuk mengintip . Dilihatnya seorang lelaki tua yang tertidur diranjang besi dengan tangan kiri terikat dan mulut tersumpal kain.

Lalu dengan hati hati ditutupnya kembali. Lelaki muda itu lalu menuju dapur menemui seorang wanita muda yang telah menunggunya. Keduanya berbincang serius. Dengan bahasa yang sangat dijaga . Seolah olah dinding bisa mendengar pembicaraan keduanya.

Setelah itu keduanya berpisah. Lelaki muda itu naik kelantai dua sedang wanita muda itu kembali kedalam kamar lelaki tua itu.

Dilantai dua, lelaki muda itu membuka brankas didalam sebuah kamar. Perlahan dengan wajah tegang diputar kode kode pembuka yang berusaha ia ingat. Satu kali , pintu brangkas tak terbuka. Dua kali tetap tak terbuka. Lelaki muda itu berhenti sejenak. Lalu menarik nafas dalam dalam. Mengingat kembali. Diam sejenak. Bila tiga kali dalam memasukan kode salah maka kesempatannya membuka brankas akan hilang.

Dengan tangan sedikit gemetar lelaki muda itu memutar kode kearah kanan lalu kearah kiri kearah kiri kembali lalu kembali kearah kanan sebanyak dua kali. Hingga terdengar kunci brangkas berbunyi tanda brangkas berhasil dibuka dengan sempurna.

Kini senyum kemenangan tergambar diwajah lelaki muda itu. Tangan lelaki muda itu mengepal. Dengan teriakan kegembiraan ia menumpahkan keberhasilannya. Ditariknya pintu brankas itu dengan cepat.

Dengan wajah tercengang . Lelaki muda itu menatap nanar. Kegembiraannya surut dengan cepat lalu wajah lelaki muda itu berubah merah. Amarahnya menanjak cepat. Ditendangnya pintu brankas dengan keras hingga berdebam keras.

Dengan amarah yang memuncak. Lelaki muda itu berlari kearah lantai bawah lalu menerjang pintu kamar lelaki tua dengan tenaga penuh. Begitu memasuki kamar dilihatnya wanita muda itu terikat diatas ranjang dengan mulut terikat kain. Dengan wajah meronta ronta minta dibukakan,

Lelaki muda itu lalu mendekati wanita muda dan dengan cepat membuka kain penutup dan ikatan tangannya di ranjang besi. Keduanya lalu terlibat percakapan penuh emosi. Saling membantah saling menyerang . Lalu keduanya meninggalkan kamar dan menuju lantai atas untuk memastikan brankas tidak memiliki apa yang mereka cari.

Tak berapa lama. Lelaki tua itu muncul dari lantai bawah dengan teriakannya yang memaki maki. Mengumpat kotor sambil membawa pistol air dengan gaya jagoan. Lelaki tua itu berteriak agar wanita dan lelaki muda itu turun untuk menyerahkan diri.

Mendengar perintah lelaki tua itu keduanya turun dengan wajah ketakutan. Keduanya lalu bersimpuh meminta pengampunan. Sementara pistol air lelaki tua itu menerjang dengan cepat. Air muncrat membasahi wajah dan pakaian lelaki dan wanita muda itu .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun