Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Serie Kopi Pagi 1, Sidang MKD dan Mak Jol Penjaga Ketel

7 Desember 2015   06:36 Diperbarui: 7 Desember 2015   07:04 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sebagai ketua dewan pembesar kawula (DPK) Solea Nobanto punya kekuasaan yang cukup besar. Memang tak sebesar sang Raja di Raja yang memimpin kerajaan. Memimpin DPK yang beranggotakan para wakil kawula di seluruh negeri. Jumlahnya tak kurang dari 50 orang. Semuanya para tokoh yang sebenarnya bisa dipercaya oleh para kawula baik kawula cerdas maupun kawula non cerdas alias peng-hore yang dapat uang atau sembako pada pemilihan kawula raya (PILKARA) setahun yang lalu.

Solea Nobanto berasal dari guyup karo temen (GKT) sebuah perkumpulan resmi yang punya hak ikut PILKARA setiap lima tahun sekali. Selain GKT ada puluhan guyup yang punya hak yang sama ikut PILKARA dan menempatkan wakil mereka pada dewan terhormat DPK. Tugas DPK sebenarnya sih cuma ada tiga. Selain mengawasi jalannya kerajaan, membuat anggaran dan merancang cara hidup para kawula.

Sebagai anggota yang cukup makan garam perkongsian dan menimba ilmu kelas tinggi dengan para bajeger yang punya usaha kelas kakap , Solea Nobanto punya banyak karib yang memiliki jaringan luas bin njilemet di kalangan bajeger ini. Sesekali Solea Nobanto kongkow kongkow sambil membicarakan macam macam masalah kerajaan yang dinilainya kurang sreg. Sebagai ketua DPK , kan tidak harus selalu berada di dalam kantor yang lama lama bikin kepaya puyeng.Sesekali bolehlah ngobrol di sendang bintang lima. Biar tambah wawasan pikir Solea Nobanto.

Hari itu diajaklah seorang konco yang dikalangan bajeger punya nyali dan hubungan luas. Namanya Roza Chili . Berdua, Solea Nobanto dan Roza Chili menemui seorang bajeger tingkat tinggi. Namanya Marlo Syonekto.

Singkat cerita, karena yang panjang belum tentu memuaskan. Solea Nobanto, Roza Chili dan Marlo Syonekto ngobrol ngarol ngidul, sak enaknya , sak penting keren. Rupanya Roza Chili yang punya segudang info ngember alias rajin berkicau. Entah kebayakan makan kroto . Roza Chili bener bener babar blass. Semua rahasia kerajaan diumbar umbar.

Malah dari obrolan itu ada kata kata : minta jatah. Wis...ini jatah untuk ta kasih raja dan wakil raja. Selain itu Solea Nobanto dan Roza Chili juga bawa bawa nama salah seorang mantri utama kerajaan. Lomar Panitea.

Sebenarnya obrolan tiga orang penting ini Cuma obrolan kaum elit yang sedang kongkow kayak anak muda yang nongkrong di cafe. Ternyata seorang anggota ngobrol, sang bajeger tingkat tinggi Marlo Syonekto merekam lewat alat pribadinya. Wuik ...wuik...wuik.

Habis direkam Marlo Syonekto lapor sama salah satu mantri kerajaan yang ngurusi bidang harta karun didalam perut bumi. “ini penyalahgunaan wewenang, ini permurfakatan jahat, ini pencatutan nama raja dan wakil raja. Syok di proses...dilapori....”
Sebagai mantri yang punya dedikasi dan wibawa tinggi tentu melapor kepada raja dan wakil raja. Sambil meminta petunjuk dan titah raja.

Sebagai raja , Jolano mungkin tersinggung. Begitu juga wakil raja Yolano merasa di bawa bawa. “Wis, matri lapor sana, perkarai ini orang. Biar tau diri...” itu kira kira titah Raja Jolani memberi kekuatan mental . Karena sekarang zaman revolusi mental.

Sidang Marwah Keteguhan Dada (MKD)

Aduan mantri bidang harta karun di Marwah Ketegahan Dada (MKD) akhirnya diterima lewat adu pinalti. Priittt...sidang lanjut. Dan agenda memanggil sang Mantri pelapor diadakan.

Seluruh kawula negeri sebenarnya sudah geger lebih dulu. Lho wong sidang belum dimulai catatan omongan Solea Nobanto , Roza Chili dan Marlo Syonekto sudah kemana mana. Tapi tetap saja sidang MKD berlangsung ramai alias ga jelas materi pertanyaannya. Anggota MKD yang juga kawan Solea Nobanto terlihat membela konconya, sedang anggota yang menjadi lawan Solea Nobanto mulai mengeluarkan jurus elang menikam curut.

Abdi hukum kerajaan dibawah Jala Agung segera bergerak cepat. Semua yang terlibat dalam kongkow dipanggil untuk dimintai keterangannya.

Sementara sidang MKD berjalan, baru dua orang yang dipanggil memberi keterangan sedang dua orang lagi akan dipanggil minggu ini.

Sidang Marwah Keteguhan Dada (MKD) masih berlanjut, sementara para ahli hukum baik mantan maupun setengah mantan mulai menilai ada indikasi pelanggaran berat. Ada upaya permufakan jahat. Cocok dibawa ke meja hijau. Kasus ini bak bola panas. Kubu kubu pertempuran akhirnya terbentuk. Senjata siap ditangan...siap menembak lawan.

Mak Jol, sang penjaga ketel.

Ketika sidang MKD berlangsung panas dingin . Niat niat yang terlihat jelas itu dilihat para kawula diseluruh negeri. Demi sang konco, tak perlu menjaga marwah guyup yang siap bertarung dalam PILKARA tingkat daerah.

Sang lawan dengan nama kebenaran dan keadilan membawa pedang pedang panjang yang siap menghunus. Pokoke ini ketua DPK harus matee dari kursi ketua DPK. Harus lengser, bila perlu dikandangi di LP khusus .

Mak Jol yang hidup disebuah dusun miskin duduk nelangsa. Menunggui ketel air yang berisi dedaunan pahit untuk obat kencing manisnya yang semakin parah. Tak ada uang untuk berobat. BPJS tak mampu dibayar hingga akhirnya mati . Hanya obat alami yang ia pakai.

Mak Jol sempet juga mencuri dengar kasus catut mencatut di kalangan kerajaan . Ada duit gede , ada ratusan milyar , kayaknya kerajaan ini kaya gemah ripah penuh para ksatria pembela kaum kawula alit.

Padahal cucu Mak Jol tergeletak kena penyakit demam. Puskesmas kerajaan lima kilometer , naik ojek pulang pergi bukan perkara ringan. Tapi demi kesembuhan sang cucu tercinta dijualnya ketel satu satunya untuk merebus dedauan pahit.

Dan pagi itu adalah hari terakhir ketel tua itu bertugas merebus obat daun pahit sebelum berpindah tangan kepemilik baru.......sementara sayup sayup terdengar para anggota MKD terus saja saling bantah dan saling serang.

 

Note: nama , tempat kejadian dan cerita hanya rekaan semata. Bila ada nama, tempat  kejadian dan cerita yang bersesuaian hanyalah kebetulan semata. Jangan diambil hati apalagi dimasukin ke dalam hati...#jangansensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun