Review yang ditulis terlihat kering, tidak menunjukan kualitas yang menunjang. Punten, saya bukannya sok dan merasa sudah paling pandai menulis lho, saya juga masih belajar. Bener, sumpah deh. Tapi ini demi kebaikan bersama. Jangan sampai peran blogger yang sudah masuk dalam tataran yang baik terdegradasi karena ulah blogger yang tidak menunjukan fungsi yang seharusnya. Blogger itu, ya harus menulis. Sekali lagi menulis.
Masalah bagus atau tidak isi tulisan ya harus terus diasah, dilatih dan dikembangkan. Sama seperti profesi lainnya, seperti seorang akuntan yang harus terus belajar perkembangan akuntansi atau seorang dokter yang tidak boleh berhenti belajar, karena penyakit juga bertambah dan berubah setiap periode.
Blogger yang tidak mau belajar dan mengembangkan diri lalu hanya puas karena diundang kesana kesini, blogger seperti ini lama lama akan kehilangan ketajaman ide, kehilangan esensi dari menulis. Sayang kan?
Sedihnya, blogger malah mirip penonton bayaran. Datang untuk memenuhi kuota lalu duduk manis dan pulang membawa goodie bag dan tidak menulis. Kalaupun mau menulis, isinya minim dan tidak menunjukan kualitas yang baik. Sekedar menggugurkan kewajiban .
Tujuan saya menulis artikel ini sebagai koreksi pribadi, mengingatkan pribadi saya sendiri. Jangan jangan saya cuma pandai menasihati orang, padahal saya sendiri tak belajar menulis dengan baik.
Sebagai blogger saya merasa punya kewajiban mengingatkan , jangan sampai profesi atau hobi menulis ini malah melenceng ke arah yang kurang tepat. Tetaplah sebagai blogger bukan quizz hunter apalagi jadi penonton bayaran. Karena blogger, ya blogger bukan yang lain. Kalau tak percaya boleh cek ke toko sebelah, itu saja. Sekali lagi saya mohon maaf sok menulis artikel ini, Saya apalah, blogger remah rempeyek, yang terus belajar. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H