Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Persembahan Untuk Guru, Berikut Tiga Peran Guru di Era Modern

29 November 2023   13:43 Diperbarui: 29 November 2023   13:47 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Faro, siswa SDN Mulyorejo sedang membacakan puisi  saat memperingati hari Guru Nasional.  Dokpri

Tepatnya tanggal 25 November2023  kemarin kita memperingati Hari Guru Nasional. Hari guru selalu dirayakan dengan suka cita, mulai dari upacara bendera,  pembacaan puisi, potong kue, menyanyikan lagu untuk guru dan lain sebagainya. Ungkapan rasa syukur penuh takdzim dilakukan di seluruh lembaga  pendidikan dari Sabang sampai Merauke.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami  dari  Ikatan Guru penulis Tuban(IGPT) Kecamatan Singgahan mengadakan kegiatan pembacaan puisi oleh para siswa dan siswi. Yang istimewa pada kegiatan kali ini, siswa membaca puisi karya dari Bapak dan ibu guru dari masing-masing sekolah.

Kegiatan yang didukung oleh Ketua Kelompok  Kepala Sekolah(K3S) ini mengusung tema "Persembahanku untuk Guru". Kegiatan semarak ini dihadiri oleh semua Kepala Sekolah se Kecamatan Singgahan dan anggota IGPT serta siswa- siswi yang akan membacakan puisi.

Semua puisi yang bertema pendidikan ini berisikan syair-syair tentang pengabdian guru dalam mengantarkan anak didiknya mencapai masa depan yang gemilang. Selain itu kegiatan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap guru yang telah berjuang membentuk karakter generasi muda.

 Mengapa harus ada persembahan untuk guru? 

Karena guru layak mendapatkannya. Keberadaan guru dalam peradaban modern saat ini sangat penting. Mereka mempunyai kewajiban membimbing, mengarahkan dan membentuk karakter anak bangsa untuk mencapai derajat utama.

Untuk itu  persembahan untuk guru menjadi momen special untuk mengingat betapa pengorbanan sang guru luar biasa dalam menempa calon generasi bangsa yang dipundaknya ada beban dan tanggung jawab dalam mengisi kemerdekanan salah satunya  mencerdaskan kehidupana bangsa sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945.

Foro bersama guru, pemulis dan anak-anak usai membacakan puisi dalam rangka HGN. Dokpri 
Foro bersama guru, pemulis dan anak-anak usai membacakan puisi dalam rangka HGN. Dokpri 

Berikut peran guru di era modern 

Pertama, membentuk karakter generasi bangsa.

Pendidikan anak sebenarnya adalah kewajiban orang tua. Baik buruknya anak menjadi tanggung jawab orang tuanya, namun dengan perkembangan zaman dan berbagai kesibukan, tidak mungkin orang tua akan mendidiknya cukup dari rumah saja. Sehingga orang tua mengantarkan dan memasrahkan  putra putrinya untuk bersekolah.

Untuk mengurangi beban, orang tua menyerahkankan sebagian tanggung jawabnya dalam mendidik anak kepada guru di sekolah atau mondok. Di pondok atau di sekolah anak akan ditempa guru. Mereka untuk pertama kalinya akan diajari bagaimana memegang pensil, bagaimana membaca dan menulis.

Selain memberikan pendidikan dan pengajaran di sekolah guru juga membantu anak mengenali dan menemukan siapa dirinya, menunjukkan arah kemana jalan yang baik untuk dilaluinya. Guru membentuk karakter anak supaya kelak dewasa menjadi orang-orang yang bermanfaat.

Seperti hadis nabi yang sering kita dengar bahwa,  "Sebaik-baik kamu adalah yang bermanfaat bagi orang lain" . Guru memberikan bekal terhadap anak untuk mandiri, berkarakter, berdedikasi dalam menjalani hidupnya kelak.

Dengan begitu penanaman agama sangat penting sebagai pedoman hidup saat anak menjadi dewasa. Semakin bertambahnya usia anak akan semakin mempunyai tanggung jawab. Untuk itu guru bisa memberikan sangu hingga anak dapat menatap masa depan menjadi generasi penerus bangsa. 

Kegiatan
Kegiatan "Persembahan Untuk Guru" dalam memperingati HGN. Dokpri

Kedua, guru sebagai arsitek masa depan bangsa. 

Saat orang tua mendaftarkan anak ke sekolah, tentu mempunyai harapan bahwa guru dapat mendidik dan mengantarkan menjadi manusia yang berkembang secara optimal. Hal itu bisa terwujus saat guru menemukan bakat, minat dan kemampuan anak. Potensi dan bakat yang dimilikinya tidak akan berkembang secara maksimal tanpa sentuhan guru.

Seperti yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara pada modul pembelajaran Guru Penggerak bahwa guru berkewajiban menebali kemampuan murid, sehingga murid akan tampak potensi yang dimilikinya. Dengan bantuan guru murid akan menemukan kemampuannya dalam bidang tertentu. Hal inilah yang dimaksud bahwa guru menjadi arsitek bagi murid-muridnya.

Arsitek menurut KBBI adalah seorang yang ahli dalam merancang dan menggambar sebuah desian bangunan. Jika guru telah mengetahui bakat murid maka dengan sentuhan tangannya guru dapat membimbing, melatih dan mengarahkan mereka menuju masa depannya.

Masa depan bangsa terletak bagaimana kualitas pendidikan para pemudanya. Hal ini senada yang disampaikan oleh Direktur United States Agency for Internasioanal Development(USAID) Indonesia Jeffery Cohen yang mengatakan bahwa generasi yang berkualitas ditentukan dari sistem Pendidikan yang berkualitas.

"Karena itu untuk memajukan sebuah bangsa harus dimulai dari bangku Pendidikan. Generasi muda yang berpendidikan sangat menentukan maju mundurnya suatu bangsa pada masa mendatang", kata jeffery Cohen. ( Jateng Nu.or.id)

Ketiga, menentukan arah masa depan bangsa

Pendidikan adalah bagian penting dalam menentukan masa depan bangsa. Kemana bangsa ini akan dibawa tak lepas dari unsur pendidikan yang dimiliki masyarakat. Bangsa Indonesia telah mengalami mimpi buruk yaitu saat dijajah Belanda selama 350 tahun.

Mengapa selama itu Indonesia dijajah ? tentu karena masyarakat pada masa itu dalam taraf pendidikan yang rendah. Sehingga mudah dikelabuhi, diadu domba dan diberikan janji-janji palsu oleh penjajah. Bahkan nenek moyang tempo dulu tidak ada yang sekolah. Pendidikan hanya dimiliki oleh mereka anak para pejabat dan kroni-kroni Belanda.

Bahkan kita tahu perempuan tempo dulu hanyalah sebagai konco wingking, kanca adalah teman, sedangkan wingking berarti belakang. Perempuan zaman dulu hanya sebagai teman yang berada di belakang. Hanya bertugas memasak, membesarkan anak dan mengurusi rumah tangga. Perempuan hanya berperan di dapur, di sumur dan di kasur.

Sosok Kartini menjadi pendobrak pendidikan bagi kaum hawa, lahirnya Kartini menjadi cikal bakal emansipasi wanita. Kartini menyatakan bahwa wanita mempunyai hak yang sama layaknya kaum pria.Mereka berhak mendapatkan pendidikan, pekerjaan juga berhak bersosialisasi di masyarakat.

Kartini adalah sosok guru, dan teladan bagi wanita Indonesia. Sehingga berkat perjuangannya dapat mengangkat derajat kaum wanita di negeri tercinta ini.

Semua berawal dari Pendidikan maka gurulah yang berada di garda depan dalam mengawal dan menentukan bangsa ini. Selama masih ada bayi yang dilahirkan maka selama itu pula kita masih membutuhkan keberadaan guru.  

Selamat hari Guru Nasional, berkat jasamu, Indonesia maju. Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun