Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Celestial Movies "Little Big Master", Inspirasi Nilai Pendidikan yang Menyentuh Hati [Review Film]

21 Oktober 2015   06:01 Diperbarui: 22 Oktober 2015   08:04 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="sumber : www.IMDb.com"][/caption]

Siang itu dengan setengah memaksakan diri  berlari mengingat waktu sudah hampir jam 11 . Acara Nonton bareng yang akan digelar Celestial Movies akan berlangsung tepat jam 11. Saya yakin 1000% Film yang digadang gadang telah membukukan keuntungan hingga HK $ 46,6 juta ini pastilah Film keren. saya tentu tak ingin datang terlambat. Namun apadaya kereta yang  saya naiki terlambat. Pasrah menerima nasib. Beruntung ketika sampai di lokasi acara di Plaza semanggi, acara belum dimulai. Tapi saya tak bisa memilih posisi yang paling nyaman untuk menonton, tak apalah yang penting masih dapat kursi empuk. 

Film Little Big Master di produseri Benny Chan. lelaki bertangan dingin ini telah sukses menghasilkan film film besar dunia. Kiprahnya sejak awal 90-an telah menelurkan film legenda " A moment of Romance" yang diaktori Andy Lau lalu "Big Bullet" yang didapuk penghargaan Film, "New Police Story" yang dimainkan Jackie Chan. Benny Chan adalah jaminan mutu sebuah film. 

Selain itu tentu peran Andrian Kwan sebagai sutradara tak bisa dipungkiri menghasilkan film ini berkualitas. Pria yang pernah menimba ilmu film di kanada ini sudah sangat paham meracik sebuah film menjadi box office. Lewat arahannya yang ciamik , akting semua pemain tampil maksimal. Semua teknis film dibabat habis, lengkap dan tentu menghasilkan film yang mampu mempengaruhi penontonnya. Tak ayal Studio 2 banjir air mata. Saya sendiri tak sampai meneteskan air mata namun saya sangat tersentuh. Hati saya seperti diintimidasi.

Jujur, inilah film yang kekuatan aktingnya sangat menyentuh perasaan saya yang paling dalam. Apalagi ceritanya kok cocok dengan kehidupan pribadi saya yang menjadi guru disebuah sekolah yang juga baru dihidupkan kembali pasca mati suri. Sekolah yang fasilitasnya sangat memprihatinkan . Muridnya pun semuanya dhuafa , anak yatim atau piatu.

Namun saya harus profesional dalam memberikan review film ini. Saya tak ingin bermain hati. Maka baik dan buruknya film ini akan saya tuliskan. Bukan apa apa, ini adalah bagian dari pendewasaan kita menilai sebuah tontonan. Layak atau tidakkah sebuah tayangan. Apapun yang saya tulis adalah pendapat pribadi tak ada pesan sponsor apalagi intimidasi. Maka dengan segala kekuarangan saya persembahkan review film Little Big Master ini :

Sebuah Pembuka

 

Anak lelaki kecil itu duduk dengan wajah menempel pada meja . Kamera mengambil close up pada wajahnya yang innocent. Dengan polos anak lelaki kecil bernama Martin itu curhat tentang kesulitannya untuk mengikuti pelajaran pada kelas berbakat yang diisi anak anak dengan IQ diatas rata rata. Dihadapannya seorang wanita duduk dengan tenang mendengarkan seluruh cerita Martin. Lui Wai Hung, Kepala sekolah TK itu akhirnya mengambil keputusan untuk mengeluarkan Martin dari kelas berbakat.

Itulah adegan pembuka Film Little Big Master yang akan tayang perdana di Celestial Movies pada program I Love HK Movies. Alur film ini memang bergerak dinamis. Frame lanjutannya , Perdebatan dua pihak yang nampaknya tak seimbang. Pihak sekolah yang diwakili yayasan dan pihak yang diseberang, orang tua Martin yang nampaknya dominan dan berkuasa penuh.Dengan nada marah ia meminta pihak sekolah tetap mempertahankan anaknya didalam kelas berbakat. Ini masalah gengsi orang tua yang terganggu . Tekanan orang tua murid ini membuat pihak sekolah tak berdaya dan akhirnya meminta kepala sekolah membatalkan keputusannya mengeluarkan sang anak dari kelas berbakat.

Bisa ditebak. Inilah titik awal cerita yang diangkat dari sebuah kisah nyata seorang pendidik yang punya integritas yang kuat ,Lui Wai Hung. Kisah ini sepintas sangat mirip dengan cerita Laskar Pelangi di Indonesia. Ada benang merah yang sama melatari dua cerita ini. Malah dua tema besar yang di angkat punya kemiripan walau dengan angle berbeda : sekolah yang terbengkalai dengan murid terbatas dengan ancaman penutupan dan kisah para murid yang berasal dari keluarga miskin tentang mimpi yang menjadi tema sentral.

Hanya saja Little Big Master memiliki kekuatan eksplorasi yang luar biasa. Film ini berhasil menggambarkan secara detail dan utuh setiap ke-perih-an kelima murid yang memiliki bermacam masalah didalam keluarganya. Teknik pengambilan gambar, pernik detail yang nyaris sempurna disajikan hingga menohok perasaan. Dalam kisah aslinya perjuangan Hung berhasil didramatisasi dengan baik. Sutradara Andrian Kwan berhasil memindahkan kisah nyata ke dalam frame yang nampak hidup dan asli.

Akting Miriam Yeung yang memerankan Lui wai Hung dan akting kelima murid TK yang polos dan natural mendongkrak film ini. Karakter Hung yang begitu kuat dalam mempertahankan idealisme tergambar pada akting Miriam Yeung . Sepanjang Film ini tak ada adegan emosi yang meluap luap dari Hung. Tak ada kemarahan walaupun dibeberapa adegan Hung di dzolimi. Mungkin inilah karakter asli Hung. Pada titik ini bisa diterima bila memang betul Hung tipe orang yang mengalah dan tidak terpancing emosi. Bahkan diawal cerita, Hung memilih mundur dari Kepala sekolah ketimbang melakukan perlawanan terhadap sikap sekolah yang mengalah dari tekanan orang tua murid.Hung baru benar benar menangis pada akhir film ketika acara perpisahan sekolah sekaligus kelulusan salah satu muridnya, Lo Ka Ka.

Hung yang memiliki seorang suami, Dong (diperankan Louis Koo) seorang pekerja seni di sebuah Museum. Pasangan Hung dan Dong digambarkan pasangan dari keluarga mapan. Keduanya berencana melakukan tur keliling dunia. Artinya uang tak lagi masalah bagi pasangan ini. Bahkan Hung selalu membawa Honda stream kemana ia pergi. Sebuah simbol kekayaan di Hong Kong. Bekas Koloni Inggris ini memang membatasi penggunaan mobil pribadi. Jadi orang yang memiliki mobil pribadi dipastikan orang yang benar benar mapan secara ekonomi.

Hung yang secara ekonomi mapan tentu punya motif lain ketika harus bersusah payah mengambil pekerjaan sebagai kepala sekolah bergaji 4.500 Dolar HK. Disebuah TK yang hanya punya murid 5 orang dan nyaris ditutup oleh Komite Desa bila tak mampu menambah murid pada semester depan. Pada titik inilah nilai film ini dipertanyakan, kisah nyata ini terjadi tahun 2009. Hongkong adalah negara pulau yang punya pendapatan per kapita sangat tinggi. Infrastruktur negara ini juga sudah berkembang sangat baik. Rasanya agak mencengangkan ada sekolah terbengkalai . Tapi hal ini memang bukan hal yang mustahil. Diduga sekolah ini berada diwilayah kumuh di Hongkong. Karena melihat karakter dan asal kelima murid yang bersekolah di TK tersebut. Malah dua orang berasal dari Asia tengah (Pakistan) . Artinya hanya ada 3 orang asli Hongkong yang ketiganya juga tinggal di wilayah kumuh disekitaran desa tersebut.

[caption caption="sumber : www.IMDb.com"]

[/caption]

Lepas dari itu semua, nilai yang ingin dibangun pada film ini patut diacungi jempol. Nilai kemanusian, hubungan antara guru dan murid, idealisme seorang pendidik hingga kepedulian yang kuat dari orang tua murid untuk ikut mempertahankan sekolah. Kekuatan film ini juga terletak pada akting lima orang murid TK yang natural. Dominasi akting pada film ini selain akting Hung juga terlihat pada kelima murid TK yang memiliki masalah yang berbeda beda, berikut kelima murid tersebut:

Ho Siu Suet (Siu Suet) diperankan oleh Ho Yung –ying Winnie. Gadis kecil ini benar benar tumbuh tanpa sentuhan seorang ibu. Digambarkan Siu Suet adalah gadis tabah yang sangat mandiri. Pekerjaan seorang wanita dewasa , seperti memasak, mencuci dan membereskan rumah dilakukannya dengan hati riang. Kerinduannya pada sosok Ibu begitu kuat. Terlihat pada gambar dan coretan pada dinding rumah. Pada Film ini adegan ketika Siu Suet harus memasak makanan menggunakan sepasang kaleng untuk menyangga tubuh kecilnya agar lebih tinggi. Bunyi kaleng yang begitu mengiris hati penonton. Dengan cekatan ia menyajikan makanan sederhana untuk ayah dan Hung yang datang berkunjung.

Tam Mei Chu ( Chu Chu) diperankan Keira Wang. Gadis yatim piatu ini nampak nelangsa. Hidup tanpa sentuhan kedua orang tuanya yang tewas karena kecelakaan mobil pada sebuah peristiwa bencana badai. Chu Chu diasuh salah seorang keluarga bernama Bibi Han yang bekerja sebagai buruh cuci piring di sebuah restoran. Bibi Han adalah orang yang reaktif dan memiliki emosi yang tinggi. Sikapnya jauh dari lemah lembut walau sebenarnya hatinya baik. Chu Chu memliki phobia berat terhadap suara guntur yang dianggapnya sebagai monster pemakan manusia. Ia memiliki keyakinan kedua orang tuanya hilang dimakan guntur. Walau begitu Chu Chu adalah anak yang penurut. Akting yang cukup menyita perasaan ketika Chu Chu harus hujan hujanan bersama Hung dan keempat temannya yang lain. saat itu guntur terdengar dan membuat Chu Chu lari ketakutan meninggalkan teman temannya. Hung yang merasa iba langsung melepas mantel hujannya dan sengaja berbasah basah demi membuktikan bahwa guntur tak pernah memakan manusia.

Lo Ka Ka ( Ka Ka) diperankan Fu Shun-ying. Gadis kecil ini memiliki perasaan yang sangat sensitif. Hidup bersama kedua orang tuanya yang sering bertengkar hebat. Ayahnya mengalami cacat pada salah satu kakinya akibat kecelakaan kerja. Ayahnya adalah orang yang sangat pemarah dan sering berkata kasar. Hidup dari memulung barang yang tak terpakai . Rumah Ka ka juga selalu diganggu pihak pengembang properti yang memaksa ingin membeli rumah tersebut walau sang ayah sudah menolak untuk menjual. Adegan yang paling mengesankan ketika ka ka tidak ingin berangkat sekolah hanya karena takut kedua orang tuanya bertengkar dan saling bunuh. Ka ka mau berkorban agar keduanya tidak bertengkar. Adegan yang juga menguras air mata ketika ka ka dinyatakan lulus dari TK namun ia malah berharap agar ia tak lulus agar sekolahnya tidak ditutup. Dengan tangisannya ia meminta ia tidak diluluskan dari sekolah demi keempat sahabatnya yang lain.

Kitty dan Jennie Fathima diperankan oleh Zaha Fatima dan Khan Nayab. Dua gadis kembar ini berasal dari keluarga migran yang miskin. Tempat tinggal yang tak layak huni dengan banyak orang yang tinggal membuat keduanya kehilangan ruang bermain. Kemiskinan yang kronis membuat keluarga ini tak mampu membayar bus apalagi membayar taksi. Keduanya sering datang telat karena harus berjalan kaki . Hung akhirnya menawarkan diri untuk mengantar jemput keduanya berangkat dan pulang sekolah. Keduanya adalah gadis yang lucu dan aktif , ayahnya adalah orang yang terlalu sibuk bekerja sehingga kehilangan sensitifitas sebagai ayah dan kurang mendukung pendidikan bagi anak anaknya.

Hambatan dan kendala yang dihadapi Hung dalam mempertahankan sekolah juga luar biasa. Menumbuhkan kepercayaan orang tua murid saja butuh waktu dan usaha yang terbilang berat. Hung harus berkeliling mengunjungi rumah kelima anak didiknya. Pada frame ini , film ini terus menguras kepiluan dengan kenyataan pahit dari setiap murid muridnya. Hung berusaha tegar. Dibalik senyum manisnya sebenarnya Hung ingin menangis.

Dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan sekeliling rumah Lo Ka Ka sengaja ditutupi tanah oleh perusahaan properti yang terus mengintimidasi agar ayah Ka Ka mau menyerah dan menjual rumah mereka. Hung dengan tangannya sendiri mengambil sebuah sekop dan berusaha menyingkirkan tanah yang menutupi pintu rumah Ka Ka.

Hung juga mendapati murid muridnya kurang gizi, kurang perhatian dan mendapat kekerasan dari beberapa orang dewasa. Selain itu Hung juga mendapat tekanan dari gengster yang terus mengganggu dan yakin TK tersebut akan tutup secepatnya. Tak ada orang didesa Yuen Tin yang mau membantu. Semuanya meledek dengan sikap sinis, termasuk seorang wanita penyapu jalan.

Walau mendapat bantuan dari suaminya Dong, usaha Hung untuk menyelamatkan sekolah dengan mencari siswa baru mendapatkan tantangan serius. Apalagi kesehatan Hung pasca operasi pengangkatan Tumor terus menurun karena Hung sering lalai dalam meminum obat dan tak pernah mengunjungi dokter pribadinya.

Sebuah Mimpi Sebuah Cita cita

Inilah tema sentral dalam Film ini. Mimpi dan Cita cita. Dalam sebuah sesi pembelajaran di kelas. Hung memberikan sebuah tugas kepada kelima muridnya untuk membuat tulisan tentang apa mimpi dan cita cita orang tua mereka. Dalam Frame ini diperlihatkan sikap acuh bahkan sikap marah dari beberapa orang tua yang ditanyai anak anak mereka tentang mimpi dan cita cita. Suatu hal yang tak pernah mereka pikirkan.

Sikap acuh dan marah itu akhirnya luntur. Dengan cara merajuk tanpa kenal lelah akhirnya didapatilah mimpi sekaligus cita cita orang tua kelima siswa Hung. Bibi Han yang ternyata memiliki mimpi terpendam untuk menjadi Miss Hongkong, Tuan Ho ayah dari Sie Suet punya mimpi menjadi Pilot, Lo Keung ayah dari Ka Ka bermimpi menjadi seorang pelari cepat. Ibu Kitty dan Jennie bermimpi menjadi seorang pemadam kebakaran. Visualisasi mimpi dan cita cita semua orang tua siswa dalam film ini cukup maksimal. Terkesan penuh semangat namun juga terkesan lucu.

Dengan memberikan  tugas itu Hung ingin memberikan sebuah motivasi semangat. Karena potensi dari setiap orang mampu dilejitkan melewati batas yang sebelumnya kita tak percaya. Memang hal ini unik, entah ini hanya bumbu dalam film saja ataukah memang sesuai kisah nyata yang terjadi. Inilah beda antara kisah Laskar Pelangi dengan kisah Little Big Master. Dimana pada Laskar pelangi sipemilik mimpi adalah para siswa itu sendiri dan dengan sekuat tenaga diwujudkan dalam kehidupan nyata.

Klimaks  film ini diperlihatkan pada usaha Hung yang tak ingin menyerah kepada keadaan. Hung menemui kepala konselor TK Yuen Tin dan meyakinkan untuk mencari siswa baru pada semester depan. Hung ingin sekolah tetap berlanjut.
Hung memang telah mendapatkan kepercayaan sekaligus bantuan dari para orang tua murid. Berjibaku dengan segala persiapan , membagikan undangan open house, mempersiapkan sebuah pertunjukan drama, menghias sekolah hingga mencari dana bantuan . Namun perjuangan itu menemui bukit terjal. Tak ada satupun oramg tua yang mau menitipkan anaknya di Tk Yuen Tin hingga waktu batas akhir.

Di tengah kegelisahan dan kegalauan yang memuncak. Seorang sahabat baik Hung , Bowie Chan (Sammy Leung) menawarkan sebuah pekerjaan dengan gaji fantastis 10 juta dolar HK kepada Hung. Frame ini menjadi titik balik bagi Hung. Ia menolak pekerjaan itu. Dan memberikan statement idealis yang luar biasa . “ Saya seorang guru yang tidak seperti anda yang menjalankan sebuah lembaga pendidikan layaknya sebuah bank penghasil keuntungan uang belaka”

Fakta Yang ditemui pada Film Little Big Master

Tema pendidikan adalah hal yang menarik. Apalagi diangkat dari kisah nyata seseorang yang berjuang di bidang pendidikan. Hampir setiap negara memiliki sineas yang pernah mengangkat tema ini. Di Indonesia, tema pendidikan diangkat base on novel yang tentu tak lagi murni sebuah kisah nyata . Sebut saja film Laskar Pelangi, Negeri Lima menara, dan beberapa judul lainnya. Film dengan tema pendidikan memiliki nilai mulia yang diemban. Disematkan sebagai nilai unggul motivasi dan inspirasi bagi penontonnya. Ada nilai luhur yang ingin dicapai.

Begitu pula dengan Film Little Big Master. Tokoh utama Lui Wai Hung yang berhasil dimainkan secara apik oleh Miriam Yeung. Mengesankan seseorang yang sangat peduli dengan dunia anak. Di film ini tidak dijelaskan kenapa Hung dan Dong tak memiliki anak . Memang tak ada hubungan langsung memiliki anak dengan profesionalisme dalam mendidik bagi seorang guru. Hanya saja emosional psikologis tentu punya pengaruh.

Hung mendapatkan informasi tentang TK Yuen Tin melalui tayangan TV . Secara logika kasus terbengkalainya TK Yuen Tin telah menjadi isu nasional Hongkong. Kehadiran Hung tentu pula menjadi berita selanjutnya karena ada seorang mantan kepala sekolah TK Internasional yang memiliki ratusan murid mau mengajar di TK yang hanya memiliki 5 siswa dan akan segera tutup bila tak mampu mencari siswa baru. Seharusnya kasus terbengkalainya TK Yuen Tin menjadi perhatian pemerintah Hongkong. Paling tidak intansi yang terkait atau lembaga sosial pendidikan. Ya, sepertinya kehadiran Hung seperti 'hero' yang menimbulkan pertanyaan.

Kisah perjuangan Hung memang harus diapresiasi. Walau kisah yang lebih mengenaskan seperti ini banyak terjadi dipedalaman Indonesia, dipulau pulau terluar hingga wilayah perbatasan yang terisolasi. Hanya saja Hung yang notabene seorang guru dari keluarga mapan mau menjalani pekerjaan yang mungkin sangat tidak menarik , gaji yang kecil dan semuanya dikerjakan sendiri.
Peran Dong yang menggantikan sementara Hung yang sedang dirawat di rumah sakit juga menjadi pertanyaan. Lalu bagaimana pekerjaan Dong yang nampaknya sangat menyita waktu, belum lagi seharusnya Dong berada di rumah sakit menemani sang Istri yang terbujur lemah.

Lepas dari semua fakta yang ada , film ini secara teknis sangat luar biasa. Penjiwaan Miriam Yeung dan lima artis cilik hasil audisi ini patut mendapat acungan jempol. Frame yang hadir seperti menarik rasa kemanusian semua penonton. Alurnya berjalan secara runtut, pengambilan gambar dengan latar belakang kemegahan Hongkong memberikan garis yang jelas antara Kapitalisme yang telah mengakar kedalam kehidupan sehari hari masyarakat Hongkong. Dibalik kemegahan ada ruang kemanusian yang harus dibenahi. Ada manusia yang tidak seberuntung yang lain. Ada anak anak yang terpinggirkan.
Film ini wajib ditonton seluruh pendidik di seluruh Indonesia. Nilai kemanusian dan nilai berkorban dalam memajukan pendidikan adalah suatu esensi yang tak boleh lagi ditawar tawar. Ikhlas dalam bekerja. Little Big Master sebuah film yang menjadi inspirasi dan renungan.

Bagaimana akhir dari kisah film ini ? apakah Hung dan para orang tua murid lainnya berhasil mempertahankan sekolah ? Lalu bagaimana nasib kelima siswa Hung ? Tonton langsung pada tanggal 25 Oktober hanya di Celestial Movies pada jam 20:00 WIB dalam program I Love HK movies.

Selamat menikmati, Enjoy The Show.

*Review ini berdasarkan  acara Nobar di Cinemaxx Plaza Semanggi (17/10)

Note: Ada perbedaan nama desa dalam film dengan rilis , didalam film Desa Yuen Tin sedang di dalam rilis Desa Yuen Kong

Celestial Movies dapat disaksikan di

Nexmedia (CH 508)

Indovision (CH 20)

K-Vision (CH 47)

MatriksTV (CH 9)

Okevision (CH 19)

OrangeTV ( CH 162)

Skynindo ( CH 19)

Transvision (CH 112)

TopTV (CH 20)

Topass TV (CH 61)

UTV (CH 691)

Yes TV (CH 108)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun