Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sosok Kartini-Kartini Masa Kini yang Terabaikan

28 April 2023   05:41 Diperbarui: 29 April 2023   10:00 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang nenek yang berjualan pisang.| Sumber: blog.baliwww.com

Jika tahun sebelumnya memperingati Hari Kartini banyak cara yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan baik negeri maupun swasta. Biasanya mereka memakai pakaian ala Kartini salah satunya memakai busana kebaya.

Demikian juga di lembaga pendidikan. Semua guru perempuan memakai kebaya ala Kartni tempo dulu. juga mengadakan lomba-lomba dengan kostum kebaya. Misalnya nyunggi tampah pakai kebaya, memindahkan kelereng di sendok, fashion show, baca puisi, dan lain-lain.

Tahun ini karena bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri maka momen Kartini cukup dirasakan dengan hati bahwa semangat Kartini masih tetap ada dalam rangka menjunjung tinggi harkat dan martabat wanita, utamanya mengedepankan pendidikan bagi kaum wanita.

Ada banyak wanita-wanita Kartini masa kini yang terabaikan berjuang demi masa depan anak-anaknya, mengurus keluarga dan mewujudkan cita-citanya meraih masa depan.

Seorang wali murid yang kebetulan single parent. Tiga anak yang menjadi tanggungannya. Anak pertama SMP kelas 1, adiknya SD kelas 4, adiknya lagi SD kelas 2. Ketiganya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Sudah dua tahun ini tak ada kabar berita sejak suaminya meninggalkannya dengan alasan bekerja. Mamanya Bulan (bukan nama sebenarnya) bekerja banting tulang untuk membiayai ketiga anak perempuannya. Dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Tempat dia bekerja cukup jauh dari tempat tinggalnya, ditempuhnya selama 1 jam. "Mengapa tidak tidur saja di rumah majikan Mbak?",

"Wah, saya tak tega dengan anak-anak Bu, nanti mereka tidur sendirian."

Mereka tinggal di rumah kontrakan, Mama Bulan cukup tegar tanpa mengeluh dengan polosnya mengatakan "Sampun bagiane Bu, gak papa yang penting badan sehat, sehingga saya bisa bekerja."

"Saya ingin anak-anak sekolah, tidak seperti saya SMP saja tidak tamat, sehingga bisanya ya bekerja menjadi pembantu," ucapnya saat obrolan itu berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun