Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mau Menolong, Ayo Gotong Royong melalui BPJS Kesehatan Demi Indonesia Sehat

9 Juni 2016   07:59 Diperbarui: 4 April 2017   18:12 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pencanangan Giant Pin bersama menteri PMK (sumber : www.bpjs-kesehatan.go.id) )

Beberapa kali dilarikan kerumah sakit karena penyakit Diabetesnya terus menyerang organ vital lainnya.  Hingga terjadi gagal ginjal. Sehingga fungsi ginjal yang menyaring darah didalam tubuh tak lagi bisa bekerja. Artinya, aliran darah tak lagi bisa dibersihkan organ ginjal.

Sang istripun diwajibkan untuk cuci darah setiap satu pekan sekali dirumah sakit yang ditunjuk. Biayanya ketika itu menurut cerita Eko , mencapai angka Rp 1,2 Juta sekali cuci darah. Berarti bila sebulan,  Rp 1,2 Juta dikali empat maka uang yang harus dikeluarkan mencapai angka Rp 4,8 juta. Sebuah angka yang sangat besar mengingat uang gaji yang diterima  Eko hanya sekitar Rp 3,8 juta. Jadi ada minus Rp 1 Juta.

Kalau dihitung , tentu biaya kesehatan sang istri sangatlah besar. Beruntung program BPJS Kesehatan meng-cover biaya cuci darah sang istri. Eko tak harus mengeluarkan biaya sebesar itu. Eko masih bisa mengobati sang istri sekaligus masih bisa membiayai sekolah dua anaknya.

Tentu, biaya yang harus dibayarkan BPJS Kesehatan berasal dari premi yang dibayarkan peserta lainnya. Jadi uang hasil gotong royong itulah yang bisa membantu orang orang yang sakit parah dan membutuhkan biaya besar. Kita yang ikut dalam program JKN telah membantu  istri Eko . Dan juga orang orang lain yang juga membutuhkan biaya kesehatan yang mahal dan kadang tak mungkin terbayar oleh sikeluarga pasien.

Bisa dibayangkan pula, bila Eko tak ikut program BPJS. Atau perusahaannya mangkir tak mengikut sertakan karyawannya pada program BPJS Kesehatan.  Perusahaan swasta tentu ikut pula membayar sebagian premi BPJS  karyawan yang dimilikinya. Persentasenya  biaya yang dikenakan 5% (lima persen) dari gaji atau upah yang diterima. 4% (empat persen) dibayar pihak pemberi kerja sedang sisanya 1% dibayar pekerja.

Dengan begitu, pihak pemberi kerja juga sudah ikut bergotong royong. Keuntungannya, si pemberi kerja ( Perusahan Swasta, BUMN, BUMD) sudah ikut membantu meringankan biaya kesehatan para pekerja dan keluarganya.

Presiden Jokowi , Mentri Puan Maharani membagikan KIS kepada buruh kebun di Deli Serdang, Sumatra Utara ( sumber : www.bpjs-kesehatan.go.id)
Presiden Jokowi , Mentri Puan Maharani membagikan KIS kepada buruh kebun di Deli Serdang, Sumatra Utara ( sumber : www.bpjs-kesehatan.go.id)
Cerita Ayah yang Terkena Kanker Prostat

Jujur saja, saya agak gemetar menuliskan kisah ini. Sebuah kisah yang saya alami sendiri. Mendampingi ayah hingga wafat pada 7 April 2014. Dua hari menjelang hari pencoblosan pemilu nasional seingat saya.

Ayah saya telah ditinggal wafat ibu saya . Hidup sendirian memang beban berat untuk ayah. Kesehatannya menurun terus. Komplikasi penyakitnya memang mendera hidupnya. Mulai dari penyakit jantung, hernia, pelemahan otot kaki dan tangan hingga didiagnosa terkena kanker prostat.

Saya dan adik harus bergantian mengantarnya  berobat. Bolak balik masuk rumah sakit. Ayah saya adalah pensiunan guru SD di DKI Jakarta. Seorang PNS golongan IV.

Tentu saya agak ringan dalam biaya kesehatan ayah. Kartu Askesnya memang telah berubah menjadi kartu BPJS Kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun