Seluruh kawula negeri sebenarnya sudah geger lebih dulu. Lho wong sidang belum dimulai catatan omongan Solea Nobanto , Roza Chili dan Marlo Syonekto sudah kemana mana. Tapi tetap saja sidang MKD berlangsung ramai alias ga jelas materi pertanyaannya. Anggota MKD yang juga kawan Solea Nobanto terlihat membela konconya, sedang anggota yang menjadi lawan Solea Nobanto mulai mengeluarkan jurus elang menikam curut.
Abdi hukum kerajaan dibawah Jala Agung segera bergerak cepat. Semua yang terlibat dalam kongkow dipanggil untuk dimintai keterangannya.
Sementara sidang MKD berjalan, baru dua orang yang dipanggil memberi keterangan sedang dua orang lagi akan dipanggil minggu ini.
Sidang Marwah Keteguhan Dada (MKD) masih berlanjut, sementara para ahli hukum baik mantan maupun setengah mantan mulai menilai ada indikasi pelanggaran berat. Ada upaya permufakan jahat. Cocok dibawa ke meja hijau. Kasus ini bak bola panas. Kubu kubu pertempuran akhirnya terbentuk. Senjata siap ditangan...siap menembak lawan.
Mak Jol, sang penjaga ketel.
Ketika sidang MKD berlangsung panas dingin . Niat niat yang terlihat jelas itu dilihat para kawula diseluruh negeri. Demi sang konco, tak perlu menjaga marwah guyup yang siap bertarung dalam PILKARA tingkat daerah.
Sang lawan dengan nama kebenaran dan keadilan membawa pedang pedang panjang yang siap menghunus. Pokoke ini ketua DPK harus matee dari kursi ketua DPK. Harus lengser, bila perlu dikandangi di LP khusus .
Mak Jol yang hidup disebuah dusun miskin duduk nelangsa. Menunggui ketel air yang berisi dedaunan pahit untuk obat kencing manisnya yang semakin parah. Tak ada uang untuk berobat. BPJS tak mampu dibayar hingga akhirnya mati . Hanya obat alami yang ia pakai.
Mak Jol sempet juga mencuri dengar kasus catut mencatut di kalangan kerajaan . Ada duit gede , ada ratusan milyar , kayaknya kerajaan ini kaya gemah ripah penuh para ksatria pembela kaum kawula alit.
Padahal cucu Mak Jol tergeletak kena penyakit demam. Puskesmas kerajaan lima kilometer , naik ojek pulang pergi bukan perkara ringan. Tapi demi kesembuhan sang cucu tercinta dijualnya ketel satu satunya untuk merebus dedauan pahit.
Dan pagi itu adalah hari terakhir ketel tua itu bertugas merebus obat daun pahit sebelum berpindah tangan kepemilik baru.......sementara sayup sayup terdengar para anggota MKD terus saja saling bantah dan saling serang.