Mohon tunggu...
Fiksiana

Resensi : Surat Kecil Untuk Tuhan

29 Oktober 2015   15:26 Diperbarui: 4 April 2017   18:29 20997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

.Di bagian 8 menceritakan, bahwa kanker itu mulai tumbuh dengan cepat, akhirnya ayahnya mencoba pengobatan ke Singapura, disana dokterpun menyarankan untuk operasi. karena desperdo, mereka pun kembali ke Indonesia dengan kondisi Keke yang semakin parah, Kenker itu mulai menyebar ke seluruh tubuh, ke paru-paru, Jantung dan organ-organ lain. satu hal yang membuat aku terharu, dengan kondisi yang begitu parah

Bagian 9

Di bagian 9 menceritakan, Keke yang merasa sedih karena terkena penyakit kanker ini, dan dia berfikir kenapa semua ini terjadi pada hidup Keke. Untuk menghilangkan rasa sedih tersebut Keke bertamasya bersama ayah dan sahabat-sahabatnya ke Bandung.

Bagian 10

Di bagian 10 menceritakan, penyakit Keke yang semakin parah namun dia tetap berjuang untuk mengikuti ujian ,walau kaki nya sudah tidak dapat bergerak namun Keke tetap bersemangat untuk mengikuti ujian tersebut. Dan saat ujian berlangsung di hari terahir ujian tangan Keke susah untuk digerakan/ untuk menulis , dan akhirnya dia menyelesaikan ujian di bantu dengan Pak Yus.Waktupun berlalu dan kondisi Keke tak juga membaik hingga akhirnya dia harus rawat inap lagi di RSCM dan mengalami koma selama tiga hari. Dalam massa opname itu ada berita yang begitu membanggakan baik untuk Keke dan keluarganya bahwa Allah memang memberikan cobaan sesuai kemampuan hambaNya. Keke membuktikan semua itu.”Keke menjadi juara tiga di kelasnya dalam ujian akhir sekolah.”

Bagian 11

Di bagian 11 menceritakan, dokter yang menyerah terhadap kankernya, di nafasnya terakhir ia menuliskan sebuah surat kecil kepada Tuhan. Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada air mata lagi di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun.Nafasnya telah berakhir 25 desember 2006 tepat setelah ia menjalankan ibadah puasa dan idul fitri terakhir bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya, namun kisahnya menjadi abadi.

Tinjauan Bahasa

Penggunakan bahasa dalam buku ini sudah cukup baik , namun ada beberapa bahasa yang masih susah untuk di pahami oleh pembacanya.

Kesalahan Cetak

Di dalam buku ini masih ada beberapa kata yang penulisannya masih salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun