Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berikut Pelajaran yang Bisa Dipetik Saat Ziarah ke Makam Waliyullah

30 November 2023   08:52 Diperbarui: 4 Desember 2023   17:51 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peziarah saat berada di makam sunan Muria. Dokumen pribadi.

Di depan pusara waliyullah hendaklah  mengambil  pelajaran bahwa siapa saja pasti akan mengalami takdir mati. Tak ada yang dapat mengelak datangnya ajal. Seperti yang terdapat dalam Al-qurn Surat Al -A'raf ayat 34 yang artnya : "Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya".

Datangnya kematian tak ada yang tahu. Namun takdir mati akan dialami seluruh umat manusia. Tak  seorang pun yang bisa menolaknya, tak ada yang bisa menundanya pula. Bahkan saat detik-detik kematian diambang mata pun tak pernah tahu jika nyawanya akan dijemput oleh malaikat maut.

Sebagai pengalaman yang dapat penulis tulis, saat saya menunggui alamarhum suami yang berbaring lemah di ranjang, saat mataku menatap wajah penyejuk hati itu dan tak pernah kulepaskan pandanganku. Ku genggam erat tangan itu.

Namun, tiba-tiba dokter menyatakan bahwa Bapak telah tiada. Pertanyaannya, Kapan nyawa meninggalkan raga, kapan malaikat mencabut nyawa, dan mengapa tak pernah memberikan signal bahwa aku akan meninggal?  

Bahwa kematian adalah rahasia Allah, Tuhan yang menciptakan alam semesta ini. Sebagai hamba yang beriman maka kita wajib mempercayai bahwa mati adalah rahasia Ilahi. Untuk itu sebaiknya kita menabung kebaikan dengan menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangannya.    

Para peziarah saat berada di makam sunan Muria. Dokumen pribadi.
Para peziarah saat berada di makam sunan Muria. Dokumen pribadi.

Kedua, mengajarkan kedamaian

Jika kita menyimak dan membaca sejarah para wali songo, mengajarkan  kita bahwa dakwah mereka dengan cara damai dan tidak dengan kekerasan. Terlebih dahulu para wali menyelami adat dan istiadat di lingkungan sekitar sebelum mengajak untuk bertauhid kepada Allah SWt.

Mereka menyebarkan agama melalui budaya dan adat jawa tempo dulu, seperti Sunan Kalijaga, beliau berasal dari  bangsawan Tuban. Putra Tumenggung Wilatikta Bupati  Tuban. Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam melalui seni dan budaya. Dengan cara menggelar pertunjukan wayang.

Cerita-cerita pewayangan dikemas sedemikian rupa sehingga masyarakat pedesaan menyukainya. Beliau mengajarkan tasawuf melalui cerita pewayangan. Lambat laun masyarakat tertarik dan menyukai cerita wayang. Dengan begitu beliau berhasil menjadi pendakwah dengan cara damai melalui budaya.

Seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria pun berdakwah melalui seni dan budaya. Beliau mahir dalam menciptakan tembang-tembang Jawa seperti tembang Sinom dan Kinanti. Syair-syairnya berisi nasehat dan ajaran tauhid sehingga masyarakat pun menyukainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun