"Ucapkan Alhamdulillah, saat kita dapat hadiah," sahutku kemudian.
***
Pagi itu sangat cerah, musim kemarau panjang membuat sinar mentari lebih terang pada jam di mana ayam masih berada di kandang.Â
Angin pun berhembus santun sesopan penghuni rumah yang merasakan kehangatan nikmat Tuhan yang tak terhitung.
Setelah jalan-jalan pagi kakak menyiapkan pudding, nampan, juga lilin yang telah disiapkan semalam.Â
"Mbak, kapan bisa makan pudingnya?" tanya Ananda menggerutu tak sabar ingin segera mencicipi.
"Mandi dulu, berpakaian yang rapi, setelah itu tiup lilin dan makan puding," jawab kakaknya.
Segera dia masuk kamar mandi, dengan semangat menyelesaikan mandinya dan berdandan rapi sesuai perintah kakaknya. Kami pun segera menyiapkan pudding dan menyalakan lilin.
Lagu selamat ulang tahun kami nyanyikan bersama, tampak wajah Ananda bahagia, merasa dirinya diperhatikan, dan disayang dalam keluarga. Kalimat selamat ulang tahun saya ucapkan bergantian dengan kedua kakaknya.
Saya mencium kedua pipi Ananda, saya tak memberikan kado apa-apa, saya hanya memberikan pesan, "Tambah pinter, solihah dan rajin ngaji ya."