Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ini Cerita Saya Tentang BPJS Ketenagakerjaan

31 Desember 2015   12:22 Diperbarui: 4 April 2017   17:35 8943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti seorang wanita disebelah saya yang kini tinggal di Cilegon. Wanita muda ini memutuskan berhenti bekerja karena dirinya hamil. Bekerja di lingkungan industri yang lumayan berat membuat wanita muda ini khawatir akan kehamilannya. Apalagi ia bercerita sempat tak hamil lebih dari satu tahun usia pernikahannya. “biar suami saya saja yang kerja, saya di rumah saja jadi ibu rumah tangga” Begitu katanya polos.

Berbeda dengan seorang wanita disebelahnya yang berhenti karena pabriknya bubar pasca kehilangan pembeli dari luar negri.
Di kabupaten Tangerang pekerja di bidang industri mencapai lebih dari setengah jumlah pekerja secara keseluruhan. Tingginya angka pekerja di kabupaten Tangerang juga mendukung angka turn over pekerja. Banyaknya jumlah pabrik dan manufaktur yang beroperasi membuat pekerja bisa berpindah pindah dari satu pabrik ke pabrik lainnya. Kadang ini pula yang menyebabkan pekerja mencairkan JHT walau baru satu tahun bekerja.

Bahkan ada yang lebih ekstrem , sengaja meminta berhenti bekerja untuk mengharapkan pesangon yang tidak seberapa dan dana JHT yang juga belum terlalu besar. Sudah begitu uangnya dipakai untuk membeli barang konsumtif seperti handphone atau barang elektronik lainnya.

Padahal tujuan diadakannya Jaminan hari tua agar pekerja mampu menata hidupnya ketika telah memasuki usia non produktif di dunia kerja . Kesadaran ini nampaknya belum dipahami sebgaian besar pekerja formal .

Kesalahpahaman yang berbuah Berkah

Akhirnya giliran saya dipanggil , nomor urut 46 sampai 51 . Hanya lima orang. Begitu memasuki ruang tunggu saya diarahkan satpam yang ada didepan pintu masuk untuk duduk di sayap kanan. Ada 4 meja pelayanan yang dibuka. Karena akhir tahun menjelang tutup buku maka pelayanan hari itu hanya klaim saja yang dilayani.

Hampir semua tempat duduk sudah terisi . Hanya beberapa yang kosong. Sepertinya orang yang menunggu diatur untuk mendapat tempat duduk. Jadi selama menunggu giliran dipanggil saya tak menemui orang yang berdiri kecuali petugas satpam di muka pintu utama.Sebuah metode layanan yang patut diacungi jempol pikir saya.

Sambil menunggu , saya gunakan kesempatan untuk mengambil beberapa gambar menggunakan kamera handphone untuk keperluan menulis di blog . Momennya pas karena memang saya bisa melihat langsung palayanan BPJS Ketenagakerjaan Cikupa . Reportase pandangan mata memang mewajibkan gambar . Saya yang biasa mengambil gambar di ruang publik tak menyadari bahwa BPJS Ketenagakerjaan Cikupa mengharuskan meminta izin terlebih dahulu. Karena memang tak ada ketentuan didepan pintu maupun diareal lobby tentang pelarangan mengambil gambar.

Tak lama saya mengambil gambar. Satpam yang bertugas dimuka pintu mendekati saya dan melarang saya mengambil gambar. Bahkan dengan secara jelas meminta saya untuk menghapus gambar yang saya ambil dengan sebelumnya meminta untuk melihat hasil gambar yang telah saya ambil.

Saya terang saja agak kaget dan terusik. Saya diminta untuk menjelaskan didalam ruangan . Seorang wanita bernama Elly Ginandjar yang menjabat sebagai kepala bidang pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Cikupa menemui saya . Elly menanyakan tujuan saya mengambil gambar di area kantor BPJS Ketenagakerjaan Cikupa . Tentu saja saya menjelaskan kenapa saya mengambil gambar, saya juga menjelaskan bahwa saya blogger kompasiana yang sedang ikut lomba yang diadakan BPJS Ketenagakerjaan.

Beruntung kesalahpahaman itu berakhir dengan baik. Karena saya tak punya maksud lain selain mengambil gambar sebagai bahan materi dalam penulisan blog.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun