Konsep kepemimpinan murid sebenarnya berakar pada prinsip bahwa murid sebenarnya memiliki kemampuan dan keinginan untuk memengaruhi kehidupan mereka dan di sekitar mereka, sehingga  akan bertindak secara aktif dan memutuskan pilihan yang bertanggung jawab.
Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran maka hubungan yang tercipta antara guru dan murid bersifat kemitraan. Dengan demikian saat mereka belajar akan
- berusaha memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
- menunjukkan keterlibatan dalam proses pembelajaran
- menunjukkan rasa ingin tahu
- mempunyai inisiatif
- memberikan umpan balik
- Di sisi lain  guru berperan sebagai mitra akan
- berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati dan menanggapi ide-ide dari murid-murid.
- Memperhatikan kemampuan, kebutuhan dan minat murid
- Mendorong murid untuk mengeksplorasi minat dan memberikan tugas terbuka
- menawarkan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas mereka
Menumbuhkembangkan kepemimpinan muridÂ
Saat murid menjadi pemimpin dalam pembelajaran atau murid memiliki agency maka sebenarnya dia juga memiliki suara(voice), pilihan(choise), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajarannya. Â
Melalui suara, pilihan dan kepemilikan itulah murid akan mengembangkan kapasitas dirinya. Sebagai guru kita hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya dimana murid dapat merefleksikan tindakan mereka.
Suara(voice) adalah pandangan, gagasan atau perhatian yang diekspresikan murid melalui partisipasi mereka di kelas, di sekolah maupun dalam komunitasnya.
Seperti, membangun budaya saling mendengarkan, melibatkan murid dalam memberikan umpan balik dalam proses pembelajaran, melibatkan murid dalam perencanaan pembelajaran juga atau membuat kotak saran untuk murid tentang sekolah.
Pilihan(choise) adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan dan peluang dalam ranah sosial, lingkungan dan pembelajaran.
Misalnya dalam ranah sosial, murid diberi kesempatan untuk memilih kelompok sesuai dengan minatnya, dalam ranah lingkungan, memilih lingkungan belajar yang mendukung, dalam ranah pembelajaran, murid berlatih dalam penguasaan materi dan ketrampilan.
Selain hal tersebut di atas guru dapat mendorong dan menyediakan pilihan murid seperti : memberikan kesempatan murid untuk mengelola kegiatan, memberi kesempatan murid untuk mengevaluasi pembelajarannya, dan juga mengambil kemufakatan dalam mengambil keputusan. Â
Menurut Duddley Marling Searly yang dikutip  oleh Rainer dan Mona dalam artikel yang berjudul Ownership of learning (2002:27) bahwa kepemilikan bukanlah sesuatu yang diberikan melainkan sesuatu yang dikembangkan dalam proses yang menyiratkan rasa hormat, kekuasaan, suara dan tanggung jawab kepada orang lain.
Berikut ini beberapa contoh tentang kepemilikan murid, diantaranya meminta pendapat murid untuk penugasan, memosting ide murid dengan seizin yang punya, mengajak murid mengatur kelasnya sendiri, memajang ketrampilan dan hasil produk murid di kelas, memberi kesempatan murid membawa sumber belajar yang mereka miliki untuk berbagi kepada yang lain.
Bapak dan Ibu, sebagai guru sebaiknya kita merespon apa yang menjadi kebutuhan murid, mereka sebenarnya mempunyai potensi dan peran yang penting untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
Sebagai guru kita harus mendorong dan mengembangkan suara(voice), pilihan(choise) dan kepemilikan (ownership) murid sehingga mereka benar-benar menjadi student agency yang bisa menjadikan dunia Pendidikan lebih maju.