Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan-jalan di Bendung Ranca Sumur, Cocok Dijadikan Sentra Budidaya Ikan Air Tawar dan Wisata Air

6 Juni 2016   16:41 Diperbarui: 6 Juni 2016   17:33 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu Bendung Kokoh Terbuat dari Besi Baja (sumber : Rushan)

Diawali dari salah memilih jalan pulang dari arah Rangkasbitung ,saya malah menemukan sebuah pemandangan yang cukup menakjubkan. Sebuah Bendung.  Dibawahnya mengalir sungai yang cukup besar. Namanya sungai Cidurian. Kalau diartikan Ci berarti Sungai dan Durian ya berarti buah durian. Kalau disatukan maka akan bermakna : sungai durian.  Kira kira begitu. Tapi saat itu karena sudah menjelang malam  dan mulai gelap saya tak menghentikan laju sepeda motor . Walau sangat tertarik melihat konstruksi bendung dan suara air yang begitu khas. Saya lewati saja sambil berjanji akan datang lagi untuk mengambil gambar.

Walau akhirnya baru terlaksana setelah beberapa bulan kemudian, saya sempatkan untuk mengunjungi bendung ini pada hari Minggu (5/6). Uniknya, bendung ini masih satu kecamatan dengan rumah saya. Jadi, bila dihitung cuma berjarak sekitar 5 km .

Dipagi yang cerah setelah menyiapkan senjata, kamera DSLR kelas pemula. Saya langsung berangkat menuju TKP yang berada di desa Solear. Berharap hari tetap cerah dan bersahabat. Saya mengambil jalan ke arah anak sungai Cidurian . Jalan ini masih satu jalur dengan tempat wisata hutan lindung Solear. Hutan lindung ini memiliki ratusan monyet liar yang bersahabat dengan manusia. Seperti Sangeh di Bali.

Sesampainya di lokasi, saya melihat aktifitas memancing dan menjala . Beberapa lelaki sedang asik melemparkan jala ke bawah sungai.  Bisa dibayangkan, aktifitas yang cukup berbahaya karena tinggi Bendung dengan  permukaan sungai berjarak sekitar 12 meter. Bayangkan bila si pelempar jala terpeleset dan jatuh ke bawah sungai.  Sudah jatuh terseret arus sungai yang sangat deras. Seram.

Namun saya sempatkan juga mendekat dan melihat aktifitas menjala . Satu kali lempar, dua kali lempar , tiga kali lempar tak satupun ikan yang terjala. Nihil. Hebatnya, lelaki bercelana pendek ini tak patah arang. Ia hanya berpindah tempat lalu melemparkan kembali jalanya. Hasilnya juga nihil.

Aktifitas Menjala Ikan dari atas Bendung (sumber : Rushan)
Aktifitas Menjala Ikan dari atas Bendung (sumber : Rushan)
Saya langsung tersadar, begitu beratnya menjala ikan di bendung . Tak jauh dari lelaki penjala yang kurang beruntung , saya melihat aktifitas yang sedikit aneh. Dua orang lelaki  menurunkan  perangkap ikan yang terbuat dari ayaman bambu. Bentuknya kotak berukuran 1,5 meter X 1 meter X 0,3 meter. Beratnya sekitar 15 Kg.

Melihat dua aktifitas lelaki ini saya langsung mendekat dan mulai berbincang bincang. Saya mulai menanyakan segala hal tentang  bendung . sambil menurunkan alat perangkap ikan  ,lelaki itu menjawab beberapa pertanyaan  saya .

Bendung Ranca Sumur dibangun tahun 15 ? Maksudnya tahun 1915 ? Iya, zaman Belanda. Setengah tak percaya saya dengan penjelasan lelaki yang mengaku benama Naming. Lelaki kurus ini berdiri dengan tegak sambil terus menurunkan perangkap ikan yang ia letakkan didasar bendung.

Pak Naming juga seorang RT di kampung Tangkele Pasar, Desa Solear Kecamatan Solear Tangerang. Saya memang  secara khusus mewawancarai lelaki ini  .  Pak Naming juga bercerita Bendung ini dibuat menggunakan campuran gula pasir agar merekat dengan batuan . Selain itu pak Naming menceritakan aktifitasnya menangkap ikan tawes.  Dalam sehari bila sedang beruntung pak Naming dan rekannya bisa mendapat hingga 20 Kg ikan tawes. Harga satu kilogram ikan tawes dijual seharga Rp 25 ribu. Wah lumayan juga penghasilan pak Naming pikir saya. Namun hal itu jarang terjadi, paling sering cuma dapat 4 Kg.

Perangkap Ikan yang terbuat dari Bambu, bila beruntung bisa mendapat hingga 20 Kg ikan Tawes (sumber : Rushan)
Perangkap Ikan yang terbuat dari Bambu, bila beruntung bisa mendapat hingga 20 Kg ikan Tawes (sumber : Rushan)
Kalau benar Bendung Ranca Sumur dibangun pada masa Kolonial Belanda, berarti umur Bendung ini sudah lebih dari 100 tahun. Saya sendiri belum berani memastikan apakah benar Bendung ini dibangun pada tahun 1915. (saat ini saya masih mencoba mencari informasi valid tentang kapan dibangunnya Bendung Ranca Sumur)

Bendung Ranca Sumur berada di percabangan Sungai. Satu cabang mengarah ke Utara dan satu aliran mengarah kearah timur. Aliran yang mengarah ke Timur juga mengalami percabangan kembali menjadi dua aliran besar.

Jadi ada dua bendung yang terdapat di Ranca Sumur. Dua duanya dalam ukuran yang lumayan besar. Tinggi bendung bila dihitung dari permukaan jalan hingga dasar bendung sekitar 12 meter. Di Bendung pertama ada empat pintu  yang menggunakan pintu beroda gigi dengan sistem manual. Artinya perlu tenaga ekstra untuk memutar ‘kemudi’ ke satu arah agar pintu baja bisa menutup aliran sungai.

Pintu Bendung Kokoh Terbuat dari Besi Baja (sumber : Rushan)
Pintu Bendung Kokoh Terbuat dari Besi Baja (sumber : Rushan)
Pintu pintu Bendung dibuat sangat kokoh karena tenaga air yang berasal dari sungai Cidurian berarus sangat  kuat . Suara air yang keluar dari pintu bendung terdengar cukup keras. Apalagi bila sedang hujan lebat didaerah hulu (Bogor) maka air akan naik dengan cepat .

Maka fungsi Bendung untuk mengatur debit air agar dapat dikendalikan menuju arah hilir. Banjir sering kali menerpa wilayah utara karena debit air dari hulu begitu besar dan kuat. Sedang aliran sungai di hilir tidak bisa cepat mengalirkan karena aliran sungai yang menyempit atau adanya pendangkalan (sedementasi) pada badan sungai. Hasilnya air melimpas ke sekeliling badan sungai. Banjirpun terjadi.

Potensi Bendung yang Belum Maksimal Tergali

Sungai Cidurian termasuk dalam kategori sungai B. Jumlah air yang mengalir konsiten setiap musim. Pada musin kemarau sekalipun sungai Cidurian tetap memiliki jumlah air yang cukup. Pasokan air yang berasal dari wilayah pegunungan di Bogor ini melewati banyak kecamatan , mulai dari Leuwiliang, Tenjolaya, Cigudeg, Jasinga, Tenjo , Maja (Lebak) , Kopo (serang), Solear (Tangerang) hingga terus menuju pantai utara Jawa.

Lokasi ini cocok dijadikan wisata air, menantang tapi tetap aman (sumber : Rushan)
Lokasi ini cocok dijadikan wisata air, menantang tapi tetap aman (sumber : Rushan)
Sungai Cidurian cocok digunakan sebagai bahan baku air minum (PAM) , di desa Solear ada instalasi pengelolaan air minum (IPAM) PDAM Kabupaten Tangerang. Hanya saja PDAM ini belum bisa memasok air minum ke pemukiman penduduk. Saya sendiri tak tahu kemana air hasil olahan PDAM ini didistribusikan. Mungkin didistribusikan menggunakan mobil tanki atau dengan cara lain.

Bendung Ranca Sumur  berada dalam pengawasan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air wilayah sungai Cidurian –Cisadane Provinsi Banten. Bila melihat papan yang terpampang, didekat bendung . Luas bendung mencapai 10.272 hektar dengan fungsi irigasi .

Bila melihat fungsi bendung Ranca Sumur sebagai irigasi maka seharusnya sepanjang aliran sungai Cidurian memiliki irigasi teknis atau semi teknis yang bisa mengaliri lahan persawahan disekitar aliran sungai. Maka , seharusnya pula sepanjang sungai bisa menjadi lahan persawahan beririgasi .

Sayangnya, saya tak melihat lahan persawahan beririgasi. Tapi yang saya tahu, irigasi baru ada di wilayah persawahan di utara. Di sekitar Kronjo, Mekar Baru, Kresek , Gunung Kaler hingga terus di arah Sukadiri, Pakuhaji,Mauk,  Teluk Naga hingga Kampung Melayu. Wilayah utara kabupaten Tangerang memang menjadi sentra padi yang potensial karena dialiri irigasi teknis dan semi teknis.

Saya melihat Bendung Ranca Sumur bisa dijadikan sentra budi daya ikan air tawar, bisa menggunakan sistem keramba, atau sistem tambak jaring . Selain itu , bisa juga dijadikan wisata air seperti wisata susur sungai menggunakan perahu karet. Atau arung jeram seperti yang ada di aliran sungai Ayung di Bali.

Lokasi ini cocok digunakan sebagai tempak budidaya ikan air tawar dengan sistem keramba atau tambak jaring ( sumber : Rushan)
Lokasi ini cocok digunakan sebagai tempak budidaya ikan air tawar dengan sistem keramba atau tambak jaring ( sumber : Rushan)
Pemandangannya juga lumanyan, suara arus sungai . Lanskapnya cukup  menghibur hati yang sedang galau. Hanya perlu penataan dan keamanan . Karena cukup berbahaya untuk anak anak kecil bila bermain disekitar bendung  tanpa pengawasan orang dewasa.

Satu hal yang masih mengganggu adalah jalan yang sempit, hanya muat untuk satu kendaraan (mobil) ukuran kecil. Truk dan bis tak akan bisa lewat. Sepeda motor saja harus berhati hati bila tak ingin saling bersenggolan.

Jembatan diatas Bendung hanya cukup untuk satu mobil ukuran kecil ( sumber : Rushan)
Jembatan diatas Bendung hanya cukup untuk satu mobil ukuran kecil ( sumber : Rushan)
Siapa Peduli dengan Bendung Ranca Sumur ?

Melihat lokasi dan pemandangan yang ada di bendung Ranca Sumur, seharusnya potensi yang lain bisa dikembangkan pula. Dengan luas bendung dan aliran air yang terus mengalir dengan baik. Saya yakin , Bendung Ranca Sumur bisa dikembangkan untuk lokasi budidaya dan lokasi wisata air.

Memang perlu investasi, perlu penataan, perlu pembangunan infrastruktur. Mulai dari jalan masuk yang sempit, lalu penataan kawasan sekitar Bendung, pembuatan sarana pendukung lainnya.

Hal ini bisa dilakukan sambil juga membangun kawasan wisata hutan lindung yang memiliki ratusan monyet.  Pemandangan di lokasi wisata hutan lindung juga sangat menarik. Hanya saja tidak dibangun secara profesional. Kedua wilayah ini hanya berjarak  satu kilometer.

Infrastrukturnya minim dan belum layak untuk berkembang pesat . Bila saja, pemerintah daerah mau membangun infrastruktur sekitar kawasan wisata maka ada dua tempat yang bisa dijadikan tempat wisata yang menarik.

Arus deras yang keluar dari pintu Bendung (Sumber : Rushan)
Arus deras yang keluar dari pintu Bendung (Sumber : Rushan)
Ekonomi masyarakat sekitar akan terkerek naik, pendapatan pemerintah daerah juga akan mandapatkan hasil positif. Tinggal lakukan senergitas, ajak masyarakat sekitar berperan serta, berikan pemahaman tentang membangun kawasan ekonomi, kawasan wisata yang akan membuat wilayah tersebut menjadi destinasi wisata yang menarik para pelancong lokal maupun Internasional.

Libatkan semua unsur , karena sesungguhnya pembangunan yang berhasil adalah hasil senergi semua stake holder. Baik pemerintah pusat, pemerintah daerah hingga masyarakat.

Karena sesungguhnya, pembangunan Infrastruktur  Indonesia Sentris adalah buah Nawa Cita, Impian dari Tri Sakti . Dimana pembangunan infrastruktur memanusiakan orang , meningkatkan taraf hidup dan menjadikan harga diri bangsa menjadi terhormat. Itulah esensi dari Indonesia sentris.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun