Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Terjadinya Bullying Berawal dari Guyonan atau Bercanda

6 Oktober 2024   20:33 Diperbarui: 6 Oktober 2024   20:35 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bullying terhadapa anak. Sumber gambar dari Bagelen chanel

Rani juga menjadi imbasnya, diolok-olok oleh Ibunya Tata, dengan mengirimkan WA yang tidak pantas disampaikan untuk anak usia SD. Menurut tetangga sekitar, Ibunya Tata memang mempunyai pekerjaan yang tidak baik dan itu diketahui oleh teman-teman Tata.

Ilustrasi dan nama-nama diatas bukanlah nama sebenarnya, namun hal itu terjadi di sekolah saya. Hal ini salah satu bentuk Bullying. Bullying selalu saja terjadi di setiap lembaga sekolah, hanya saja bentuk dan perlakuannya berbeda-beda.

Ilustrasi Bullying terhadapa anak. Sumber gambar dari Bagelen chanel
Ilustrasi Bullying terhadapa anak. Sumber gambar dari Bagelen chanel

Apakah  Bullying itu

Menurut Widya Ayu dalam bukunya cegah dan Stop bullying sejak dini, Bullying berasal dari Bahasa Inggris Bull yang artinya banteng. Secara etimologi bullying berarti menggertak, orang yang mengganggu yang lemah.

Adapun dalam Bahasa Indonesia Bullying berarti menyakat yang berarti mengusik, membuat orang supaya menangis, merasa takut dan lain-lain. Adapun menurut Kementerian Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak bullying juga diartikan sebagai penindas.

Bullying bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Termasuk di sekolah, di lingkungan keluarga, pertemanan di dunia maya, juga di lingkungan masyarakat.  Bullying bermacam-macam, verbal dan verbal.

  • Verbal termasuk menghina, mengejek, mengolok-olok dan menjatuhkan harga diri.
  • Sedangkan non verbal seperit penganiayaan,  memukul, menendang, merusak barang, atau adu jotos.
  • Bullying Emosional , seperti mengancam dan mempermalukan.
  • Sosial, seperti  mencegah seseorang berteman, dan menyebarkan rumor atau gossip
  • Cyberbullying. Bullying yang terjadi di dunia maya, face book, iG, email dan lain-lain.

Apa yang dialami Mawar termasuk bullying verbal, dia diolok-olok oleh ibu dan neneknya Tata sehingga dia menangis, Bahkan selama ini dia tidak tahu siapa dia  sebenarnya, dengan kejadian tersebut dia menjadi tahu bahwa dia bukan anak kandung dari orang tua yang sekarang bersamanya. Tentu kejadian yang dialaminya tidak mudah diterima oleh anak usia SD, seperti Mawar.

 Bagaimana cara Mengatasi Bullying 

Masih menurut Maryam G Gainau dalam buku perlkembangan Remaja dan Problematika sebagai berikut :

pertama, Sekolah perlu menciptakan kultur yang aman, nyaman, dan sehat sehingga anak dapat berinteraksi dengan teman-teman dengan baik. Sekolah juga perlu memberikan sanksi tegas kepada anak yang melakukan bullying sehingga bagi pelaku bullying merasa jera dan tidak melakukan bullying lagi kepada temannya.

 guru harus peka terhadap keadaan anak, seperti saat saya mengetahui mata Mawar yang sembab, mestinya saya mananyakan hingga mendapat informasi yang jelas. Jika Mawar tidak mengaku, bisa juga menanyakan kepada teman sekelasnya, sehingga saya mendapatkan informasi yang jelas.
Kedua, Guru menyampaikan  kepada anak-anak jika terjadi permasalahan di lingkungan sekolah untuk menyelesaikan masalah di sekolah. Dengan cara menyampaikan kepada Bapak dan Ibu guru dahulu, jangan sampai main hakim sendiri dengan mengadukan kepada orang tua sebelum Bapak dan ibu guru mengetahuinya, melainkan dengan pendekatan musyawarah bersama untuk mencari solusi yang terbaik.

Ketiga, baik guru dan orang tua, harus  menanamkan nilai-nilai agama dan moral yang baik sehingga anak saling menghargai dan menghormati, Siapa  dan apa latar belakang orang tua,  tidak boleh dibawa dalam situasi apapun , apalagi saat bergurau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun