"Kamu memang anak pintar, tapi kamu harus bersikap yang sopan pada temanmu, kamu paham Kino."
"Iya Bu, saya paham," jawab Kino sembari mengulurkan tangannya pada Kusnun, tanda permintaan maaf.
Ilustrasi di atas menggambarkan betapa pentingnya guru memberikan pembelajaran sosial dan emosional pada anak. Hal ini supaya anak dapat meningkatkan sikap positif dan toleransi terhadap orang lain dan lingkungan sekolah.Â
Menurut Aristoteles (filsuf) "Mendidik pikiran tanpa mendidik hati, adalah bukan pendidikan sama sekali".
Uangkapan di atas sejalan dengan pemikiran Ki hajar Dewantara bahwa pendidik adalah penuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya.
Untuk mencapai derajat yang luhur, berkepribadian, dan toleransi antar sesama maka penting kiranya anak-anak dibekali dengan pembelajaran sosial dan emosional.
Apa itu pembelajaran sosial dan emosioanal
Pembelajaran sosial dan emosional atau yang disingkat dengan PSE adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaboratif ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap positif.
Adapun tujuan dari pembelajaran sosial dan emosional ini adalah supaya anak dapat memahami dan mengelola emosi, menetapkan tujuan positif, merasakan empati kepada orang lain, membangun hubungan yang positif dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Adapun kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran sosial dan emosional adalah sebagai berikut :