Tentu usaha ini tidak dapat dilakukan dalam jangka pendek. Perlu usaha konsisten dalam jangka panjang yang terarah dengan kerja lintas sektoral, baik dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah provinsi, Kabupaten/Kota hingga para pengusaha peternakan, Asosiasi Peternak Sapi dan Kerbau dan Gabungan Pelaku Usaha Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo).
Saat ini konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia mencapai rata rata 2,61 Kg/Perkapita/Tahun. Maka kebutuhan daging sapi secara nasional mencapai angka 674.690 ton. Sedang kemampuan dalam negeri (sapi lokal) hanya mencapai 441.761 Ton berarti ada kekurangan pasokan sebesar 232.929 Ton. Jumlah ini tentu harus dipenuhi oleh impor sebesar 232.929 ton atau setara dengan sapi hidup (bakalan) sebanyak 600.000 ekor dan daging sapi beku sebesar 112.953 ton (sumber: detikFinance(22/02/2016).
Memang sebaiknya pemenuhan jumlah persedian daging sapi dalam bentuk daging beku, ketersedian dalam bentuk karkas menurut Pak Thomas Lembong lebih menguntungkan karena daging beku jauh lebih sehat, higienis dan lebih murah. Langkah yang dilakukan pemerintah pada saat momen menjelang Lebaran adalah melakukan operasi pasar di sejumlah titik strategis, mulai di pasar tradisional, pasar murah, hingga toko toko yang ditunjuk sebagai pelaksana.
Jangan Salah Sangka dengan Daging Beku
Ada satu hal yang masih salah dalam pemahaman daging beku. Ada anggapan bahwa daging beku memiliki kualitas yang tidak sebaik daging sapi segar yang baru saja dipotong. Daging sapi beku sejatinya punya kualitas yang sama dengan daging segar yang baru saja dipotong.
Di negara-negara maju, daging diolah secara cepat dan mekanis. Rumah pemotongan hewan di negara maju menggunakan mesin canggih yang dapat bekerja cepat sehingga mampu melakukan pengolahan daging sapi dalam jumlah sangat besar. Dari segala teknis dilakukan dengan tingkat higienis yang tinggi, termasuk dari segi kehalalan. Label halal yang diberikan pada daging dilakukan dalam pengawasan ketat karena negara penghasil daging seperti Australia, Selandia Baru melakukan ekspor ke negara negara berpenduduk muslim seperti di Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Brunai Darussalam.
Daging beku bahkan lebih hiegienis karena proses pendinginan dilakukan pada titik pematian sejumlah bakteri atau mikroba yang merugikan. Walau tentu harus melalui proses pemasakan yang sesuai untuk mematikan bakteri atau virus yang merugikan lainnya. Selain itu, proses pembekuan daging, maka pemisahan daging dapat dilakukan sesuai dengan harga yang ditentukan. Baik Primary Cut atau Secondary Cut. Bagian bagian sapi sudah dapat dilakukan sejak sapi dipotong dan diolah dalam ukuran berat jual (1 kg, 500 gram).
Daging yang dibekukan dapat tahan dalam jangka waktu panjang (biasanya hingga 12 bulan) pada suhu penyimpanan -28 derajat Celcius. Memang dibutuhkan Freezer Storage yang punya pendinginan secara stabil.