Â
Seminggu yang lalu sekolah saya melaksanakan IHT( In House Triner) yaitu kegiatan pelatihan  yang dilakukan di rumah sendiri( baca di sekolah). Biasanya IHT ini dilakukan oleh sekolah yang mendapat bantuan BOS Kinerja.
BOS Â Kinerja didapat manakala sekolah mendapatkan rapor pendidikan meningkat dari tahun pelajaran yang lalu. Artinya bagi sekolah yang hasil ANBK meningat maka ada apresiasi dari pemerintah dengan mendapat Dana Bantuan Operasional atas kinerja yang baik. Kurang lebih begitu yang saya pahami.
Dalam dana tersebut diperuntukkan untuk peningkatan kompetensi guru, salah satunya melaksanakan IHT selama satu semester empat kali kegiatan. Salah satu IHT yang sudah dilaksanakan adalah materi Pengelolaan Aset dan Inovasi berbasis Data.
Sebelumnya sekolah harus melihat seperti apa hasil rapor Pendidikan yang diperolehnya, adakah nilainya yang merah, kuning atau sudah hijau. Warna hijau melambangkan hasil rapotnya sudah bagus sedang warna merah sebaliknya hasilnya kurang baik.
Untuk itu penting bagi lembaga sekolah untuk melihat sekaligus mengevaluasi nilai rapot Pendidikan yang sudah dicapai. Seperti apa hasil numerasinya, literasinya dan survey karakternya. Bagaimana iklim keamaanan, iklim pembelajaran dan iklim kebhinekaan yang sudah dicapai sekolah.
Semua akan terekam dalam rapor Pendidikan. Untuk itu penting kiranya kepala sekolah, guru dan warga sekolah melakukan hal-hal sebagai berikut, Identifikasi, Refeleksi dan Benahi.
Identifikasi
- Mengumpulkan data. Data kualitatif seperti nilai siswa, hasil ujian, tingkat kehadiran dan jumlah guru. Sedangkan data kuantitatif seperti hasil survey kepuasan siswa dan guru, hasil observasi kelas.
- Menentukan prioritas yang paling berdampak pada kualitas Pendidikan. Juga mengidentifikasi yang menjadi kekuatan sekolah dan kelemahannya.
- Mencari akar masalah yang menyebabkan rapor Pendidikan merah atau kuning. Bisa jadi diketemukan karena prestasi akademik seperti banyaknya siswa yang mengalami kesulitan pada mata pelajaran tertentu. Atau masalah pada proses pembelajaran yang kurang variative, kurangnya interaksi antara guru dan siswa. Â
- Fasilitas sekolah yang kurang memadahi, Â seperti kondisi gedung dan sarana prasarana yang kurang atau managemen sekolah yang kurang terkoordinir, misalnya kurangnya keterlibatan orang tua, kolaborasi yang belum maksimal dan lain sebagainya.
 Hasil identifikasi akan menjadi dasar untuk menyusun rencana perbaikan. Dengan mengetahui masalah dan kendala yang ada, sekolah dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas dan mutu Pendidikan.
Setelah mengidentifikasi hal-hal yang yang menjadi akar permasalahan dalam rapor Pendidikan saatnya kita melakukan Langkah refleksi.
RefleksiÂ
- Memahami struktur rapor, seperti nilai rata-rata yang diperoleh pada mata pelajaran, peningkatan atau penurunan dengan hasil sebelumnya.
- Membandingkan capaian dengan standart kurikulum yang ditetapkan, dan target pembelajaran yang ditetapkan di awal pembelajaran
- Memanfaatkan peluang apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan, sekaligus melakukan analisis apa saja yang menjadi hambatan dalam proses pembelajaran. Â Â
BenahiÂ
Setelah melakukan identifikasi dan juga refleksi maka langkah selanjutnya adalah benahi . Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
- Mencari penyebab utama dari masalah yang sudah diidentifikasi. Kemudian prioritaskan masalah yang mendesak dan berdampak.
- Menentukan tujuan yang jelas dan spesifik untuk perbaikan.
- Melibatkan semua pihak baik guru, orang tua, murid dan komunitas dalam proses perbaikan
- Menerapkan rencana aksi yang telah dibuat dan disepakati
Contoh Aksi
Jika dalam rapor Pendidikan numerasi yang mempunyai nilai merah maka rencana aksinya mengadakan penambahan jam pelajaran matematika atau numerasi, menggunakan metodhe pembelajaran yang lebih menarik, membentuk kelompok belajar bagi siswa yang kesulitan dan memberikan pendampingan.
Bapak dan Ibu, rapor Pendidikan saat ini menjadi tolok ukur keberhasilan sebuah lembaga Pendidikan, maka sudah sepatutnya kita sebagai guru menginginkan rapot Pendidikan meningkat dan berwarna hijau.
Inovasi sekolah berbasis data
Selain melakukan hal-hal tersebut di atas ada yang harus diperhatikan sekolah dalam membuat inovasi. Hal ini  yang akan menjadi branding sekolah. Untuk itu diharapkan kepala sekolah juga guru merencanakan program dan mengimplementasikannya sehingga menjadi ciri khas sekolah.
 Kepala sekolah dan guru harus mengeksplor asset yang dimilki, apakah asset sumber daya manusia, asset politik, aset lingkungan alam, asset finansial, asset budaya dan agama, asset sosial atau asset fisik.Â
Semakin baik inovasi yang dilakukan maka semakin banyak masyarakat yang melirik untuk memasukkan putra putrinya bersekolah di lembaga tersebut.
Dalam kegiatan IHT tersebut kami juga diminta untuk membuat program sekolah yang akan menjadi daya tarik sekolah sekaligus menjadi branding. Â
Melalui diskusi, saran dan masukan dari semua guru dan kepala sekolah maka kami menyepakati program sekolah dengan nama "Asma Nadia" dari akronim "Asmaul Husna, Mahalul qiyam, Senam, Dhuha dan dhuhur berjamaah, dan Infaq"
Program ini sebenarnya sudah dilaksanakan dan sudah menjadi kebiasaan, karena sudah dilaksanakan sejak tahun pelajaran 2022/2023 yang lalu namun belum berbasis data.
Program ini bertujuan untuk melatih budaya positif di lngkungan sekolah. Karakter anak akan terbentuk dari pembiasaan yang dilakukan, jika lingkungan dan pembiasaannya baik akan tumbuh menjadi karakter yang baik pula, dan sebaliknya jika anak tidak pernah mengenal kalimat thoyibah maka tutur kata yang keluar dari lisannya juga tidak baik.
Apalagi saat ini moralitas anak sudah mulai menurun, anggah-ungguh anak terhadap orang yang lebih tua sudah mulai tidak diterapkan, banyak anak yang kurang tata krama terhadap guru maupun orang tua, sehingga program ini dipilih supaya ada pengaruh yang dapat membentuk karakter anak dari pembiasaan yang dibangun di sekolah.
Berikut ini penerapan Asma Nadia
Pembacaan Asmaul Husna dilaksanakan setiap hari selasa dan Rabu, pada jam 0, atau sebelum jam pelajaran dimulai. Anak-anak berdiri semua membentuk barisan di lapangan, kemudian mengumandangkan Asmaul Husna bersama-sama.
Pembacaan Mahalul qiyam atau bersholawat pada nabi setiap hari kamis, pelaksanaannya seperti pembacaan asmaul Husna. Ada Senam bersama setiap hari Jumat dan Sabtu. Kegiatan ini untuk menjaga kesehatan agar anak tetap bugar dan semangat dalam belajar.
Selanjutnya dhuha dan dhuhur berjamaah dilaksanakan setiap hari Senin, selasa, Rabu dan Kamis. Kegiatan ini dilakukan untuk membiasakan diri berjamaah di rumah atau di lingkungan masing-masing.
Melaksanakan salat adalah kewajiban bagi seorang muslim, untuk itu dengan membentuk kebiasaan ini anak-anak sudah terlatih melaksanakan ibadah sunah maupun ibadah wajib sehingga tidak merasa terbebani saat melaksanakan kewajiban di rumah.
 Selanjutnya ada infaq di hari Jumat, menanamkan kepada anak untuk membiasakan berinfak dan bersedekah. Dari hasil infaq tersebut akan dikumpulkan untuk keperluaan sekolah misalnya membantu teman yang lagi membutuhkan atau untuk kepentingan lain yang begitu mendesak.
Bapak dan Ibu, zaman sekarang semua membutuhkan data, semua berbasis data tak terkecuali dengan program dan inovasi sekolah. Karena dengan data kita bisa membaca, menelaah dan merevisi mana yang kurang baik, mana yng membutuhkan perbaikan dan mana yang harus dipertahankan.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H