Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sosok Kartini-Kartini Masa Kini yang Terabaikan

28 April 2023   05:41 Diperbarui: 29 April 2023   10:00 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang nenek yang berjualan pisang.| Sumber: blog.baliwww.com

Gambar Kartini diambil dari Kumparan.com
Gambar Kartini diambil dari Kumparan.com

Mamanya Bulan adalah sosok Kartini masa kini yang tak mengenal lelah, dia sadar pendidikan sangat penting bagi anak-anaknya. Hal ini juga menjadi cita-cita R.A.Kartini bahwa perempuan harus mengenyam pendidikan setinggi mungkin, jangan hanya sebagai konco wingking bagi kaum Adam.

Saya yakin banyak sosok Mama Bulan yang lain di luar sana yang berjuang demi kelangsungan pendidikan anak-anaknya.

Bu Mawar saya menyebutnya, seorang guru di Taman Kanak-Kanak yang berjuang demi kedua anaknya yang masih sekolah. Anak pertamanya SMA kelas XI dan yang kedua kelas 6 SD.

Sudah 12 tahun ini suaminya terkena strok, nyaris semua beban hidupnya dia yang menanggung. "Saya hanya bisa berusaha semampuku Bu, pasrah kepada yang Maha Kuasa, rezeki anak sekolah pasti ada." ucapnya saat bertemu lebaran kemarin.

Bu Mawar juga meneruskan perjuangan Kartini, bagaimana dia bertahan dan menanggung beban hidupnya, dengan sabar merawat suaminya yang strok namun di sisi lain dia harus membiayai anak-anaknya yang masih sekolah.

Bu Mawar juga menjadi Kartini masa kini yang pantas diacungi jempol, bertekad menjadi sosok istri yang salihah, mendampingi suami dengan setulus hati, juga bekerja dan berjuang untuk masa depan anak-anaknya.

Ilustrasi seorang nenek yang berjualan pisang.| Sumber: blog.baliwww.com
Ilustrasi seorang nenek yang berjualan pisang.| Sumber: blog.baliwww.com

Ada lagi sosok Kartini yang saya baca di WA grup keluarga, bahwa seorang nenek tua, sebut saja Mbah Minah, bekerja sebagai penjual pisang. Terik matahari yang menyengat tak dihiraukan demi menjajakan buah pisangnya.

Seorang pembeli menghampirinya. Dibelinya semua pisangnya, saat ditanya, "Kenapa berjualan, saat puasa seperti ini, wong sudah sepuh?" Mbah Minah dengan ceria mengatakan "Justru karena puasa saya harus berjualan, karena mengejar lebaran."

Mbah Minah berjualan sampai siang, Jam 3 sore sudah harus pulang untuk menyiapkan es buah dan aneka cemilan untuk anak-anak yang ngaji di TPA, surau tempat Mbah Minah tinggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun