Peradaban yang baik dan positif selama bulan Ramadhan hendaklah menjadi bekal dan modal berharga untuk menjadi hamba Allah yang selamat di dunia dan di ahirat.
Tradisi puasa seperti qiyamul lail, tadarus alqurn, bersedekah dan pernak-pernik ibadah lainnya yang selama sebulan telah kita jalani dengan penuh kepatuhan dan kesadaran mudah-mudahan akan tetap kita jalani pada bulan-bulan berikutnya. Dan tidak berhenti begitu saja bersama berahirnya bulan suci Ramadhan.
Mudah-mudahan syiar Ramadhan  dengan melakukan ibadah sunah seperti  tadarus alquran, beriktikaf, tadarus alquran dan lain-lain akan tetap hadir dalam sebelas bulan yang akan datang.
Kemenangan Ramdhan bukan terletak pada baju baru, celana baru, sandal dan sarung baru melainkan pada perilaku baru yang kita dapat dari sekolah Ramadhan.
Semoga Allah SWT menganugerahi kemampuan kepada kita untuk menjalani kehidupan berikutnya dengan spirit dan  semangat baru.
Demikianlah isi khutbah hari Raya idul fitri yang sempat penulis rangkum sebagai pengingat terhadap diri bahwa hendaknya kita berusaha semaksimal mungkin menjadi manusia Ruhani yaitu manusia yang menjadikan Allah SWT faktor terpenting dalam kehidupan ini. Â
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H