Dengan pelindungan (safeguard) ini diharapkan utilitis pipa baja lokal akan naik dalam empat tahun kedepan. Hal ini tentu akan menggairahkan industri lokal dalam mengisi rantai hulu migas.
Supply Chain Management (SCM) Menjawab Tantangan
Divisi SCM adalah salah satu bidak penting dalam mendorong naiknya keuntungan Industri Hulu Migas, mengefektifkan penghematan (efisiensi) dalam kerangka  tata laksana kerja industri Hulu Migas. Pada tahun 2013 pengelola rantai supply berhasil melakukan penghematan sebesar US$ 109 juta (sumber : Buletin BUMI)
Secara fungsi utama SCM pada Industri Hulu Migas adalah :
- Menumbuhkembangkan Industri Nasional, dengan peningkatan Kapasitas Nasional melalui  nilai komitmen TKDN
- Menyerap Tenaga Kerja (SDM) Indonesia sebanyak banyaknya
- Sebagai multiplier effectbagi perekonomian daerah dan nasional.
- Menciptakan kerja sama dengan lembaga penelitian dan pelatihan untuk program alih teknologi.
Pelaksanaan Indonesia SCM Summit adalah pengembangan dari Supply Chain Management Consultation Forum (SCMCF) sejak tahun 2009 . Pertemuan ini dilakukan berkala setiap tahun dalam upaya berkesinambungan agar kegiatan pengelolaan rantai supply di industri hulu migas semakin efektif, efisien dan akuntabel.
Pada pertemuan setahun sebelumnya di Bali pada tanggal 23-25 Juni 2014 . Event SCMSummit berhasil membentuk kelompok kerja (Pokja) di empat bidang dalam memperkuat kemitraan. Keempat pokja tersebut adalah :
- Pokja Pengadaan Bersama
- Pokja Peraturan Tata Kelola Rantai Supply
- Pokja Capacity Building
- Pokja Aset dan Kepabean.
Pertemuan SCMSummit 2015 yang akan diadakan di JCC Jakarta pada tanggal 14-16 April nanti akan mendiskusikan sekaligus  bertukar pikiran antar mitra kerja sama. Pelaku pengelolaan rantai supply Hulu Migas diharapkan dapat bersinergi pada ide, komitmen, koordinasi, komunikasi dan terobosan program kerja.
Dengan mengusung tema:Empowering National Capacity through Strategic Supply Chain Management in Upstream Oli and Gas. Dengan membawa paradigma baru strategic supply chain management dimana lebih berfokus kepada sinergi supply demand untuk mencapai kapasitas nasional yang akan bermuara pada multiplier effect bagi perekonomian nasional.
Pada pertemuan kedelapan ini , SCM Summit membawa empat issu strategis :
- Harmonisasi Regulasi, dimana akan diakan diskusi panel dengan melibatkan beberapa kementerian terkait guna terbentuknya afirmative policySebagai inputan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan.
- Sinergi Demand Supply, Upaya mengoptimalkan pemanfaatan produk barang/jasa dalam negeri sebagai nilai strategis
- Konsep keberpihakan di dalam Persaingan Usaha, Pesaingan usaha yang sehat tentunya perlu dipelihara demi terciptanya supply dan demand yang dapat menguntungkan industri dalam negeri.
- Iklim Investasi dan Insentif pendorong tumbuh kembang Industri Dalam Negeri, Pemerintah perlu menyiapkan insentif dan menjaga iklim investasi agar menarik para investor untuk menanamkan modal pada industri penunjang Hulu Migas
Banyak hal krusial yang perlu didiskusikan pada SCM Summit kali ini. Dimana faktor eksternal perlu disikapisecara tepat , adapun faktor eksternal tersebut
- Berlakunya Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini
- Turunnya Harga Minyak dunia
- Nilai tukar rupiah yang melemah
- Kebijakan pemerintah yang baru tentang Indonesia sebagai  poros maritim dunia
SCM Summit diharapkan dapat berperan penting dan lebih luas  dalam mengggulirkan issu yang berkembang . Sekaligus memberikan masukan untuk  pemerintah dalam mengambil arah kebijakan tata kelola  rantai supply di industri hulu migas . Agar manfaatmultiplier effectdapat dirasakan oleh masyarakat di daerah dan nasional. Selamat berdiskusi pengelola rantai supplyIndonesia, Keep Moving #weloveindonesia.
* * *