Apa yang terjadi pada keluarga Andini bukan cerita sinetron, tetapi fakta, hal tersebut juga dialami oleh pasangan muda zaman now. Semua berawal dari ketidakterbukaan antar pasangan.
Namun pada tulisan kali ini saya akan membahas bagaimana keterbukaan antara anak dengan orang tua.Â
Pada prinsipnya selama anak belum menikah sebaiknya apapun yang menjadi masalah anak  menjadi tanggung jawab orang tua, apalagi jika anak masih dalam masa sekolah.
Bagaimana menciptakan komunikasi dengan anak? Berikut kiat yang bisa dilakukan.
Satu, jadikan kita sebagai orang yang paling dekat dengan anak
Hubungan orang tua dan anak tentu tak tergantikan, namun dengan bertambahnya usia terkadang anak mempunyai teman dan sahabat  baik di sekolah maupun  dalam organisasi lain. Sebaik apapun teman dan sahabat dekatnya jangan gantikan peran kita sebagai orang tua.
Mungkin dia akan curhat tentang apa yang menjadi masalahnya pada orang lain, namun tanamkan bahwa kita sebagai orang tua sebaiknya tahu masalah yang dihadapinya.
Hal ini bisa dimulai ketika pertama kalinya anak gadis kita mendapatkan menstruasi. Banyak reaksi anak gadis yang pertama kali mengalami menstruasi, ada yang menangis, sedih, bingung, dan lain-lain. Maka kita akan menjadi orang pertama yang memberikan nasehat dan pesan kebaikan pada anak gadis kita.
Teringat pertama kali anakku mengalami datang bulan, dia menangis sejadi-jadinya, takut dan galau, saya menghiburnya dan menyampaikan, "Gak apa-apa itu kodrat wanita, dan harus diterima. Itu tandanya kamu sudah baligh atau dewasa."
"Mulai sekarang kamu harus hati-hati dalam bergaul, suatu saat kamu akan tertarik pada lawan jenis. Mama selalu ada untukmu," itulah pesan yang pertama kali kuucapkan pada putriku, sehingga dia tahu bahwa orang pertama kali yang harus tahu masalahnya adalah ibunya bukan orang lain. Â Â