Meski dari remaja terbiasa hidup di perantauan dengan berbagai kondisi senang dan susah, namun saya tegar dan tabah menjalani. Kala Idulfitri datang rangkain-rangkain kenangan masa lalu kembali berpadu mengingatkan peristiwa tempo dulu.Â
Biasanya setelah beberapa hari lebaran kakak saya yang nomor dua sering mengajak silaturahmi sowan ke para Kyai. Karena kebetulan saudara kandung kedua saya ini alumni 80'an dari salah satu Ponpes Tahfidz  Al-Qur'an yang ada di Kota Kudus. Namun, tahun lalu kakak telah pergi untuk selamanya.
Memiliki saudara kandung seorang kakak, dan saya sebagai adik bungsu bukanlah sebuah kebetulan. Kehadiran saudara kandung, telah memberikan banyak sekali warna dalam hidup saya, baik ketika masih kecil maupun saat sudah dewasa.
Hubungan saudara kandung tidak dibuat-buat dan selalu apa adanya. Karena kita bertumbuh bersama mereka, dengan orangtua, kenangan, dan pengalaman yang sama.
Kini kami hanya tinggal berdua dan berbeda kota, sebagai seorang adik saya akan selalu menyempatkan untuk berkunjung dan melepas rindu. Dari kakak perempuan ini cerminan dari almarhumah ibu begitu jelas terlihat. Seorang  perempuan yang penyayang, ikhlas, dan baik hati.Â
Buat saya, hubungan yang hangat dan kuat itu bukan hanya karena ikatan keluarga semata, namun juga effort untuk meluangkan waktu bersama. Dengan berbagai kesibukan masing-masing, quality time bersama sesingkat apa pun harus diluangkan.Â
Sahabat bisa dicari, tapi anggota keluarga tidak bisa terganti. Meski kesibukkan bekerja atau membangun usaha  membawa pergi begitu jauh dari kakak. Terlebih dengan adanya teman dan pergaulan baru, makin sedikitlah waktu berkunjung untuk mereka.Â
Saat saudara kandung masih ada, mungkin waktu yang sedikit itu terasa biasa saja. Tapi saat mereka pergi, barulah rasa kehilangan itu menghampiri, namun sayangnya waktu tak bisa ditarik kembali.
Keluarga adalah salah satu anugerah dari Tuhan yang tak ternilai. Rawatlah. Tidak ada hal yang terbaik saat mereka masih ada, kecuali memupuk terus tali silaturahmi. Hal terindah dalam hidup ini adalah kerukunan dan kebersamaan.Â
Hari Raya Idul Fitri sebagai epos penyempurna setelah puasa Ramadan, menjadi sangat berarti ketika kemerdekaan kembali direngkuh.