Dalam dunia Pendidikan tentu ada banyak kegiatan yang menjadi program sekolah. Program dan kegiatan  sekolah harus memberikan kontribusi positif pada murid. Bukan malah sebaliknya menjadi beban karena tidak sesuai dengan minatnya. Sehingga sekolah memberikan pilihan-pilihan ekstrakurikuler agar mereka menentukan sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
Misalnya anak yang suka nyanyi maka bisa mengikuti ektra seni, suka beladiri bisa bergabung dengan kegiatan karate, suka menggambar bisa bergabung di seni rupa dan lain sebagainya. Sekolah mewadahi semua yang menjadi bakat dan potensi anak sehingga tampak menonjol di bidangnya.Â
Lalu bagaimanakah sekolah mengelola program yang berdampak pada murid?
Mewujudkan kepemimpinan murid
Saat sekolah merancang sebuah program atau kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler( pembelajaran mata pelajaran yang mempunyai alokasi waktu), ko-kurikuler( kegiatan untuk pendalaman atau bimbingan) atau ekstra kurikuler( kegiatan di luar jam pembelajaran untuk mengembangkan bakat, minat dan potensi anak), maka murid juga harus menjadi pertimbangan utama.
Lalu sejauh mana keterlibatan murid dalam pengambilan keputusan terkait program atau kegiatan sekolah ? Selama ini kita sebagai guru dan orang dewasa beranggapan bahwa murid hanya sekedar menerima instruksi dan tunduk terhadap peraturan sekolah, padahal mereka adalah penjelajah, pengamat dan mempunyai rasa ingin tahu terhadap berbagai hal.
Bahkan terkadang kita memperlakukan murid seolah-olah mereka tidak mampu membuat keputusan, atau pilihan terhadap proses belajar mereka, atau bahkan membiarkan mereka tidak berdaya  dengan sepihak kita tidak melibatkan murid dalam proses pengambilan keputusan.
Untuk itu agar dapat menjadikan murid sebagai pemimpin dalam proses pembelajaran sendiri maka perlu memberikan kesempatan untuk mengembangkan kapasitasnya sehingga potensi kepemimpinananya dapat berkembang dengan baik.
Dalam hal ini peran kita sebagai guru adalah mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka sesuai kodrat, kontek dan kebutuhannya serta sedapat mungkin kita mengurangi control terhadap mereka.
Saat murid memiliki control terhadap apa yang terjadi maka disitulah murid memiliki apa yang disebut agency yaitu kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya melalui tindakan yang dibuatnya.
Konsep kepemimpinan murid sebenarnya berakar pada prinsip bahwa murid sebenarnya memiliki kemampuan dan keinginan untuk memengaruhi kehidupan mereka dan di sekitar mereka, sehingga  akan bertindak secara aktif dan memutuskan pilihan yang bertanggung jawab.
Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran maka hubungan yang tercipta antara guru dan murid bersifat kemitraan. Dengan demikian saat mereka belajar akan
- berusaha memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
- menunjukkan keterlibatan dalam proses pembelajaran
- menunjukkan rasa ingin tahu
- mempunyai inisiatif
- memberikan umpan balik
- Di sisi lain  guru berperan sebagai mitra akan
- berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati dan menanggapi ide-ide dari murid-murid.
- Memperhatikan kemampuan, kebutuhan dan minat murid
- Mendorong murid untuk mengeksplorasi minat dan memberikan tugas terbuka
- menawarkan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas mereka
Menumbuhkembangkan kepemimpinan muridÂ
Saat murid menjadi pemimpin dalam pembelajaran atau murid memiliki agency maka sebenarnya dia juga memiliki suara(voice), pilihan(choise), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajarannya. Â
Melalui suara, pilihan dan kepemilikan itulah murid akan mengembangkan kapasitas dirinya. Sebagai guru kita hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya dimana murid dapat merefleksikan tindakan mereka.
Suara(voice) adalah pandangan, gagasan atau perhatian yang diekspresikan murid melalui partisipasi mereka di kelas, di sekolah maupun dalam komunitasnya.
Seperti, membangun budaya saling mendengarkan, melibatkan murid dalam memberikan umpan balik dalam proses pembelajaran, melibatkan murid dalam perencanaan pembelajaran juga atau membuat kotak saran untuk murid tentang sekolah.
Pilihan(choise) adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan dan peluang dalam ranah sosial, lingkungan dan pembelajaran.
Misalnya dalam ranah sosial, murid diberi kesempatan untuk memilih kelompok sesuai dengan minatnya, dalam ranah lingkungan, memilih lingkungan belajar yang mendukung, dalam ranah pembelajaran, murid berlatih dalam penguasaan materi dan ketrampilan.
Selain hal tersebut di atas guru dapat mendorong dan menyediakan pilihan murid seperti : memberikan kesempatan murid untuk mengelola kegiatan, memberi kesempatan murid untuk mengevaluasi pembelajarannya, dan juga mengambil kemufakatan dalam mengambil keputusan. Â
Menurut Duddley Marling Searly yang dikutip  oleh Rainer dan Mona dalam artikel yang berjudul Ownership of learning (2002:27) bahwa kepemilikan bukanlah sesuatu yang diberikan melainkan sesuatu yang dikembangkan dalam proses yang menyiratkan rasa hormat, kekuasaan, suara dan tanggung jawab kepada orang lain.
Berikut ini beberapa contoh tentang kepemilikan murid, diantaranya meminta pendapat murid untuk penugasan, memosting ide murid dengan seizin yang punya, mengajak murid mengatur kelasnya sendiri, memajang ketrampilan dan hasil produk murid di kelas, memberi kesempatan murid membawa sumber belajar yang mereka miliki untuk berbagi kepada yang lain.
Bapak dan Ibu, sebagai guru sebaiknya kita merespon apa yang menjadi kebutuhan murid, mereka sebenarnya mempunyai potensi dan peran yang penting untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
Sebagai guru kita harus mendorong dan mengembangkan suara(voice), pilihan(choise) dan kepemilikan (ownership) murid sehingga mereka benar-benar menjadi student agency yang bisa menjadikan dunia Pendidikan lebih maju.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Referensi : Modul 3.3. pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Â Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI