Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama FEATURED

Sengkarut Persoalan Lapas yang Tak Berujung

24 April 2016   19:30 Diperbarui: 12 Februari 2020   15:19 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus narkoba memang menjadi biang dari semakin kacaunya penanganan lapas, uang yang berlimpah merupakan racun yang membuat para petugas lapas menjadi gelap mata. Memang tak semua petugas lapas terlibat dalam hal negatif. Dalam taraf tertentu, petugas lapas memang menjadikan napi sebagai ladang uang. Napi juga membutuhkan petugas lapas dalam banyak hal.

Tembok tebal yang mengungkung napi dan kebutuhan napi yang harus dipenuhi membuat hubungan napi dan petugas lapas berubah saling memerlukan dan saling membutuhkan. Ada take and give. Keberadaan petugas lapas mau tak mau harus dimanfaatkan napi untuk memperoleh hal yang tak mungkin didapatkan. Sewa-menyewa hingga menjadi pesuruh membeli barang kebutuhan napi menjadi lahan subur bagi petugas lapas.

Perbuatan petugas lapas memang sulit diendus karena lapas adalah wilayah tertutup yang tak mudah ditembus orang biasa. Napi sendiri sangat tergantung terhadap petugas lapas. Sulit dibayangkan bila para petugas lapas tak bisa mereka mintai tolong. Bisa jadi lapas semakin angker saja. Hidup di lapas tentu sangat tidak menyenangkan, keberadaan petugas lapas di satu sisi bisa membuat lapas lebih "nyaman" ditinggali. Tentu dengan sesuatu yang khusus yang hanya bisa dipenuhi oleh peran si petugas lapas.

Peraturan di dalam lapas memang telah dibuat, disosialisasikan dan dipahami para napi dan juga keluarga para napi. Namun sayangnya, selalu saja ada celah yang bisa digunakan untuk menangguk untung, baik dari sisi petugas lapas juga sisi para napi.

Menjadi petugas lapas memang banyak celah untuk mengumpulkan uang, jumlahnya juga lumayan. Bahkan ada petugas lapas yang kaya-raya karena bermain mata dengan para napi kaya, baik bandar narkoba atau  para koruptor yang kini banyak menghuni lapas.

Mengatasi Sengkarut yang Kronis

Kerusuhan dan kebakaran lapas disinyalir buah akumulasi dari sengkarut permasalahan yang sudah ada sejak puluhan tahun. Pola relasi antara petugas lapas dan napi tidak lagi sesuai dengan posisi yang sebenarnya. Pergeseran peran keduanya membuat ada sikap saling menyalahkan dan sikap meremehkan.

Di satu pihak, napi sudah menganggap petugas lapas tak lebih dari kacung yang bisa disuruh-suruh. Seperti pembantu di rumah. Maka ketika, petugas lapas menegakkan disiplin, napi akan menyimpan kedongkolan dan puncaknya ketika petugas lapas berlaku sewenang-wenang, yang timbul adalah keberanian melawan.

Selain itu, di dalam lapas selalu saja terbentuk kekuatan ‘gang’ yang secara informal akan mempengaruhi loyalitas para napi pada sosok-sosok napi yang ditakuti dan disegani. Loyalitas ini bisa terbentuk karena hubungan ‘uang’ yang mengalir. Bahkan ada cerita para bandar narkoba dikelilingi para pengawal yang siap berkorban untuk melawan siapa pun, termasuk petugas lapas alias sipir.

Maka, bila dilihat benang merahnya, kekacauan, kerusuhan di dalam lapas terjadi karena dipicu oleh kesewenangan petugas lapas yang saat ini selalu ditanggapi dengan perlawan berani para napi.

Jadi, upaya Kementerian Hukum dan HAM untuk merotasi para petugas lapas dan para napi sudah benar. Namun, yakinlah kalau hanya itu yang dilakukan, masalah di lapas takkan pernah terurai dan bisa diselesaikan dengan baik. Karena sengkarut ini sudah mengurat hingga jauh ke dalam tubuh, bisa-bisa sengkarut ini hanya diselesaikan pada tataran kulit lalu lupa penyakit kronis tidak pernah sembuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun