Menurut sebuah jurnal karya Syahrial, yang diterbitkan pada tahun 2013, dengan judul Guna fungsi tari piring padang Magek Sumtra Barat, tarian tradisional ini pada mulanya memiliki fungsi sebagai tarian dalam upacara meminta kesuburan pada Dewa Dewi.
Tarian ini sebagai ritual khusus untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Dewa Dewi yang telah memberikan hasil panan melimpah ruah. Dengan memberikan aneka sesaji yang dimasak secara bergotong royong, dan meletakkan makanan di tas piring.
Setelah itu piring-piring tersebut akan dibawa sambil menari dengan Gerakan yang energik dan semangat menggambarkan rasa syukur kepada Dewa Dewi.
Setelah datangnya Islam tari tersebut mengalami pergeseran makna dan fungsi. Kepercayaan terhadap Dewa Dewi dirubah konsepnya dengan tari piring tradisional  dan dipentaskan pada acara-acara tertentu. Misalnya saat penyambutan tamu, pernikahan, penobatan gelar dan lain sebagainya.
Pakaiannya yang berwarna kuning keemasan menggambarkan kegembiraan dan wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan hasil panen yang melimpah.
Melatih Tari Piring
Hari ini saya dan semua guru melatih gerakan tari yang akan ditampilkan saat karnafal. Ada ketentuan dalam karnafal antara lain, ada display di satu titik dengan durasi waktu maksimal 6 menit. Saat display diharapkan setiap peserta menampilkan pertunjukan atau gerakan tari yang akan dinilai oleh juri.
Selain itu panitia mengharapkan selama dalam perjalanan peserta karnafal mengiringi parade barisannya dengan musik-musik sesuai tema yang diusung, misalnya tema budaya dengan lagu-lagu daerah, tema kebhinekaan juga menyesuaikan.
Jangan sampai mengusung tema budaya dengan pakain adat suatu daerah tetapi iringan musiknya  lagu dangdut koplo yang lagi ngetren saat ini.
Untuk itu kami berusaha mencari lagu-lagu daerah yang bernada hit sehingga dalam perjalanannya, anak-anak semangat dan tidak menyalahi aturan.
Melatih Gerakan tari