Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Formal dan Non Formal, Keduanya Penting untuk Sangu Urip

26 Juli 2024   14:52 Diperbarui: 26 Juli 2024   17:11 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi para santri yang tengah belajar kitab kuning. Gambar : kumparan.com

Pendidikan non formal di pondok pesantren salafi tidak akan berkutat pada selembar ijazah. Mereka dengan ihlas ngaji dari seorang guru yang alim. Walaupun sekarang sudah banyak pesantren-pesantren yang sudah berjenjang dan mengikuti legalitas dari pemerintah.

Namun masih ada   pesantren yang murni ngaji tanpa embel-embel ijazah setelah keluar dari pesantrenn. Dan itu sudah dialami berabad-abad lamanya. Mereka ngaji kitab kuning dari seorang guru yang Alim.

Misalnya Gus Bahaudin Nur Salim, yang viral di you tube, dengan ribuan santri dan muhibbinnya.adalah seorang alim allamah yang tidak pernah belajar di bangku sekolah formal. Beliau hanya mempunyai ijazah SD. Beliau belajar dari seorang guru, Kyai dan seorang Wali yaitu Mbah Maimun Zubair, Allahu yarham.

Dan masih banyak lagi contoh-contoh ulama; yang menekuni Pendidikan non formal dengan nyantri dan berguru pada seorang Alim, dan mereka berhasil menulis kitab-kitab kuno yang menjadi panduan dalam bermadzhab.

Selain contoh di atas Pendidikan non formal yang saat ini menjamur di belahan nusantara sudah menunjukkan eksistensinya sebagai pengembang dari Pendidikan formal. Pendidikan non formal tersebut secara spesifik memberikan pengajaran, skill dan kemampuan seseorang sesuia peminatan.

Banyak sarana dan wahana yang bisa diikuti untuk pengembangan diri seperti  sanggar, les prifat, pelatihan (training), kursus-kursus, bahkan jika ingin  belajar apapun cukup dengan klik sudah banyak pilihan di you tube.

Misalnya  ingin belajar bekam, olah vocal, MC, memasak, apapun pilihan kita sudah terlayani.

Bahkan bakat dan potensi yang sebelumnya tidak tampak saat belajar di Pendidikan formal tiba-tiba akan muncul saat menekuni pendidikan non formal.

Ilustrasi para santri yang tengah belajar kitab kuning. Gambar : kumparan.com
Ilustrasi para santri yang tengah belajar kitab kuning. Gambar : kumparan.com

Contoh yang saat ini saya lakukan adalah kemampuan menulis. Saya tidak pernah merasa memiliki bakat dalam menulis saat di bangku sekolah. Namun dengan adanya pandemi covid, saya mengikuti pelatihan menulis  Online yang dimentori oleh Ust, Cahyadi takariawan.

Alhamdulillah saat ini saya belajar dan terus belajar menulis hingga ahirnya saya sudah memiliki 5 buku solo dan selalu mengasah kemampuan menulis di Kompassiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun