Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Jangan Gagal Paham ketika Harga Daging Sapi Selangit

29 Juni 2016   05:47 Diperbarui: 29 Juni 2016   09:16 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasiana Nangkring bersama Mentri Perdagangan, Thomas Lembong. Acara ini dipandu Liviana Cherlisa (sumber : Rushan Novaly)

Sumber : Kemendag
Sumber : Kemendag
Bila melihat lima jenis bagian daging ini, ada bagian daging yang bisa dipasarkan dengan harga yang terjangkau sesuai dengan kebutuhan masakan yang akan disajikan dan kebutuhan pangsa pasar yang cocok.

Primary Cut dipasarkan untuk kalangan menengah atas dan kebutuhan usaha premium, sedang Secondary Cut bisa digunakan untuk kebutuhan rumahan kelas menengah bawah. Selain itu, jenis daging ini bisa dikonsumsi oleh banyak kalangan.

Jenis daging inilah yang diharapkan pemerintah bisa dikonsumsi masyarakat luas dengan kisaran harga Rp80 ribu hingga Rp90 ribu. Daging sapi merupakan sumber protein hewani dengan rantai asam amino yang lengkap untuk membangun pertumbuhan sel-sel tubuh manusia.

Daging sapi dibutuhkan bagi pertumbuhan anak usia pertumbuhan, remaja, hingga orang dewasa walau memiliki angka kolesterol yang cukup tinggi bila dikonsumsi berlebihan. Jenis lemak yang terkandung pada daging sapi juga jenis lemak jenuh yang bisa mengganggu aliran pembuluh darah bila tidak bijak dalam mengonsumsinya.

Pada acara Nangkring, Pak Thomas Lembong juga mengungkapkan perlunya sinergitas antara semua lini, menghilangkan ego sektoral yang terjadi antara pemegang kebijakan baik di pusat maupun daerah. Selain itu, Pak Thomas Lembong menguraikan masalah tidak efisiensi pada rantai supply bisnis daging yang ada di Indonesia. Sebagai contoh, jauhnya rumah potong hewan (RPH) dengan pasar sehingga harga yang terjadi menjadi tinggi ketika sampai ke konsumen. Untuk masalah ini, perlu dibangun RPH yang dibangun di posisi posisi yang strategis. Karena daging sapi adalah bagian dari mahluk hidup yang perlu dibuat rekayasa engenering. Perlu supply chain management yang handal.

Ketersedian daging sapi adalah bagian dari keamanan pangan (food security). Maka tercapainya swasembada daging sapi untuk kebutuhan nasional merupakan sebuah target yang harus dicapai pemerintah dalam ketahanan pangan nasional. Pemerintah perlu membuat regional dalam pemenuhan stok daging, seperti regional Jawa, regional Sumatra, regional Kalimantan, regional Sulawesi hingga regional Indonesia Timur. Dengan membuat regional, diharapkan efisiensi supply distribusi ini bisa menurunkan harga pada tingkat yang wajar. Tiap regional memiliki RPH yang memadai sehingga distribusi daging tak memerlukan biaya transportasi yang mahal.

Pemerintah juga harus memiliki data yang sama (akurat) dan dapat mengontrol jumlah stok sapi siap potong, jumlah karkas hingga jumlah daging beku secara transparan untuk menghindari mafia yang mencari keuntungan sepihak.

Jangan terjadi perbedaan penilaian jumlah kebutuhan daging secara perkapita per tahun. Hal ini tentu bisa merugikan dan membuat harga pasar menjadi tidak jelas. Karena penilaian stok persedian akan memacu angka psikologis para pedagang. Berapa kebutuhan, berapa ketersedian dan berapa nilai konsumsi nasional harus dapat dipetakan dengan jelas dan akurat.

Strategi Pemerintah Dalam Pengontrolan Harga Daging Sapi

Kenaikan harga daging sapi setiap momen Ramadhan menjelang Lebaran memang seperti kebiasaan yang berulang ulang setiap tahun. Bila selama ini konsumen hanya pasrah saja ketika harga daging melambung, pemerintah melihat kenaikan harga daging sapi suatu hal yang harus dibenahi dan tidak boleh terus berulang.

Kebutuhan nasional yang tidak mencukupi sehingga keran impor sapi dari Australia harus dibuka sebagai salah satu cara darurat yang harus ditempuh. Hal ini memang pahit, karena tidak mencukupinya kebutuhan daging sapi. Tapi, pelajaran yang harus diambil kedepan adalah bangsa ini harus mampu menyiapkan kebutuhan daging sapi secara mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun