Sebagai guru SD Â yang tinggal di kampung, tak banyak yang menjadi impian saya. Mendampingi murid dan menyaksikan mereka menjadi tumbuh lebih baik dari hari ke hari adalah kepuasan sendiri.
Misalnya, sebelumnya anaknya bendel, sekarang menjadi taat. Sebelumnya anak suka bolos sekarang menjadi rajin, sebelumnya suka bicara kasar menjadi lebih sopan, adalah perubahan perilaku yang membanggakan bagi kami sebagai guru.
Menjadi guru adalah pekerjaan utama karena dapat menanamkan karakter yang baik, Â memberikan bekal dan pengetahuan yang nantinya dapat menjadi kunci kesuksesan saat mengemban amanah dan memegang kendali kekuasaan di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Jika ditanya bagaimana pendapat saya tentang pemerintahan Prabowo-Gibran di 100 hari kekuasaannya. Tentu jawabannya perspektif, karena seseorang akan mempunyai cara pandang terhadap kinerja pemerintahan berdasarkan apa yang dia lihat di sekelilingnya dan apa yang dia ketahui sesuai kapasitasnya.
Sebagai guru saya pun akan melihat dari sisi yang saya tahu, yaitu di lingkungan pendidikan. Sudah 100 hari Prabowo-Gibran melaksanakan tugas sebagai pimpinan sesuai dengan janji dan komitmennya saat kampanye.
Saat pergantian presiden secara otomatis kabinetnya juga ganti termasuk para menterinya. Jargon lama yang sudah dihafal para guru adalah ganti menteri ganti kurikulum. Bahkan saat ini Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah sedang meluncurkan program dan strategi serta platfom  baru untuk para guru demi kemajuan Pendidikan.
Makan Bergizi Sehat (MBS)
Salah satu yang telah dijalankan pemerintah adalah Makan Bergizi Sehat, yang banyak menimbulkan polemik, pro dan kontra, baik dari masyarakat maupun dari pihak sekolah. Saya juga telah menulis tentang Makan Bergizi Gratis di kompassiana, pada tanggal 17 Januari 2025. https://www.kompasiana.com/ruriainiyah1775/678a06caed6415739b77dcb2/makan-bergizi-gratis-mbg-wujud-kepedulian-terhadap-siswa-kurang-mampu.
Menurut saya Makan Bergizi Sehat(MBG) sangat membantu bagi murid yang kurang mampu, karena mereka datang sekolah dalam keadaan perut kosong, hanya dengan bekal uang saku Rp. 5000,- sebagai pengganti sarapan.
Namun sangat berbeda nilai dan bobot Makan Bergizi Sehat bagi anak yang mampu secara finansial, mereka sudah terbiasa dengan selera makan, sehingga  orang tua bisa menyediakan sarapan sesuai dengan selera anak.
Kita tinggalkan pro dan kontra tentang Makan Bergizi Sehat(MBS), karena sampai saat ini masih menjadi issue bagi pemegang kebijakan. Saya akan membahas tentang bagaimana kurikulum Pendidikan ke depan?