Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertamina Sang Elang yang Terbang Tinggi

28 Desember 2015   14:04 Diperbarui: 28 Desember 2015   14:18 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertamina berhasil menaikkan produksi minyak 282.140 barel per hari dan angka produksi gas meningkat sebesar 1,98 BCFD pada tahun ini. Sayangnya capaian Pertamina terkena imbas dari penurunan harga jual minyak dunia yang anjlok sepanjang tahun 2015. Termasuk pengaruh dari nilai kurs rupiah yang terdepresiasi . Pertamina memang mengalami penurunan laba bila dibanding dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya.

Meski secara hitungan laba menurun Pertamina mampu melakukan efisiensi selama sembilan bulan pada tahun 2015. Efisiensi ini ditandai dengan naiknya angka margin EBITDA dari 8,75 % ke angka 11,09 %. Efisiensi ini berhasil menghemat pengeluaran hingga US$ 430,77 juta . Jumlah ini melampaui target efisiensi yang dipatok pada angka US$ 361,62 juta. Efisiensi ini diperoleh dari proses pengadaan barang dan jasa dengan metode satu pintu di Kantor pusat Pertamina. Selain itu Pertamina berhasil melakukan efisiensi pembelian BBM dari luar negeri dengan revitalisasi Integrated Supply Chain (ISC) .

Integrated Supply Chain (ISC) sendiri pernah mendapat tugas besar untuk menjalankan kegiatan jual beli minyak dan produk minyak pada September 2009 ketika Pertamina di nakhodai Ari H Soemarno. Sayangnya tugas itu baru sebentar dijalankan ISC di ‘bonsai’ dengan hanya menjalankan fungsi perencanaan ketika Karen Agustiawan memimpin Pertamina.

Peran besar kembali diemban ISC menjelang Petral dilikuidasi pada 13 Mei 2015. Sebagai anak perusahan Pertamina Petral memang dinilai banyak pihak melakukan kerugian dalam usaha bisnisnya. Termasuk rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas bumi yang dipimpin Faisal Basri, agar tender penjualan tidak lagi dilakukan Petral tapi dilakukan oleh ISC yang bermarkas di Jakarta.

Efisiensi juga akan terus dilakukan dengan menyeleksi perjalanan dinas dan tidak melakukan pembelian kendaraan dinas baru begitu yang dituturkan Direktur utama Pertamina Dwi Soetjipto. “ Kemarin kami evaluasi soal harga untuk LPG , Insya Allah bisa hemat elpiji sampai US$ 100 juta “ Ujar Dwi Soetjipto menambahkan.

Pertamina sebagai Ujung Tombak

Pertamina saat ini memiliki usaha hulu migas yang bertugas dalam eksplorasi dan produksi minyak, gas dan panas bumi. Pertamina Hulu telah melakukan pengolahan lapangan migas dalam negeri dan juga lapangan luar negri dengan melakukan kerjasama dengan mitra strategis. Untuk lebih mempertajam sisi bisnis Pertamina Hulu juga memiliki usaha dibidang pemboran minyak dan gas.

Memenuhi amanat UU Migas No.22 tahun 2001 maka pada tanggal 13 September 2005 dibentuklah anak perusahaan Pertamina di bidang hulu dengan nama PT Pertamina EP . Tugas anak perusahaan Pertamina ini mengelola Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) Pertamina kecuali Blok Cepu dan Blok Randu Gunting.

Untuk penguasaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di tujuh daerah operasi hulu (DOH) . Berikut tujuh daerah operasi hulu :

• DOH Aceh Sumatra bagian utara bermarkas di Rantau
• DOH Sumatra bagian tengah yang berpusat di Jambi
• DOH Sumatra bagian selatan yang berposisi di Prabumulih
• DOH jawa barat yang berpusat di Cirebon
• DOH Jawa bagian Timur yang ditempatkan di Cepu
• DOH Kalimantan yang dipusatkan di Balikpapan.
• DOH Papua yang dipusatkan di Sorong.

Selain penguasaan sendiri, Pertamina juga menggandeng konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang migas dapat berupa :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun