Pak Qohar ternyata sudah kehilangan kecintaannya dengan dunia hitung-menghitung yang membosankan karena harus berkungkung di depan komputer. Panggilan jiwanya lebih berat ke dunia Humas yang lebih terbuka dan memiliki pekerjaan yang jauh lebih menantang. Petualang pak Qohar dimulailah di dunia kehumasan.
Dengan latar belakang accounting, pak Qohar memang menghadapi kendala teknis pekerjaan. Namun sifat pembelajar yang kuat membuat pak Qohar terus mengejar ketertinggalannya dengan banyak menimba ilmu komunikasi dan kehumasan. Seperti pucuk dicinta, ulam pun tiba.Ketika terpilih sebagai peserta program magang di Kompasiana disambutnya dengan gegap gempita.
Dalam testimoni dan presentasinya, pak Qohar mengungkapkan bahwa menulis adalah hal yang baru. Bahkan gadget bukanlah perangkat yang akrab ia gunakan.
Maka, tercetuslah cerita unik dari pak Qohar tentang sang Istri yang diam-diam mengecek seluruh isi smartphone miliknya menggunakan aplikasi Macbook. Rupanya sang istri curiga melihat pak Qohar tiba-tiba sibuk dengan smartphonenya. Jangan jangan....nah lho ?
Padahal ketika pak Qohar sibuk dengan smartphone, ia sedang mempelajari kembali pelajaran menulis yang baru saja diterimanya dari Kompasiana. Termasuk bagaimana menggunakan kamera smartphone untuk membuat konten video yang menarik.
Pak Qohar sukses membuat tiga artikel di Kompasiana dan satu tayangan video. Judul tulisannya : “Ada Apa di Pasar Palmerah”, “Listrik Token Cara PLN Disiplinkan Pelanggan untuk Penggunaan Listrik Lebih Teratur” dan “Menikmati Sensasi Grand Canyon di Green canyon”.
Dalam presentasinya Pak Qohar menjelaskan dengan cukup runtut, apa kendala dan apa pengalaman yang baru saja didapatnya selama ikut magang di Kompasiana. Termasuk pengalamannya ketika harus berburu materi menulis dan materi pembuatan video di sekitaran gedung Kompasiana.
Bahkan ketika, pak Qohar akan menuliskan sebuah ‘salon’ yang terdapat di lantai satu Pasar Palmerah. Di mana salon ini ternyata menyediakan satu kasur yang tertutup. Sayang, pak Qohar tidak meneruskan upayanya mencari tahu lebih lanjut tentang salon tersebut. Pak Qohar lebih memilih sebuah layanan bank didepan Salon untuk menjadi bahan materi menulis dan pembuatan konten video (lihat di ‘Ada apa di Pasar Palmerah’) .
Dalam menulis, saya memang melihat pak Qohar belum terbiasa. Pengolahan kata katanya masih terbatas. Namun , tulisan pak Qohar mengalir dan enak dibaca. Memang perlu latihan dan pembiasaan. Saya yakin pak Qohar akan menjadi penulis yang produktif asal terus mengasah kemampuannya.