Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bagaimana Cara Mengenalkan Budaya Daerah pada Anak?

4 September 2024   07:55 Diperbarui: 4 September 2024   11:50 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Dokumen pribadi

Wakapolsek yang juga hadir pada acara tersebut memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pemerintah Desa Mulyorejo yang telah melestarikan budaya Jawa, berupa ketoprak.

Sumber gambar : Dokumen pribadi
Sumber gambar : Dokumen pribadi

Hal ini sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia untuk selalu menghormati setiap kebudayaan yang ada karena Bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang menjunjung tinggi peradaban daerah.

Semilir angin tak menjadikan malam itu dingin, suasana malam di musim kemarau justru menjadikan keteduhan. Malam menjadi syahdu, lantunan gending-gending Jawa yang disuarakan oleh tandak menjadikan suasana seperti tempo dulu, lagu-lagu jawa pangkur, dandang gulo menemani suasana malam yang semakin larut.

Rest area yang sebelumnya berupa persawahan menjadi lapangan yang dipenuhi pengunjung, pedagang kaki lima berjajar pada tenda-tenda yang sudah dipersiapkan panitia. Mereka menjajakan dagangannya untuk mengais rupiah yang tidak setiap hari ada momen akbar seperti ini.

Tabuhan gamelan mengiringi siapa saja yang datang. Mereka rata-rata penasaran ingin melihat secara dekat seperti apa para perangkat desa memperagakan tokoh dalam cerita ketoprak tersebut.

Tepat pukul 22.00 WIB ketoprak dimulai, terlebih dulu di tampilkan empat penari sebagai pembuka, di tengah-tengah tariannya terdengar suara letusan kembang api menambah semaraknya suasana malam itu. Gemuruh tepuk tangan meriah memberikan semangat bagi pemain yang akan tampil.

Ketoprak dengan nama Mulyo Budaya tersebut dipimpin oleh Marwan Sukirno, sebagai modin di Desa Mulyorejo

Untuk tampilan perdana ini membawakan cerita "Damar Wulan Ngeratu". Semua perangkat Desa menjadi pemain ketoprak mulai dari Petinggi, Carik, Kamituwo, Bayan, Modin, Petengan, juga karang taruna di Desa tersebut.

Saya dan si Bungsu menikmati tontonan gratis tersebut, hingga datangnya rasa kantuk, Satu jam kemudian tepatnya pukul 23.00 saya pun pulang, walaupun acara belum selesai. Mengingat esok pagi si bungsu harus sekolah. Kabarnya ketoprak akan selesai pukul 01.00 dini hari.

Ilustrasi gambar penari mengawali pertunjukan ketoprak. Sumber Dokpri
Ilustrasi gambar penari mengawali pertunjukan ketoprak. Sumber Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun