Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mensegerakan Menikah adalah Anjuran Agama, atau Menunggu Siap Dulu Ya?

11 November 2024   20:29 Diperbarui: 11 November 2024   20:51 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis saat menikahkan putri pertama. Dokpri

Dahulu, saat saya menikah tahun 1992 gaji suami golongan II sebesar Rp. 86.700,- . Apa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mungkin cukup, mungkin juga tidak, buktinya gaji  segitu tidak punya hutang. Seingatku, harga beras waktu itu sekitar Rp.400,-. Dengan gaji segitu saya bisa menabung emas 1 gram(baca emas 18 karat) setiap bulan.

Pasca menikah, saya pun diboyong di rumah kontrakan. Sangat sederhana karena beralaskan tanah. Apakah cukup bahagia, Mungkin iya, buktinya sampai saat ini kami masih berkomitmen bersama.

Dengan gaji segitu, tidak punya tanggungan, seperti bayar listrik, beli pulsa, internet, dan lain-lain. Semua masih alami memasak dengan kompor minyak tanah, lampu masih di gilir dari pukul 18.00 sampai pukul 22.00 WIB.

Jika dibanding dengan kehidupan sekarang sudah jauh berbeda bahkan bisa dibilang 360 derajat. Sekarang zaman yang serba komplek kebutuhan rumah tangga  tidak sekedar makan dan minum, namun lebih kepada bagaimana merancang masa depan yang mapan.

Putri saya yang kedua, sebenarnya juga sudah memasuki usia pernikahan, sebagai ibu, saya juga tidak menyarankan untuk cepat-cepat menikah. Saya lebih menyarankan untuk bekerja dulu, sehingga bisa punya tabungan untuk sangu nanti saatnya bertemu jodoh.

Sebaliknya, Ibu saya dulu menyarankan saya segera menerima jodoh, apalagi saat itu sudah ada yang meminang. Padahal belum tahu apa calon saya nanti bisa mencukupi kebutuhan hidupnya, karena gajinya bisa di bawah UMR (baca sekarang).

Namun orang tua tidak berpikir sampai sedetail itu, saat usia putrinya sudah dewasa dan sudah ada yang meminang, sudah cukup untuk memutuskan segera menikah, tidak usah menunggu lama, toh pada ahirya juga akan menikah.

Pergeseran pandangan anak muda tentang perkawinan

Seperti yang saya ceritakan di awal bahwa pandangan dan cara berpikir orang tua zaman now berbeda dengan zaman dulu. Saya mungkin termasuk salah satu orang yang memengaruhi faktor menurunnya angka perkawinan, karena saya ingin melihat anak saya mapan dulu.

Selain itu perkawinan bukan hanya siap dalam materi saja namun kesiapan mental juga perlu pertimbangan. Saat sudah memasuki pernikahan maka hari itu juga laki-laki harus bertanggung jawab dengan kehidupan barunya, dia sudah menjadi kepala keluarga dan wajib memberikan nafkah lahir dan batin.

Saat saya menyinggung tentang perkawinan, anak saya selalu berkilah, "Saya menikah kalau sudah bekerja Ma, sementara ini saya akan berusaha sambil terus belajar",

Saya cukup memahami apa yang disampaiakan, bahkan saya menyetujuinya, bukan malah melarang dan mensegerakan menikah. Bagi saya orang tua tetap akan mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya. 

Pandangan anak muda sekarang hampir sama juga dengan orang tua tua sekarang, mereka ingin hidup lebih mapan dan mempunyai masa depan yang lebih baik. mereka ingin hidup lebih mandiri dan tidak tergantung dengan orang tua.

Berbeda dengan zaman dulu, saat saya menikah kemudian boyong di rumah kontrakan, saat berkunjung ke rumah orang tua, Ibu selalu membawakan beras dan aneka cemilan untuk saya dan suami. Saya sendiri saat dibawakan happy saja tak ada rasa sungkan dan pakewuh. Yang ada senang saja karena dikasih bekal oleh Ibu.

Berbeda dengan sekarang kebutuhan rumah tangga bukan hanya sekedar beras dan aneka cemilan, kehidupan yang semakin menantang, kebutuhan yang semakin kopetiitif memengaruhi cara pandang anak muda sekarang.

Saat memasuki jenjang pernikahan bayangan di depan mata adalah mempunyai penghasilan bulanan, dapat menafkahi anak dan istri, tanpa tergantung dengan orang tua. Bahkan saat ini banyak pasutri yang baru menikah tetapi sudah mampu membeli rumah sendiri, entah lewat kredit atau melalui cicilan.

Pengalaman dan lingkungan yang demikian menjadikan keengganan bagi para muda-mudi untuk segera menikah. Faktor utamanya tentu mengatur kondisi ekonomi supaya siap dalam menjalani kehidupan yang begitu pesat dan menantang.

Pernikahan adalah menyatukan dua keluarga yang berbeda. Foro setelah  ijab qobul di masjid. Dokpri 
Pernikahan adalah menyatukan dua keluarga yang berbeda. Foro setelah  ijab qobul di masjid. Dokpri 

Pitutur para pendahulu

Pernikahan adalah sebuah perjanjian suci yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan guna membentuk sebuah hubungan yang halal di jalan Allah.

Dalam agama menikah sangat dianjurkan, karena dengan menikah diharapkan akan bertambah tenang dan menjadi penyempurna agamanya.

Dianjurkan bagi muslimin dan muslimah yang sudah saling mencintai untuk segera menikah, terutama bila seseorang memang telah siap, baik secara mental, fisik, maupun finansial.

Berikut ini beberapa manfaat menikah antara lain

Memperoleh keturunan yang sah. 

Dengan menikah seseorang dapat membina rumah tangga, mempunyai keturunan yang salih dan salihah, dapat menjadi penerus masa depan keluarga, juga sebagai generasi penerus bangsa.

Bahkan nenekku pernah bilang, banyak anak banyak rezeki, menurutnya "jika ingin rejekinya banyak maka harus punya banyak anak". Tentu kalimat itu sekarang tidak relevan, karena dengan banyak anak maka kebuituhan masa depan mereka menjadi tanggung jawab kita,

Anak bukan hanya butuh pertumbuhan, makan dan minum, namun mereka membutuhkan Pendidikan yang tinggi yang dapat bermanfaat untuk masa depannya.

Menyenangkan hati

Dengan menikah diharapkan seseorang menjadi lebih bahagia, lebih damai dan sejahtera. Itu makanya setiap pernikahan selalu mengharap keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

Sebagaimana yang tertuang dalam Surah Al-Furqon Ayat 74, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."

Keluarga adalah sebaik-baik tempat untuk kembali, Anak, isteri yang ada di rumah menjadi penenang hati, menjadi sumber ketenangan jiwa. Kebahagiaan keluarga saat berkumpulnya semua anggota keluarga, saling asah, asih dan asuh.

Suami dan istri hendaklah saling memahami, mengisi dan saling menghormati sehingga tumbuh keluarga yang harmonis.

Terhindar dari hal negatif yang dilarang agama. 

Menikah berarti juga menjadi penyelamatan dari perbuatan keji, seperti perbuatan zina. Perbuatan yang dilarang agama dan termasuk dosa besar.

 Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam HR. Muslim No. 1.400, "Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya."

Dengan menikah para suami ataupun istri diharapkan mempunyai ketenangan jiwa dan ketergantungan dengan keluarga, sehingga keluargalah satu-satunya yang menjadi tambatan hati. Suami menautkan hatinya untuk istri tercinta, begitu pula dengan istri, hanya suaminya yang menjadi belahan jiwanya.

Dengan begitu disitulah letak rumahku adalah surgaku, karena di dalamnya penuh kedamaian, ketenangan  dan kebahagiaan.

Wasana kata

Agama menganjurkan untuk segera menikah bagi yang sudah siap, baik secara lahir batin, fisik, psikis dan finansial. Sementara cara pandang  anak muda sekarang dan kaum milineal juga tidak salah tentang pernikahan karena perubahan zaman yang begitu komplek menuntut muda-mudi harus siap menghadapi tuntutan zaman.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan :

https://www.bridestory.com/id/blog/7-alasan-menikah-dalam-islam-menurut-al-quran-dan-hadits

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun