Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

OSN Pertamina 2015 : Menyemai Benih Inovasi Sains di 'Ladang' Perguruan Tinggi

1 Desember 2015   04:12 Diperbarui: 1 Desember 2015   04:15 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ketiga Pemenang Proyek Sains OSN Pertamina 2015 | Foto : Rushan Novaly"][/caption]

Siang yang mendung tak menyurutkan semangat peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina 2015 untuk tetap antusias dalam acara puncak penganugrahan pemenang OSN Pertamina 2015. Gedung Faculty Club Universitas Indonesia menjadi saksi lahirnya mahasiswa mahasiswa cerdas dari seluruh Indonesia. Penganugrahan ini juga dihadiri Prof Intan Ahmad Ph.D selaku Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti. Selain tu juga hadir Rektor Universitas Indonesia Prof Dr Ir Muhammad Anis M.Met beserta dekan fakultas FMIPA, Dr Abdul Haris. Dari pihak Pertamina hadir CSR Manager Agus Mashud Asngari. Tentu tak ketinggalan ketua pelaksana OSN Pertamina 2015 Dr Yasman .

OSN Pertamina adalah gelaran yang diadakan secara rutin setiap tahunnya . Dengan mengundang seluruh mahasiswa Indonesia untuk menunjukan inovasi dan kreasi dalam lingkup bidang sains. OSN Pertamina 2015 yang diadakan Kamis, 26/11 adalah puncak dari gelaran ke-8. Mengambil tema :’ Inovasi Sobat Bumi untuk Masa Depan Generasi’.

Bukan saja cerdas secara teori keilmuan namun peserta OSN Pertamina 2015 juga dituntut memberikan karya yang punya manfaat bagi masyarakat dan ramah terhadap lingkungan hidup. Sejak dibuka OSN Pertamina tahun ini menerima tak kurang dari 300 proyek sains dari berbagai kampus yang terbagi dalam tiga zona. Zona barat, Zona Tengah dan Zona Timur. OSN Pertamina dimulai dari seleksi tingkat provinsi lalu berlanjut pada selesi tingkat semifinal. OSN Pertamina tak hanya berlomba pada tingkat nasional namun juga bersaing dengan perwakilan kampus di tingkat regional.

Untuk kategori teori , OSN Pertamina 2015 diikuti 26.000 peserta yang saling bersaing secara ketat. Jumlah yang sangat fantastis mengingat antusias yang sangat tinggi dari para peserta. Seluruh perguruan tinggi bergengsi di Indonesia ambil bagian . UI, ITB, IPB, UGM, UNAIR, UNSRI, UNIBRAW,ITS dll.

[caption caption="Jason Kristiano (UI) , pemenang pertama kategori teori bidang Fisika | Foto : Rushan Novaly"]

[/caption]

Menyemai Benih Peneliti Muda

Indonesia sebagai negara besar dengan sumber daya alam yang sangat kaya. Melimpah dengan berbagai macam jenis . Hanya saja pemanfaatan kekayaan alam di Indoensia masih terbatas . Teknologi yang berkembang juga masih teknologi hasil penemuan dari negara negara luar. Bahkan yang menikmati negara negara asing. Lewai ajang ini Pertamina punya tanggung jawab untuk menyemai benih sains dari para mahasiswa yang masih menuntut ilmu di perguruan tinggi.

Maka tak heran bila masih banyak ditemui inferior dalam penggunaan teknologi. Masih sering terdengar ‘Japan Tecnology’, ‘German Technology’, ‘USA Technology’ . Hampir tak terdengar ungkapan ‘Indonesia Technology’. Sangat disayangkan bila sumber daya manusia yang menempatkan Indonesia diurutan keempat dunia tak mampu mempersembahkan teknologi anak bangsa.

Padahal sains di Indonesia bukan hal yang baru dan tabu. Di negeri ini sains menjadi sangat lekat karena kehadiran salah satu anak bangsa yang cemerlang yang pernah menjadi orang nomor satu dinegeri ini BJ Habibi. Doktor lulusan Jerman ini memang menjadi simbol kebangkitan sains (baca: iptek) di Indonesia. Institusi penelitian seperti BPPT, LIPI, BMG termasuk semakin kuatnya Industri teknologi strategi, seperti IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia), PT PAL, Pindad, Krakatau Steel, INKA, LEN dan beberapa industri teknologi terapan pernah bersinar di era orde baru.

Begitu pula beasiswa pendidikan mahasiswa untuk menempuh pendidikan diluar negeri terbuka lebar. Program yang diberikan pemerintah maupun beberapa Foundation maupun CSR perusahan besar yang bersinergi dalam upaya mendukung terciptanya generasi unggul .

Pertamina selaku perusahaan BUMN yang menjadi perusahaan negara pengumpul devisa dari sektor migas merasa terpanggil dan berkewajiban memberikan kontribusi nyata dalam menyemai benih sains dari para mahasiswa yang menimba ilmu di perguruan tinggi . Upaya penting dan mulia ini menjadi contoh positif dimana peran perusahaan nasional dalam memajukan ilmu pendidikan khususnya dibidang sains melibatkan para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.

Aura positif itu terlihat dari banyaknya peserta dan antusiasmenya para civitas akademika dalam even OSN Pertamina 2015 ini. Dalam pameran yang dilakukan selama satu pekan (21 November-27 Novenber 2015) berbagai karya proyek sains yang digagas para peserta menuai banyak pujian. Tak kurang Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset dan Teknologi, Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) , Prof Dr Intan Ahmad Ph.D memberikan nilai positif dan acungan jempol melihat inovasi dan ide yang ditawarkan peserta proyek sains OSN Pertamina 2015.

Ide brilian yang ditawarkan para mahasiswa peserta OSN Pertamina bukan saja genuin tapi memiliki nilai sosial yang tinggi. Proyek yang tidak saja memiliki kejelian dan kecerdasan dalam sains tapi memiliki nilai manfaat bagi banyak lapisan masyrakat.
Pemanfaatan energi terbarukan sebagai solusi dari krisis energi yang dirasakan sebagian besar wilayah di Indonesia terutama energi listrik. Pertamina berjanji akan meneruskan ide dan inovasi yang ditawarkan para peserta sebagai upaya menciptakan energi baru.

Dalam kategori proyek sains, beberapa proyek yang ditawarkan peserta cukup menarik. Ada Portable NanoHydro Power Station for Simple Outdoor Activity yang digagas tiga mahasiswa asal IPB Bogor ini . Alat ini nampak sederhana, dibuat dalam beberapa ukuran . Menggunakan bahan yang mudah ditemukan disekeliling lingkungan masyarakat umum. Alat berbentuk silinder dengan sebuah baling yang dapat berputar ketika mendapatkan tenaga dari enegi potensial air yang jatuh. Konsepnya brilian dengan air yang jatuh dengan debit tertentu maka baling akan berputar dan menghasil energi elektromagnetik karena terdapat medan magnet dan kumparan tembaga. Putaran pada medan magnet dan kumparan tembaga akan menghasilkan arus listrik yang dapat digunakan dalam memberikan solusi listrik di daerah terpencil. Sayang proyek ini tidak terpilih sebagai pemenang karena alat ini punya beberapa keterbatasan yang membutuhkan penyempurnaan lanjutan.

[caption caption="Penghasil listrik portable karya Mahasiswa IPB | Foto : Rushan Novaly"]

[/caption]

Keluar sebagai pemenang pertama dalam kategori proyek sains adalah Tim Universitas Airlangga Surabaya. Dengan proyek sains berjudul : Yellow Green Microalgae Nannochropsis oculata as a new source of electricity dan berhak mendapatkan hadiah beasiswa sebesar Rp 50 juta . Untuk juara kedua terpilih proyek sains berjudul : Breakwater Hybrid Buliding : Design of Hybrid Breakwater and Piezoelectric Based Powerplant yang berasal dari Tim Universitas Brawijaya mendapatkan dana beasiswa sebesar Rp 30 Juta. Sedang tempat ketiga jatuh kepada tim asal Universitas Indoensia dengan mengambil judul : Pie-Hat (Piezoelectric Harvesting Technology) as Renewable Energy for Illumination in Railway Station dan mendapatkan dana beasiswa sebesar Rp 15 juta.

Untuk kategori teori sains terbagi dalam empat bidang, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Tiap bidang dipilih 4 orang pemenang. Juara satu mendapatkan Rp 8 juta, juara dua mendapatkan Rp 6 Juta , juara tiga mendapatkan Rp 4 juta dan juara harapan mendapatkan Rp 1 juta .

Untuk bidang Biologi juara satu terpilih Yudhistira Oktaviandie asal Universitas Indonesia . Untuk bidang teori Fisika terpilih Jason Kristianto juga dari Universitas Indonesia. Sedang untuk bidang teori Kimia jatuh kepada Ivone Marselina Nugraha asal Universitas Gajah Mada. Untuk bidang Matematika terpilih Jefferson Caesario dari Unversitas Airlangga.

Selain itu Panitia OSN Pertamina 2015 juga memilih tiga perguruan tinggi mitra terbaik dari setiap zona. Untuk zona barat terpilih Universitas Sriwijaya , zona tengah Institut Teknologi Surabaya dan zona timur terpilih Universitas Mataram. Ketiga perguruan tinggi tersebut mendapatkan tambahan masing masing 3 buah LCD Proyektor.

Baru Awal

OSN Pertamina 2015 menerbitkan sebuah harapan bagi para peneliti muda Indonesia. Walau angka persentase penelitian di Indonesia kalah oleh negara negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand yaitu dibawah angka 2 %. Dengan jumlah dana penelitian yang juga tidak besar, Indonesia terus melakukan pembenahan dan berusaha mengejar ketertinggalan dalam bidang penelitian.

Rendahnya angka penelitian di kalangan akademisi boleh jadi kurangnya apresiasi dan dukungan pemerintah. Hal ini memang menjadi kendala serius yang bisa mengurangi semangat para peneliti muda yang punya potensi untuk mengembangkan bidang sains kearah yang lebih maju dan profesional.

Padahal salah satu kriteria majunya sebuah bangsa dibidang ilmu pengetahuan adalah dari tingginya angka penelitian yang dilakukan dan dikembangkan. Jepang, Korea dan China adalah contoh negara yang menganggarkan dana besar dalam bidang penelitian ilmu pengetahuan.

Saat ini Indonesia memang masih jauh tertinggal bila dibanding tiga negara tersebut. Tingkat penelitian yang rendah memang punya dampak terhadap laju pengembangan SDM akademik yang tidak berorientasi pada lingkup aplikasi yang dibutuhkan masyarakat luas. Padahal dunia akademik seharusnya menjadi ‘dapur’ dari semua solusi , inovasi dan kreatifitas ilmu pengetahuan yang berbasis kebutuhan dan perkembangan iptek nasional.

Kajian hasil penelitian menjadi blue print dalam membentuk platform pembangunan berjangka dengan tahapan yang jelas dan terukur. Setiap level kebijakan yang diterapkan pemerintah seharusnya juga dilatarbelakangi sebuah kajian teoritis dan terapan dari penelitian yang bernas dan aktual.

Permasalahan banjir, kebakaran hutan, kemacetan lalu lintas kota, pengembangan lingkungan perkotaan, pengembangan desa hingga pencapaian sebuah program nasional dan daerah selayaknya menggunakan hasil penelitian yang valid dan komprehensif.
Pemenang OSN Pertamina 2015 yang telah terpilih merupakan awal dari sebuah rangkaian pengembangan penelitian akademik yang akan dilanjutkan pada even regional dan internasional. Para pemenang OSN Pertamina akan kembali di adu pada even olimpiade dengan peserta dari perguruan tinggi Asia dan juga belahan dunia lainnya.

Melihat dari apa yang ditampilkan pada OSN Pertamina 2015 , optimisme tumbuhnya peneliti muda yang semakin banyak dan semakin bervariasi dalam banyak bidang . OSN Pertamina akan menjadi salah satu barometer penting dari lahirnya peneliti muda yang punya integritas dan kepedulian sosial termasuk kepedulian terhadap isu lingkungan hidup.

OSN Pertamian 2015 bukanlah tujuan akhir tapi hanyalah tujuan antara untuk melangkah lebih jauh. Hasil penelitian akademis juga tak akan berguna banyak bila tidak bisa diterapkan dalam aplikasi kehidupan sehari- hari. Karena kajian penelitian akademik bukanlah menara gading yang membanggakan tapi jauh dari solusi permasalahan kehidupan masyarakat luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun