Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gelar Karya P5 (Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila) Saat yang Ditunggu Warga Sekolah

26 Desember 2023   12:43 Diperbarui: 26 Desember 2023   14:25 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah selesainya kegiatan Agustusan, dan memasuki tahun pelajaran baru tepatnya di bulan September kami dewan guru dan kepala sekolah bermusyawarah untuk menentukan tema P5( program penguatan Profil pelajar Pancasial) yang akan kami laksanakan. Hasil  musyawarah menyepakati bahwa sekolah akan mengangkat tema kewirausahaan dalam pembelajaran P5.

Saat itu, tepat tanggal 20 Desember 2023, hari yang sangat ditunggu anak-anak setelah empat bulan berusaha dan berihtiyar membuat karya dengan tema kewirausahaan. Selain gelar karya anak-anak juga berkesempatan menampilkan talentanya berupa tari.

Disamping itu, setiap kelas juga menampilkan bazar berupa panganan tradisional dan aneka jajanan yang diminati para siswa. Sekolah pun mengundang wali murid dan TK untuk memeriahkan acara tersebut.

Ada 7 tema dalam pembelajaran P5 yang telah ditetapkan Kemendikbudristek  yaitu : Gaya hidup berkelanjutan, Kearifan lokal, Bhineka Tunggal Ika, Bangunlah jiwa raganya, Suara demokrasi, Rekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI, dan Kewirausahaan.

Berikut ulasan tema P5 yang bisa dijabarkan menurut pemahaman penulis.

Pertama, Gaya Hidup Berkelanjutan.

Tema ini mengajak peserta didik untuk sadar akan dampak dari aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tema ini sangat relevan jika diterapkan dalam lingkungan sekolah. Misalnya dengan membuat bank sampah pada setiap kelas.

Anak-anak diperkenalkan sampah organik dan anorganik juga manfaatnya.  Selanjutnya anak-anak diminta memilah sampah organik dan anorganik pada bak sampah yang telah disediakan.

Dari sampah organik dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi pupuk kompos. Anak-anak diberikan pemahaman proses pembuatan pupuk kompos, kemudian mereka praktekkan setiap tahapannya.

Dari proses hingga menjadi pupuk kompos tersebut anak-anak banyak mendapatkan pengalaman berharga yang  dapat dimanfaatkan di kemudian hari saat dewasa.

Kedua, Kearifan Lokal 

Tema ini diharapkan mampu mencegah lunturnya budaya dan kearifan lokal di tengah masyarakat. Selain itu tema ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa ingin tau peserta didik dengan budayanya sendiri.

Misalnya saja di suatu daerah ada budaya tari yang sudah hampir punah karena masyarakatnya kurang berminat melestarikannya. Sekolah bisa saja mengangkat kegiatan tari pada P5. Anak-anak diperkenalkan asal usul tari tersebut, filosofi gerakannya, juga kapan tari tersebut dipentaskan.

Dengan cara mendatangkan tokoh masyarakat atau guru tari yang bisa mengajarkan anak-anak menari. Sehingga kearifan lokal berupa tari yang selama ini diabaikan masyarakat kini menjadi budaya yang tak tergerus zaman, karena telah dipelajari oleh siswa-siswi sekolah dasar maupun jenjeng yang lebih tinggi.

Anyaman dari bahan bekas yang menjadi aneka kerajinan seperti tas, dompet, tempat tisu dan lain-lain. Dokpri
Anyaman dari bahan bekas yang menjadi aneka kerajinan seperti tas, dompet, tempat tisu dan lain-lain. Dokpri

Ketiga, Bhineka Tunggak Ika

Tema ini mengajak peserta didik mampu menghormati keberagaman di Indonesia. Juga mendorong peserta didik menghormati keberagaman Nusantara. Tema ini mengajak siswa berpikir kritis terhadap golongan yang memandang rendah golongan yang lain.

Menghormati suku dan budaya orang lain harus ditanamkan sejak dini. Perbedaan itu justru akan menambah kekayaan dan aset Bangsa. Indonesia terkenal dengan beragam budaya, adat istiadat, suku, yang justru menambah khasanah Bangsa di mata dunia.

Anak-anak dilatih berpikir kritis dan tidak mudah memberikan kesimpulan dari cerita yang didengarnya. tidak mudah menjustice dan berpikir negatif terhadap golongan terkait sebuah issu sebelum mengetahui kebenarannya.

Keempat, Bangunlah Jiwa dan Raganya

Tema P5 yang satu ini diharapkan peserta didik mampu meningkatkan kesadaran untuk memelihara kesehatan fisik dan mental dirinya maupun orang-orang yang ada di sekitarnya.

Tema ini dapat diimplementasikan dengan cara memberikan edukasi terhadap anak-anak tentang menjaga kesehatan tubuh. Hal ini bisa bekerja sama dengan pihak puskesmas atau tenaga kesehatan.

Menjaga tubuh terutama kebersihan diri harus menjadi kebiasaan anak sejak dini. Seperti cara mandi yang bersih, gosok gisi, berpakaian yang rapi, juga kebersihan lingkungan keluarga.

Lima, Suara Demokrasi
Kata demokrasi mungkin sudah tidak asing bagi anak. Demokrasi sendiri mempunyai pengertian bahwa bentuk sistem pemerintahan di mana kekuasaan politik dipegang oleh rakyat melalui pemilihan secara langsung.

Anak diharapkan bisa memahami makna demokrasi dalam lingkup sekolah. Misalnya saat pemilihan ketua kelas, bermusyawarah untuk mufakat, saat menyuarakan pendapat atau ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan.

Dengan demikian tema ini diharapkan mampu menumbuhkan jiwa demokrasi pada peserta didik.

Penampilan tari saat gelar P5 di hadapan siswa dan siswi SDN Tunggulrejo. Dokpri.
Penampilan tari saat gelar P5 di hadapan siswa dan siswi SDN Tunggulrejo. Dokpri.

Enam, Berekayasa dan Berteknologi untuk membangun NKRI

Tema ini bertujuan untuk mengasah peserta didik berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Anak diharapkan bisa mengeksplor kemampuannya untuk mencipta sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Misalnya untuk jenjang SD anak bisa mencipta kincir angin, listrik paralel, magnet dan produk-produk inovatif lainnya. Sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA anak-anak bisa merkayasa alat-alat yang lebih menantang seperti robotika, biodiesel, kincir angin tenaga listrik dan lain-lain.

Tujuh, Kewirausahaan

Tema ini mengajak peserta didik untuk mengidentifikasi berbagai potensi ekonomi di wilayah sekitarnya.

Kebetulan sekolah kami mengambil tema kewirausahaan, dengan memanfaatkan barang bekas seperti bungkus kopiko, Top kopi atau bungkus minuman sasetan yang terbuang untuk dijadikan anyaman.

Mula-mula kami mendatangkan nara sumber yang berasal dari penduduk sekitar. Mbak Mila namanya, dia mahir membuat anyaman tas, dompet, taplak meja yang berasal dari bahan bekas.

Sebelumnya anak diharapkan mencari dan mengumpulkan bahan. Setelah dua minggu kita datangkan Mbak Mila untuk mendampingi anak-anak bagaimana cara membuat anyaman.

Selama tiga kali pertemuan anak-anak dibimbing cara mengayam, ahirnya mereka bisa dengan sendirinya. Butuh waktu empat bulan kami menyelesaikan proyek ini. Alhamdulillah anak-anak ahirnya bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Setiap anak bisa mengumpulkan tugasnya sesuai waktu yang ditentukan.

Setelah itu kami pamerkan saat gelar karya. Walaupun sederhana namun anak semangat mengikutinya. Dari hasil  yang telah dipamerkan ada beberapa yang laku dijual. Diharapkan kegiatan ini menginspirasi mereka untuk memanfaatkan bahan bekas menjadi salah satu sumber ekonomi.

Wasana Kata

Bapak dan Ibu, Kegiatan P5 diharapkan dapat memperkuat karakter peserta didik, mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, melatih kemampuan siswa berpikir kritis dan pemecahan masalah. Untuk itu kegiatan P5 tidak hanya sekedar pameran karya namun bagaimana anak memahami proses dan kebermanfaatannya bagi dirinya dan lingkungan sekitar.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan : artikel detiksumut, Apa itu P5 dalam Kurikulum Merdeka. https:// www.detik.com/sumut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun