Mohon tunggu...
Roesda Leikawa
Roesda Leikawa Mohon Tunggu... Editor - Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

"Menulis adalah terapi hati dan pikiran, Kopi adalah vitamin untuk berimajinasi dan Pantai adalah lumbung inspirasi" -Roesda Leikawa-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rela Menghabiskan Uang untuk Membangun PAUD di Maluku

28 Oktober 2016   08:16 Diperbarui: 28 Oktober 2016   09:15 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah Indonesia sudah memberi dukungan untuk pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa, ini juga menjadi Strategi Nasional Pelayanan Sosial Dasar dalam membangun desa serta memberi kesejahteraan pada masyarakat, sehingga untuk  merealisasikannya dibutuhkan Fasilitasi & Koordinasi Pemenuhan Lembaga PAUD untuk setiap desa, Pengembangan PAUD berbasis potensi desa serta peningkatan peran masyarakat melalui lembaga Balai Rakyat. Tanggung jawab ini juga dilaksanakan melalui Program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) untuk tahun 2016 di 25 kabupaten, 252 kecamatan, dan 2.755 desa .

Terkait dengan itu, saya mendapat tugas khusus dari Koordinator Konsultan GSC Provinsi Maluku untuk mengunjungi salah satu PAUD yang ada di Desa Soahuku Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah yang juga merupakan lokasi intervensi GSC. Sebagai supporting staff konsultan di Maluku saya berkewajiban untuk membantu konsultan dalam pemenuhan program ini, salah satunya adalah bagaimana mempublikasikan prestasi masyarakat perdesaan yang harus menjadi sasaran pemerintah untuk lebih diperhatikan lagi.

Dengan demikian, kunjungan ini bukan untuk mengaudit tetapi hanya meliput aktivitas yang dilakukan oleh pengelola PAUD, yang diberi nama PAUD Terpadu Bougenvil I, dibawah pengelolaan Ny. Fransina  M. Latuny yang terletak di Jalan Nn. Saar Sopacua Desa Soahuku Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.

Jumat, 14 Oktober 2016 lalu, Tepat pukul 10.19 WIT saya tiba dikediaman Fransina M Latuny, perempuan berambut pendek itu menyambut saya  dengan penuh kehangatan, sementara disamping kiri rumahnya ada sebuah ruangan yang dijadikan tempat berkumpul anak-anak, beberapa perempuan dewasa nampak  duduk dihalaman rumah. Rupanya ruangan yang tidak memiliki plavon itu digunakan untuk kelas PAUD Terpadu Bogenvil I. Tidak perlu menunggu lama, saya langsung mohon ijin untuk bisa masuk dan menyaksikan aktivitas dikelas itu sekaligus berbicara dengan pengelolanya.

Ruang Belajar PAUD Bougenvil I
Ruang Belajar PAUD Bougenvil I
Konon ceritanya PAUD ini sudah ada sejak tahun 2004 dengan jumlah murid saat itu hanya 8 orang, namun karena pengelolaannya kurang lihai sehingga PAUD tersebut tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan.

Barulah ditahun 2007,  Fransina M Latuny mengambil alih dan mengaktifkan kembali PAUD Bogenvil I, hebatnya selama setahun setelah Bogenvil dibuka, dia melakukan aktivitas melayani anak-anak ini di teras rumahnya, karena belum ada ruangan yang tersedia, dengan perlengkapan seadanya Fransina melakukannya dengan semangat dan penuh suka cita.

Seiring perjalanan waktu, Tim Pemantau dari Dinas Pendidikan Provinsi Maluku mengatakan bahwa PAUD Bogenvil I tidak layak dan tidak diakomudir, sehingga dirinya pun mulai mengambil inisiatif untuk membangun satu ruangan diatas tanah milik pribadi yang kemudian dia hibahkan untuk Bogenvil I. Bangunan ini bisa terwujud atas kerelaan dari suaminya untuk membiayai pembangunan PAUD dari hasil jual kopra yang selama ini menjadi mata pencahariannya. Pada saat itu murid yang ada sudah berjumlah 18 orang, dari tahun ke tahun PAUD Bogenvil mulai berkembang.

Mendidik Anak-Anak Desa Adalah Tanggung Jawab Bersama

Atas keprihatinanya terhadap masa depan anak-anak Desa Soahoku, Ibu Merry begitu sapaan bagi Fransina M Latuny  tidak sungkan untuk menggunakan dana pribadinya demi kepentingan Bogenvil I, dia dibantu oleh empat orang tenaga pendidik. Rasa tanggung jawab ingin membangun Sumber Daya Manusia di kampung halamannya membuat dia begitu semangat dan peduli untuk melayani anak-anak, apalagi kondisi ekonomi para orang tua dilingkungannya termasuk masyarakat ekonomi lemah dan banyak yang belum memasukan anak-anak ke Taman Kanak-kanak (TK), selain itu atas keresahannya terhadap sering terjadinya konflik kecil antar warga, Fransina berkeinginan untuk mewujudkan generasi yang tumbuh besar dengan hal-hal positif, cerdas dan miliki daya saing, maka dia berusaha dengan segala daya dan upaya untuk fokus memberi pendidikan pada anak usia dini, dengan harapan anak-anak tersebut bisa berkembang dengan baik, percaya diri dan tanggung jawab. 

Fransina M Latuny yang juga beraktivitas sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kabupaten Maluku Tengah ini, mengaku sangat enjoy dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, baginya mendidik anak-anak bangsa merupakan tanggung  jawab bersama, dia bahkan rela melayani anak-anak itu meski uang sakunya habis, asalkan kebutuhan Bogenvil I dan intensif tenaga pengajar dapat terpenuhi.     

“saya melayani anak-anak ini dengan sepenuh hati’ sehingga orang tua tidak cangung dan percaya untuk memasukan anak-anahya pada PAUD Bogenvil I”, ujarnya.

Proses Belajar di Kelas
Proses Belajar di Kelas
Tetap Semangat Dengan Kondisi Kekurangan

Saat saya menanyakan kendala yang selama ini dihadapinya, dirinya mengaku bahwa intensif yang diberikan kepada tenaga pengajar hanyalah Rp.100.000 per bulan, ini mungkin tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, beruntunglah para tenaga pengajar juga miliki misi yang sama untuk memajukan anak bangsa, sehingga mereka tidak mempersoalkan besar kecilnya intensif tersebut,  namun bagi seorang Fransina M Latuny yang bertanggung jawab atas PAUD Bogenvil I merasa prihatin dengan kekurangan tersebut, sehingga dia berharap agar ada bantuan pemerintah untuk melihat kondisi tersebut, bantuan berupa Alat Permainan Edukatif (APE) luar dan dalam, serta  dana bantuan untuk merangsang PAUD.

“kami tidak bisa jalan tanpa adanya perlengkapan alat tulis, untuk Ave luar sudah ada, namun untukAPE dalamyang belum mencukupi”, ungkapnya.

Dalam lanjutannya, dia juga mengatakan bahwa selama ini Bogenvil mendapat respon positif dari masyarakat setempat, hal ini dapat dilihat dari kepercayaan masyarakat untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke PAUD Bogenvil I. Tahun 2014, Fransina Latuny mengaku bahwa ada bantaun dari Dinas Pendidikan Provinsi Maluku berupa rangsangan, BOP, untuk APE luar dan juga mendapatkan bantuan dari APBD Provinsi tahun 2010.

Nampak Ruang Kelas Yang Tidak Miliki Palvon
Nampak Ruang Kelas Yang Tidak Miliki Palvon
Namun, Masih ada kekurangan yang lain, yaitu tambahan bangunan baru, karena seiring dengan perjalanannya siswa Bogenvil semakin bertambah, hingga kini sudah berjumlah 153 siswa terhitung sejak tahun 2007 sampai dengan 2016, sehingga dia bersama sang suami berencana akan menambah ruangan lagi dengan uang pribadi sekaligus mengusahakan untuk bangun MCK.

Dirinya berharap dengan keberadaan PAUD Terpadu Bogenvil I ini, dapat membantu mutu pendidikan di desa Soahuku Kecamatan Amahai, sehingga anak-anak usia dini dapat berkembang maju sesuai amanat Negara. Dan juga berharap kepada pemerintah, supaya ada bantuan untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas, sehingga dapat merangsang PAUD Terpadu Bogenvil I ini lebih baik lagi.

Menurutnya sejak tahun 2008 sampai dengan 2015 mereka pernah mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan juga BKKBN, namun untuk tahun 2016 ini belum ada pemberitahuan dari pihak terkait.

Relawan Untuk Bogenvil I

Mungkin kata yang tepat untuk tenaga pendidik Bogenvil I adalah para relawan, sebab mereka bekerja tanpa pamrih,  setiap hari meluangkan waktu dan berkonsentrasi untuk mengajarkan banyak hal pada siswa PAUD tersebut. Bahkan ketika Ketua Pengelola Bogenvil I Fransina Latuny memberikan intensif sebesar Rp.100.000 per bulan saja,mereka tidak memprotesnya, itu pun dari uang pribadinya sendiri, padahal biaya kehidupan di Kecamatan Amahai cukup mahal yang jika dikalikan untuk kebutuhan sehari-hari selama sebulan, maka Rp.100.000 itu sangatlah tidak cukup untuk menyambung hidup.

Pada kesempatan itu, saya juga bertemu dengan salah satu tenaga pendidik Bogenvil I, Maria Taran yang juga sudah lama mengabdi untuk anak-anak PAUD sejak pertama kali Bogenvil didirikan. Perempuan berusia 42 tahun itu mengaku bekerja sebagai tenaga pendidik di PAUD Terpadu Bogenvil I, setiap hari senin sampai dengan sabtu yang dimulai dari pukul 07.00 pagi sampai dengan pukul 11.30 WIT. Maria   Mengaku tertarik untuk mengabdi dan melayani siswa PAUD karena misinya jelas ingin membangun anak-anak bangsa menjadi lebih maju, mengembangkan pendidikan yang berkualitas sehingga bisa menjadi panutan bagi masyarakat.

Maria Taran yang juga adalah seorang Ibu Rumah Tangga ini mengaku juga temui kendala saat proses belajar mengajar berlangsung yakni ketika tidak tersedianya Alat Permainan Edukatif (APE), sehingga dia sangat berharap agar kedepannya ada bantuan alat dari pihak Dinas Pendidikan atau pihak-pihak terkait. “semoga kita diperhatikan oleh pemerintah”, harap maria saat menutup diskusi kita siang itu.

Foto Bersama Pengelola PAUD dan FK GSC Amahai
Foto Bersama Pengelola PAUD dan FK GSC Amahai
Bantuan Pemerintah Melalui Program GSC

Salah satu kegiatan Program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) di Kecamatan Amahai adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan untuk balita dan anak-anak di Desa Soahuku, sehingga para murid dari PAUD Bougenvil I ini juga menjadi sasaran pemanfaat guna merealisasikan rencana kerja tindak lanjut GSC di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.

Untuk diketahui bersama bahwa hal-hal tentang pelaksanaan PAUD yang berkualitas dijelaskan dalam Peraturan Presiden No 60 tahub 2013 tentang peningkatan akses, pemerataan dan berkesinambungan serta kelengkapan jenis pelayanan, peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan, peningkatan koordinasi dan kerjasama lintas sektor serta kemitraan antar institusi pemerintah, lembaga penyelenggara layanan, dan organisasi terkait serta penguatan kelembagaan dan dasar hukum, yang melibatkan masyarakat termasuk dunia usaha dan media massa dalam penyelenggaraan pelayanan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif

Dalam Permendikbud No 137/2014 juga dijelaskan tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini yang mengamanatkan pentingnya pendidikan usia dini. Dengan mengacu pada peraturan tersebut, semoga pemerintah dan seluruh elemen masyarakat agar bisa bersama-sama memperhatikan dan memberi dukungan demi terselenggaranya tujuan pendidikan anak usia dini yang belum disentuh secara maksimal diseluruh Indonesia dan Maluku lebih khususnya.  

Salam

R. Leikawa - Supporting Staff Konsultan Generasi Sehat dan Cerdas Provinsi Maluku

Sumber gambar: Dokumen Pribadi

     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun