Sekilas saya amati buku-buku yang ada di rak perpustakan ini adalah buku-buku umum dan pengayaan baik sosial, politik, ekonomi, filsafat, dll. Defian mengatakan, tak ada buku-buku pelajaran sekolah. Selain itu juga ada komik-komik Jepang hingga novel-novel berat. Warga yang datang hanya bisa membaca di tempat, tak bisa dipinjam ke rumah. Untuk menjaga kebersihan, pengunjung dilarang makan dan minum.
Jika dilihat dari luar, ember-ember es krim pada bagian depan bangunan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk satu kode binary yang artinya "Buku adalah Jendela Dunia". Ember-ember es krim ini sebagian dilubangi dengan maksud agar ruangan di dalamnya menjadi sejuk.
Di bagian bawah pepustakaan, ada semacam pendopo terbuka yang menjadi tempat kegiatan rutin komunitas. Misalnya pada setiap Kamis dan Minggu ada kegiatan literasi film pada pukul 15.30-16.30. Pada setiap hari Minggu pukul 11.00 ada kegiatan story telling. Sedangkan pada Senin, Rabu, dan Sabtu setiap pukul 08.30-17.00 ada kegiatan bernama Literasi Tali Integritas. Kegiatan ini didukung antara lain oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Defian mengatakan, Microlibrary Bima tadinya merupakan percontohan perpustakaan komunitas yang dicita-citakan pemerintah Kota Bandung untuk dibangun di setiap kelurahan. Namun hingga Wali Kota Bandung sudah diganti oleh wali kota Plt, baru Microlibrary Bima yang berjalan. Menurut Defian boleh jadi karena komunitas pecinta buku di Kelurahan Bima memang sudah lama terbentuk.
Bahkan menurut pengakuan Defian, dibangunnya perpustakaan ini juga atas pengajuan komunitas yang kebetulan aktivisnya adalah pemuda yang mengaku sedang melanjutkan kuliah S2 ini. Defian mengatakan, saat masih remaja, dia dalah aktivis perpustakaan keliling di kawasan Jalan Bima, Kelurahan Arjuna.
Lokasi Microlibrary Bima sangat mudah dijangkau bahkan bagi wisatawan, khususnya yang bepergian menggunakan pesawat. Posisinya hanya beberapa meter dari pangkal Jalan Bima yang berada di Jalan Pajajaran. Jalan Pajajaran adalah jalur utama ke dan dari Bandara Husein Sastranegara.
Dari pangkal Jalan Bima tersebut yang berhadapan dengan pangkal Jalan Baladewa di utaranya, dengan berjalan kaki juga tak akan melelahkan. Terlebih jalanannya dirimbuni pepohonan besar.
Dengan membuka Google Map pastinya akan lebih mudah menemukan lokasinya. Jika sekalian ingin menyumbangkan buku, pihak Microlibrary Bima akan dengan senang hati menerimanya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H