Lo, memang ada apa to De", tanyaku pada kakeknya Rani
"Saya gak tahu Bu, ada WA yang masuk di ponselnya, dia mengolok-olok cucu saya",
"La tentang opo",Â
"Katanya Rani mengatakan jelek pada Tata, ahirnya ibunya tidak terima"
"Ya sudah De, jenengan kondur, besuk saat di sekolah anak-anak kita dudukkan bersama-sama supaya ada kejelasan."
"Gih Bu, minta tolong, Rani sudah tidak punya bapak dan Ibu, dia yatim piatu", Jelas Pak de Salam sambil pamit.
Esuk paginya saya dan rekan-rekan guru juga kepala sekolah membahas tentang Mawar. Ibunya Mawar semalam datang ke Rumah Kepala Sekolah, seperti kakeknya Rani yang datang ke rumah saya,  menyampaikan kejadian yang sebenarnya, bahwa kemarin saat istirahat dan beli jajan  Mawar dilabrak oleh neneknya Tata, dengan mengatakan jika Mawar anak pungut, anak haram yang dibesarkan oleh orang tua sekarang.
Menurut ibunya Mawar hal itu bermula dari anak-anak yang saling bertanya tentang cita-citanya.
"Tata, besuk kamu ingin jadi apa", tanya Rani
Spontan dengan nada guyon, Mawar bersama teman-teman yang lain menjawab, "Ingin jadi.....( pekerjaan yang tidak pantas dilakukan)"
Tata yang tersinggung menangis dan pulang mengadu ibu dan neneknya. Spontan neneknya menunggu di kantin saat istirahat dan mengolok-olok Mawar hingga menangis.