Mohon tunggu...
Roesda Leikawa
Roesda Leikawa Mohon Tunggu... Editor - Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

"Menulis adalah terapi hati dan pikiran, Kopi adalah vitamin untuk berimajinasi dan Pantai adalah lumbung inspirasi" -Roesda Leikawa-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengenang Bapak yang Telah Tiada

17 Februari 2016   13:31 Diperbarui: 17 Februari 2016   14:18 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil membacakan Surah Yasin, mata saya selalu melirik pada tangan Bapak, hingga binar-binar air mata menghalangi pandangan, tulisan arab itu seperti tidak jelas karena mata ini sudah berair, suara lantang saya menurung pelang karena tak bisa menahan kesedihan, saya tak sanggup untuk mengangkat wajah ini, air mata terus berderai membasahi pipi, namun saya tak mau berhenti bacakan kalimat-kalimat Allah. Saya terus melanjutkan Yasinan itu dengan suara terbata-bata.

Tiba-tiba terdengar suara tangisan pelang mulai mengusik ruangan, tangan Bapak sudah tidak bergerak dan diangkat keatas perut layaknya orang yang tidak bernyawa, Bapak telah meninggal, dan saya masih tidak percaya, satu persatu saya bacakan ayat-ayat suci pada Surah Yasin hingga selesai barulah saya berdiri.

Nampak semua wajah pada saat itu terlihat sedih, lalu saya bertanya, “apa ini sudah selesai..?”, seorang kakak sepupu menjawab pertanyaan saya, “iya, sudah selesai?”, mendegar jawaban itu, seketika dunia  ini terasa gelap sekali, melihat Bapak tertidur kaku, kami sekarang dalam hitungan detik langsung menjadi yatim sementara perempuan tua yang duduk di kursi itu menjadi janda.

Saya tak kuasa menahan air mata yang sejak tadi membasahi kedua pipi ini, ingin berteriak tapi tak bisa,  maka pada kamarlah saya berlari dan menangis diatas tempat tidur. Sambil bergetar tangan ini memegang telpon gengam untuk memberi kabar pada semua keluarga yang belum pulang.

Ya, Bapak telah pergi tepat hari Jumat tanggal 29 Januari 2016, pukul 22.02 WIT, saya kehilangan sebagian jiwa dan raga, saya kehilangan seseorang yang sering mendoakan kami, saya kehilangan satu pembawah rahmat, saya kehilangan satu orang tempat perolehan amal anak sholeh, saya kehilangan satu penyemangat hidup, saya kehilangan laki-laki yang mencintaiku, saya kehilangan satu hati yang hangat. Dan tinggallah satu orang tua tempat kami berkeluh kesah, tempat kami memperoleh amal, dialah ibu kami, istri bapak yang saat ini telah menjadi janda, semoga diberi umur panjang, kesehatan dan kesabaran.

Ya Allah....

Tempatkan Bapak kami disisiMU, Ampunilah segala dosa kedua orang tua kami dan berilah kami kesabaran dan kekuatan dalam menjalani setiap ujian dan cobaan. Aamiin. (RUS)

 Keterangan :
Rus   : Nama panggilan di rumah
Beta : Saya 

*****

Tulisan ini hanya sebagai pelampiasan rindu seorang anak pada sosok Ayah yang telah tiada, Tak ada maksud untuk menyombongkan diri atau memperlihatkan kepedihan.

 

  Salam
Ambon, 17 Februari 2016
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun