Tentu usaha ini harus dibarengi dengan evaluasi dan keterbukaan informasi pariwisata yang terstandar. Dimana pihak regulator dan operator wajib memberikan informasi pariwisata yang berdampak menaikkan minat wisman untuk datang berkunjung. Bukan informasi yang belum jelas dan tidak dapat dipastikan kebenarannya.
Untuk itu, Kementerian Pariwisata melalui biro hukum dan komunikasi publik merasa perlu membuat workshop selama tiga hari untuk menyamakan standar informasi pariwisata. Diharapkan ke depan, tak ada lagi salah informasi pariwisata atau terjadi tumpang tindih (over lap).
Acara ini juga melibatkan blogger dalam upaya partisipasi publik dalam ikut memperkaya khasanah informasi pariwisata. Bukan saja dari operator tapi informasi didapat dari user melalui pengalaman yang pernah didapat.
Dalam anomali informasi, tingkat kesuksesan informasi saat ini lebih mengarah kepada informasi berdasarkan pengalaman, bukan informasi pemaparan yang tampak kaku. Maka peran blogger untuk menyampaikan pengalaman perjalanan, pengalaman kuliner hingga pengalaman menjajal sarana wisata perlu terus dikembangkan dan disebar ke seluruh penjuru dunia.
Jangan lupa good news is good news. Yang baik akan membuat citra yang baik pula. Ayo tuliskan pengalaman wisata sebagai upaya memperkaya informasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H