Guru tidak bisa memaksa murid untuk berbuat sesuatu, jika murid tersebut memilih tidak mau melakukannya. Jika guru sedang mengontrol perilaku murid sehingga dia  melakukan hal itu dikarenakan murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol. Pada saat itulah bentuk kontrol guru menjadi kebutuhan dasar murid yang dipilihnya. Â
Kedua, ilusi bahwa semua penguatan efektif dan bermanfaat
Penguatan positif atau bujukan adalah  salah satu bentuk kontrol. Segala usaha yang dimaksudkan untuk mempengaruhi murid agar mengulangi tindakan dan perilaku adalah usaha untuk mengontrol murid.Â
Dalam jangka waktu tertentu murid akan menyadari  dan mencoba menolak bujukan tersebut. Atau sebaliknya murid menjadi tergantung dengan penguatan yang disampaikan guru.
Ketiga, ilusi bahwa kritik dapat menguatkan karakter
Menggunakan kritik bisa mengontrol murid. Memberikan penguatan berupa kritik supaya murid bisa belajar dari kegagalannya. Hal tersebut dapat menguatkan karakter siswa.
Kritik membangun yang disampaikan dengan hati-hati akan menjadi pemantik murid untuk lebih dewasa dalam bertindak.
Keempat, ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa
Sebagian orang dewasa beranggapan bahwa mereka memiliki tanggung jawab terhadap murid untuk melakukan pada hal-hal tertentu. Apapun akan diterima jika terdapat sebuah kemajuan. Namun dengan berjalannya waktu orang dewasa akan menyadari bahwa perilaku memaksa tidak efektif untuk jangka waktu yang panjang karena akan menimbulkan efek yang negatif.
Bapak ibu, penting kiranya menanamkan budaya positif  pada anak-anak kita, baik itu di lingkungan keluarga maupun di sekolah. Kebiasaan positif yang dilakukan akan menumbuhkan karakter yang kuat, mandiri, kreatif, bernalar kritis dan bertanggung jawab.  Â
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.