Mohon tunggu...
Rusdi El Umar
Rusdi El Umar Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Batang-Batang

Sang petualang yang masih terus mencari hakikat kehidupan rusdiumar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bidayatul Hidayah: Persiapan Pelaksanaan Salat

28 Mei 2023   19:11 Diperbarui: 28 Mei 2023   19:12 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah salat Zuhur dan menunggu salat Ashar, hendaknya seseorang tidak melakukan hal-hal lain kecuali menuntut ilmu, membaca Al-Quran, membantu orang muslim, atau berusaha (bisnis) untuk kehidupan. Hal sedemikian dilakukan agar memperkuat nilai-nilai agama (Islam). Sehingga segala perbuatan yang kita lakukan tidak lepas dari kaidah keislaman itu sendiri.

Salat Ashar

Setelah melakukan hal-hal kebajikan sesudah melakukan salat Zuhur, maka selanjutnya adalah persiapan untuk melaksanakan salat Ashar. Diawali dengan empat takaat sebelum salat Ashar yang merukan salat sunah mu'akkad juga. Dalam sebuah Hadis, Rasulullah saw bersabda, "Semoga Allah mengasihi seseorang yang mengerjakan salat empat rakaat sebelum Ashar." 

Maka hendaknya kita berdaya upaya untuk memperoleh doa Rasulullah saw tersebut. Setelah salat Ashar hendaknya seseorang melakukan hal-hal yang telah dilakukan setelah salat Zuhur; menuntut ilmu, membantu umat Islam, membaca Al-Quran, dan berusaha untuk kehidupan.

Hendaknya seseorang tidak menjadikan waktunya menjadi sia-sia. Maka seyogyanya waktu itu digunakan sebagaimana mestinya dan sebagaimana baiknya. Mestinya seseorang juga menertibkan wirid (zikir) baik di waktu malam maupun di waktu siang. Membuat jadwal kegiatan yang pasti merupakan suatu kebaikan agar tidak berlebih maupun melewatkan waktu yang telah ditetapkan. 

Imam Ghazali menegaskan bahwa seseorang yang menyia-nyiakan waktu disepadankan dengan binatang. Maka jadwal yang tepat dan dilakukan dengan semestinya, maka akan membuat kita terlepas dari waktu yang sia-sia. 

Umur pada hakikatnya merupakan harta yang paling pokok. Karena umur yang digunakan demi kebaikan akan menyampaikan seseorang kepada nikmat akhirat (surga). Dan setiap tarikan napas merupakan permata yang tidak dapat dihargai dengan harta apapun. Karena tidak mungkin napas itu dapat diganti dengan harta.

Imam Ghazali juga menegasakan bahwa kita jangan menjadi orang yang pandir (bodoh), tertipu, dengan kesibukan mengumpulkan harta benda dan tidak menyadari berkurangnya umur. "Maka sama sekali tidak ada kebaikan dalam bertambahnya harta sementara umur selalu berkurang," demikian Imam Ghazali beranalogi. 

"Maka janganlah kalian berbangga kecuali dengan bertambahnya ilmu dan perbuatan baik. Karena keduanya (ilmu dan amal shalih) adalah teman yang akan menjadi pembela di alam kubur," demikian Imam Ghazali menjelaskan. Sementara yang lain seperti keluarga, harta, anak-anak, dan saudara-saudara akan meninggalkan kita. 

Demikian kajian kitab Bidayatul Hidayah kali ini. Selanjutnya adalah persiapan menjelang salat Magrib yang akan dilanjutkan pada pertemuan yang akan datang. Insya Allah, semoga kita semua termasuk salik fil ilm, yaitu pencari ilmu yang akan membawa kita ke surga. Aamiin. ---rusdi_elumar---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun