Eyang, banyak yang sudah tahu jika IQ (intelligence quotient) Eyang termasuk 10 besar di dunia. Eyang memiliki IQ sangat tinggi 200, yang konon melebihi IQ Albert Einstein yang “hanya” 160. Hal ini membuat decak kagum saya. Tapi mungkin banyak yang tidak mengetahui, rahasia apa yang bisa membuat Eyang bisa memiliki IQ sangat tinggi. Setelah saya baca buku-buku tentang Eyang, ternyata kunci utamanya adalah memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Eyang (ternyata) hanya punya waktu lima jam untuk istirahat dan selebihnya Eyang manfaatkan untuk beribadah, membaca, menulis, dan bertemu dengan orang.
Eyang menggunakan 7,5 jam untuk menulis dan membaca. Kebiasaan ini menjadi sumber ilham atas gagasan-gagasan Eyang yang selalu brilian. Dengan 7,5 jam yang berisi pertimbangan yang bijaksana, pemikiran yang dalam, kejernihan hati, dan ilham serta inspirasi yang terus mengalir, maka terobosan dan prestasi hebat apa yang tidak mampu Eyang torehkan ?
Bagi saya Eyang adalah sosok yang tidak pernah setengah-setengah dalam melakukan sesuatu, terutama untuk Indonesia. Dan hal semacam itulah yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Bagi saya ada hal-hal yang bisa dijadikan inspirasi dari Eyang antara lain:
Orang yang bijaksana karena mampu mengesampingkan kepentingan pribadi untuk kemajuan Indonesia
Ketika Eyang diminta kembali ke tanah air untuk ikut membangun Indonesia, tanpa pikir panjang Eyang mengiyakan. Padahal saat itu Eyang sedang memegang jabatan sebagai Penasihat Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB yang menjadikan Eyang sebagai satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Messerschmitt-Bölkow-Blohm, Jerman.
Keputusan tersebut merupakan keputusan yang menurut saya merupakan keputusan yang berat bila mengingat sifat dasar manusia yang notabene memiliki tingkat keegoisan yang tinggi jika telah menyangkut masalah harkat hidup pribadi. Namun Eyang dengan sukarela melepaskan semuanya padahal pada saat itu Eyang bisa dibilang sedang berada pada fase puncak karir. Kebijaksanaan Eyang tersebut secara tidak langsung mengajarkan kepada saya untuk bisa bersikap bijaksana dalam menghadapi berbagai pilihan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, ketika saya berada dalam posisi dimana saya harus memilih antara kepentingan pribadi dan organisasi atau keluarga. Maka saya akan lebih mementingkan kepentingan orang banyak.
Memiliki pemikiran-pemikiran yang brilian
Eyang mengajarkan saya bahwa kita harus berani membuka diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi meskipun tidak jarang perubahan tersebut bertentangan dari apa yang selama ini ada (namun tetap dengan catatan tentunya). Selagi perubahan itu baik dan tidak bertentangan dengan agama serta tidak merugikan banyak pihak maka akan saya terima. Selepas itu, perlu pemikiran lebih dalam untuk bisa mengambil sebuah keputusan yang bijak.
Memiliki keinginan untuk mencoba hal yang baru
Eyang adalah seorang scientist, seorang teknolog, seorang dengan latar belakang pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Eyang juga bisa dibilang buta akan politik kenegaraan. Namun pada kenyataannya Eyang berani terjun ke dunia politik dan menduduki jabatan penting seperti wakil presiden bahkan hingga menjadi presiden ke-3 Indonesia. Dan Eyang sukses di dalamnya walau hanya dalam waktu singkat.
Mencoba hal yang baru. Sungguh sulit jika membayangkan apa yang akan terjadi, apa yang harus dilakukan dan sebagainya. Namun jika mengingat hal tersebut saya menjadi berani dengan sendirinya untuk mengambil keputusan dalam mencoba pengalaman baru, tentunya dengan berbagai pertimbangan.