Andung Nio Berangkat Haji
Sejak kanak kanak saya sudah mendengar keinginan andung Nio untuk berangkat haji. Maka andung Nio rajin menabung dari hasil jerih payahnya menjahit. Sebagai mualaf , andung Nio rajin mempelajari Islam. Bahkan pengetahuannya berkembang sangat cepat.
Keinginan andung Nio akhirnya terwujud juga. Setelah mendaftar dan memiliki uang yang cukup berangkatlah andung Nio menuju Mekah dan Madinah. Uniknya , tidak seperti kebanyakan orang naik haji yang diantar hingga bermobil-mobil dan membuat jalan menjadi macet. Andung Nio hanya diantar sanak saudara dekatnya saja dirumah. Selanjutnya ia hanya menumpang taksi menuju tempat berkumpul. Begitu juga ketika pulang dari menunaikan haji, andung Nio hanya menggunakan taksi seorang diri .
Begitulah sifat andung Nio yang tak ingin merepotkan banyak orang. Sikapnya yang sangat kuat memegang prinsip membuatnya menjadi pribadi yang taft dan tak mudah di ombang ambing. Andung Nio menjadi inspirasi bagi saya bagaimana teguh mewujudkan keinginan apa pun cita cita itu. Berani mengambil resiko dan tabah melewati berbagai ujian hidup.
Andung Nio memang bukan pribadi sempurna tapi perempuan setengah baya itu tahu bagaimana menjalani hidup yang tidak selamanya mudah. Melawan kepedihan hidup , mengatasi kelemahan diri untuk tetap survive di tengah kehidupan yang kadang terasa keras dan kejam.
Saya sungguh beruntung bisa melihat perjuangan seorang wanita mandiri yang tak kenal kata menyerah. Berani mewujudkan prinsipnya dan tidak pernah takut akan perkataan miring orang lain.
Dan disaat imlek, kenangan itu kembali hadir. Sayang angpao dari andung Nio sudah tidak ada lagi. Tapi inspirasinya masih lekat dihati saya.
Semoga berbahagia Andung Nio.
Note :
Andung : Adalah sebutan bagi orang yang dituakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H