Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sebagian Buku Kurikulum Merdeka Belum Terpenuhi, Apa yang Harus Dilakukan?

20 Agustus 2023   17:00 Diperbarui: 21 Agustus 2023   09:04 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan pembelajaran di kelas 5, SDN Tunggulrejo.  Dokumentasi pribadi

Saat ini pemerintah melalui Kemendikbudristek telah menginstruksikan untuk mengganti Kurikulum 13 menjadi Kurikulum Merdeka. Sebagai pelaksana pendidikan di garda depan, guru utamanya, harus sendiko dhawuh. Kami guru-guru siap mengimplementasikan apa yang menjadi kebijakan Kemendikbudristek.

Tentu semua harus mempersiapkan di awal tahun pelajaran, baik gurunya maupun buku-bukunya. Secara bertahap guru mendapatkan pelatihan Kurikulum Merdeka. Tahun ini lembaga saya sudah empat kelas yang melaksanakan Kurikulum Merdeka yaitu kelas 1, 2, 4 dan 5. Sedangkan kelas 3 dan 6 belum melaksanakan Kurikulum Merdeka karena guru-gurunya belum mengikuti pelatihan. 

Dalam mengimplementasikan kurikulum ini memang harus ada kesiapan baik sapras ataupun SDM-nya. Idealnya buku-buku pengganti kurikulum 13 harus tersedia terlebih dahulu, sedangkan guru-guru sebagai pelaksana harus mengikuti pelatihan.

Dalam pelaksanaannya Kemendikbudristek memberikan opsi atau pilihan terhadap kesiapan sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka ini. Pilihan-pilihan tersebut antara lain:

Pertama, Mandiri Belajar.

Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) jalur Mandiri Belajar, kepala sekolah dan guru menerapkan komponen dan prinsip Kurikulum Merdeka tetap menggunakan kurikulum tahun 2013.

Dengan kata lain sekolah yang memilih jalur Mandiri Belajar masih menggunakan Kurikulum 2013, tapi sudah mulai menerapkan prinsip-prinsip yang ada di Kurikulim Merdeka, terutama dalam penguatan literasi, numerasi dan penguatan pendidikan karakter yang ada di Kurikulum Merdeka.

Kedua, Mandiri Berubah.

Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) jalur Mandiri Berubah kepala sekolah dan guru sudah menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang disediakan pada satuan Pendidikan.

Dengan kata lain sekolah yang memilih Mandiri Berubah sudah sepenuhnya memanfaatkan platfom Merdeka Mengajar yang disiapkan Kemendikbudristek seperti memilih CP (Capaian Pembelajaran), TP (Tujuan Pembelajaran), ATP (Acuan Tujuan Pembelajaran), perangkat ajar, asesmen dan semua yang dibutuhkan sekolah dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.

Dokumen pribadi, suasana saat pembelajaran di kelas.
Dokumen pribadi, suasana saat pembelajaran di kelas.

Ketiga, Mandiri Berbagi.

Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) jalur mandiri berbagi, kepala sekolah dan guru menerapkan Kurikulum Merdeka dengan melakukan pengembangan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan.

Dengan kata lain sekolah yang memilih Mandiri Berbagi sudah siap dalam melaksanakan praktik baik terkait pengembangan perangkat ajar. Sekolah juga sudah siap dari sarana dan prasarana, juga sumbar daya manusianya.

Selain itu sekolah yang memilih jalur ini, sudah bisa berbagi ke sekolah-sekolah lain dalam bentuk karya inovatif dengan tetap mengikuti prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. 

Dari ketiga pilihan di atas tentu kepala sekolah dan guru harus bermusyawarah untuk menentukan kira-kira sekolah siap melaksanakan yang mana dari ketiga pilihan tersebut.

Mungkin diantara rekan-rekan guru memilih pilihan nomor dua, seperti di sekolah saya yaitu Mandiri Berubah. 

Di jalur Mandiri Berubah, kita disiapkan segala macam perangkat pembelajaran oleh Kemendikbutristek dan kita tinggal unduh di platform Kurikulum Merdeka. Tinggal bagaimana guru menunjukkan kesiapannya untuk melengkapi perangkat ajarnya.

Namun yang menjadi pertanyaan, bagaimana jika bukunya belum semuanya ada. Misalnya di sekolah saya buku-buku sudah kita pesankan mulai dari Bahasa Indonesia, IPA dan Matematika namun justru Buku PKN belum ada hingga saat ini.

Akhirnya kami pun mencari di toko-toko buku, hasilnya juga sama masih nihil. Lalu apa yang perlu kita siapkan?

Dokumen pribadi, saat pembelajaran
Dokumen pribadi, saat pembelajaran

Pertama, mencari buku panduan guru sesuai buku yang belum tersedia.

Setelah kita menemukan buku pegangan guru, kita akan mengetahui materi apa saja yang harus disampaikan pada siswa. Dalam buku tersebut telah lengkap isinya, materi juga bagaimana kesiapan guru dalam setiap materi ajarnya.

Di dalam buku guru dituliskan Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) guru saat mengajar. Mulai dari pendahuluan, kegiatan inti juga penutup. Buku panduan guru sudah kumplit, tinggal melaksanakannya. Namun sayang di sekolah kami buku siswa belum ada hingga saat ini.

Kedua, menyiapkan materi yang sesuai dengan buku guru.

Di dalam buku guru sudah ada materi pembelajaran siswa, untuk itu guru bisa browshing di internet, materi-materi yang relevan dengan buku ajar. Misalnya di pembelajaran satu tentang penerapan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Kita bisa mencari video-vidio pembelajaran tentang bagaimana penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan saat kita di kelaspun kita bisa menentukan contoh kegiatan apa saja yang termasuk dalam pengamalan sila Pancasila.

Misalnya saat memulai pelajaran ketua kelas memimpin doa, hal ini sudah termasuk penerapan sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa.

Ketiga, menyiapkan alat atau sumber belajar. 

Tak ada rotan akarpun jadi, saat buku siswa belum ada kita bisa menyiapkan sumber belajar lain yang sesuai dengan tema dan materi ajar. Misalnya kita menyiapkan LCD, laptop, internet untuk mencari video-vidio pembelajaran yang sesuai dengan materi.

Karena pembelajaran pertama tentang penerapan sila-sila Pancasila, maka sayapun mencari contoh-contoh kegiatan siswa yang bencerminkan sila pertama, kedua, dan selanjutnya. Hal ini memudahkan siswa memahaminya karena mereka bisa menyaksikan dalam bentuk visual atau gambar-gambar yang menarik.

Keempat, menyiapkan buku catatan.

Sebaiknya siswa menyiapkan buku catatan untuk menulis hal-hal penting yang perlu dirangkum. Jika membaca menangkap makna maka menulis dapat mengikat makna.

Dari buku catatan tersebut anak-anak bisa mempelajari di rumah hal-hal penting apa yang telah dipelajarai selama di sekolah.

Bapak dan Ibu, platform Merdeka Belajar memang sudah digaungkan sejak lama, namun dalam pelaksanaannya tentu masih perlu perbaikan-perbaikan, utamanya dalam kesiapan materi ajar terutama buku siswa.

Untuk itu perlu adanya kerja sama antara semua pihak agar pelaksanaan Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan pada semua lembaga pendidikan.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun