"Pakai sate atau gak Pak", Jawab Mbah Yem sembari melayani pembeli yang lain.
"Iya dong Mbah, harus itu", kelakar suami pada Mbah Yem. Usia Mbah Yem Saat ini sekitar lima puluh tahun, khasnya dalam meracik bumbu sate gulai membuatnya terkenal.
Saya merasakan begitu nikmat menyantap gulai kambing beserta sate kala itu, hingga saat ini saya masih teringat kelezatannya, padahal sate bukan makanan favorit saya. Mungkinkah saat itu  saya lagi  nyidam sate ya, karena sebelumnya saya tidak begitu suka sate.
Di Ponorogo, gulai kambing berasal dari daging kambing muda, Â dagingnya empuk dan tulangnya begitu renyah saat di gigit. Aroma gulai sangat khas saat bercampur dengan irisan bawang merah dan daun jeruk. Ditambah lagi dengan sambal kacang dan kecap.
Harum daun jeruk itulah yang menggugah penikmat gulai, apalagi jika ditambah dengan sate diatasnya. Menu yang kumplit itu menjadi makanan favorit sebagian besar masyarakat Ponorogo, termasuk suami.
Setiap kali pulang kampung, pasti akan menyempatkan mampir warung untuk  mencicipi sate gulai  kambing khas Ponorogo.
Sayangnya warung Mbah Yem saat ini sudah tidak ada, warung tempo dulu itu sekarang sudah menjadi mini market dengan bangunan yang lebih modern.
Warung Sate gulai Mbah Yem yang berada di pojok Toko Siwalan, di bawah pohon asem, sangat terkenal. Keramahan Mbah Yem saat melayani pembeli dengan dialeg ponorogoan menjadi daya tarik pelayan, termasuk saya dan suami.
Sebenarnya sate Ponorogo saat ini juga banyak berjajar seperti di jalan Gajah Mada, ngepos, juga di beberapa tempat lainnya. Namun, entahlah sate Mbah Yem dua puluh depalan tahun yang lalu masih menjadi sate kenangan yang tak pernah terlupakan.
Pengalaman membuat sate empuk
Sebentar lagi Idul Adha tiba, sebagain besar kita mendapat jatah daging dari panitia kurban. Nah  kita harus pandai-pandai mengolah daging agar tidak bosan dengan menu yang itu-itu saja.